Wednesday, April 4, 2012

Hal-hal Penting dalam perencanaan supervisi

Hal-hal Penting dalam perencanaan supervisi


a. Tidak ada rencana yang standard dalam supervisi
Tiap guru mempunyai kemampuan dan kelemahan yang berbeda; memerlukan bantuan yang berbeda dari guru-guru yang lainnya dalam keadaan yang tidak sama dengan guru-guru lainnya. Supervisi merupakan usaha untuk membantu Guru meningkatkan kemampuannya dan penampilannya, sesuai dengan kebutuhannya dalam situasi bekerjanya. Karena itu tiap bantuan harus diberikan dan direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan situasi tersebut.

Dalam supervisi tidak dapat digunakan suatu pola tetap dalam rencana, terutama dalam penentuan permasalahannya dan cara-cara pemecahannya. Kalaupun masalahnya mungkin sama, tetapi latar belakang timbulnya masalah mungkin berbeda, dan karena itu cara pemecahannyapun akan berbeda.

b. Perencanaan Supervisi memerlukan kreatifitas
Tiap sekolah mempunyai situasi tersendiri dengan keadaan yang berbeda dan masalah yang berlainan. Peningkatan pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan kebutuhan kebutuhan murid-muridnya, dengan tujuan khusus sekolah itu, dengan keadaan dan kemampuan anggota-anggota stafnya, dengan kemampuan sekolah untuk mengadakan fasilitas yang diperlukan. Semua hal-hal tersebut harus diperhatikan dan dijadikan faktor-faktor penentu dalam menyusun program supervisi di sekolah. Hal itu memerlukan kreativitas dari supervisor dalam menyusun programnya.

Apakah kegiatan supervisi di sekolah akan ditujukan kepada memperkaya pengalaman belajar bagi murid, apakah untuk meningkatkan kemampuan para guru dalam memilih dan menggunakan alat pelajaran, apakah peningkatan disiplin dan sikap professional anggota stafnya, apakah mempererat hubungan dan kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan sebagainya, harus ditentukan berdasarkan kreatifitas supervisor dengan memperhatikan kebutuhan dan situasi setempat.

c. Perencanaan Supervisi harus komprehensif
Usaha peningkatan kegiatan belajar mengajar mencakup berbagai segi yang sukar dipisah-pisahkan. Guru, alat, metode, keadaan fisik, murid, sikap Kepala sekolah, semuanya itu bersangkut-paut dan saling mempengaruhi. Supervisor harus dapat mengatur kegiatan supervisinya agar tujuan-tujuan dapat tercapai sebaik-baiknya, satu persatu, secara berurutan dan bertahap. Setiap tahapan yang dicapai harus berada dalam rangka pencapaian tujuan yang lebih jauh lagi. Semua segi-segi dan tahapan-tahapan yang dicapai harus merupakan satu keseluruhan, suatu kesatuan yang menyeluruh. Karena itu perencanaannya harus komprehensif dan memperhatikan semua segi-segi dari proses belajar-mengajar, meskipun dalam pencapaiannya harus bertahap.

d. Perencanaan supervisi harus kooperatif
Supervisi bukan masalah perorangan. Proses belajar-mengajar menyangkut soal seluruh sekolah, bukan hanya seorang guru saja, atau hanya Kepala Sekolah saja. Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan supervisinya seorang supervisor akan memerlukan bantuan orang lain, anggota staf lainnya, dan karena itu dalam perencanaannyapun diperlukan bantuan dari orang-orang yang kemudian akan turut dalam pelaksanaannya. Karena itu pulalah perencanaan supervisi harus kooperatif, mengikutsertakan sebanyak mungkin fihak-fihak yang berhubungan dengan proses belajar-mengajar di sekolah.

Supervisor sebagai perencana harus merupakan seorang pemimpin dan pembimbing dalam kerjasama kelompok, dan bukan pengambil keputusan dan pelaksana tunggal. Supervisor sebagai pemimpin harus dapat mendorong orang lain untuk berinisiatif, dan harus dapat memanfaatkan inisiatif orang lain. Karena itu perencanaan yang dilakukan supervisor harus kooperatif.

e. Perencanaan supervisi harus fleksibel
Rencana supervisi harus memberikan kebebasan untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan keadaan dan perubahan yang terjadi. Seorang supervisor yang bijaksana tidak terpaku pada cara-cara pencapaian tujuan yang telah ia rencanakan, tetapi selalu berusaha menyesuaikannya pada situasi baru dan tekanan-tekanan keadaan.

Sifat perencanaan yang fleksibel ini tidak berarti bahwa tujuan yang dirumuskan dalam rencana tidak boleh jelas dan kongkrit. Tujuannya harus jelas dan kongkrit terperinci, cara-cara pencapaiannya harus diperhitungkan dengan seksama. Supervisor harus mampu menyesuaikan rencana pada situasi baru timbul. Untuk itu pada waktu penyusunan rencana harus sudah difikirkan berbagai alternatif-alternatif pemecahannya. Dan untuk itu pula perlunya perencanaan yang kooperatif, agar terhimpun ide sebanyak-banyaknya.

No comments:

Post a Comment