KATA PENGANTAR
Puji
syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas yang telah diberikan kepada kami berupa makalah dengan judul “Karakteristik Anak Usia Dini”.
Dalam
penyusunan makalah ini kami yakin masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,
kami mengharap kepada para pendidik khususnya dan para pembaca umumnya untuk
memberikan saran dan kritik, dalam rangka penyempurnaan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Hanya
kepada Allah SWT kami memohon semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Pandeglang, 09 Oktober 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................ i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB
I : PENDAHULUAN..................................................... 1
1.1.
Latar
Belakang............................................................. 1
1.2.
Tujuan
Pembahasan................................................... 1
BAB
II : PEMBAHASAN....................................................... 2
2.1.
Pentingnya
Memahami Anak Usia Dini................. 2
2.2.
Karakteristik
Perkembangan Anak Usia Dini........ 3
2.3.
Kondisi
Yang Mempengaruhi Anak Usia Dini....... 6
2.4.
Pola
Perkembangan Anak Usia Dini........................ 7
2.5.
Cara
Belajar Anak Usia Dini...................................... 9
BAB
III : PENUTUP................................................................ 11
Kesimpulan............................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini sangat penting
bagi di perguruan tinggi di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dengan pendidikan
anak usia dini akan tercipta keserasian hubungan antara siswa dengan guru.
Di samping itu kami mengambil judul
karakteristik anak usia dini karena kami ingin tahu lebih mendalam
karakteristik anak usia dini mulai dari umur 0 – 6 tahun.
1.2.
Tujuan Pembahasan
a. Menjelaskan pentingnya memahami anak usia
dini.
b. Menjelaskan karakteristik perkembangan
anak usia dini.
c. Menjelaskan kondisi yang mempengaruhi
anak usia dini.
d. Menjelaskan pola perkembangan anak usia
dini.
e. Menjelaskan cara belajar anak usia dini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pentingnya Memahami Anak Usia Dini
Anak usia dini memiliki karakteristik
yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa
kanak-kanak juga masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab
masa kanak-kanak adalah masa pembentukan pondasi dan masa kepribadian yang akan
menentukan pengalaman anak selanjutnya. Sedemikian pentingnya usia tersebut
maka memahami karakteristik anak usia dini menjadi mutlak adanya bila ingin
memiliki generasi yang mampu mengembangkan diri secara optimal.
Pengalaman yang dialami anak pada usia
dini akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan selanjutnya. Pengalaman tersebut
akan bertahan lama. Bahkan tidak dapat terhapuskan, walaupun bisa hanya
tertutupi. Bila suatu saat ada stimulasi yang memancing pengalaman hidup yang
pernah dialami maka efek tersebut akan muncul kembali walau dalam bentuk yang
berbeda.
Beberapa hal menjadi alasan pentingnya
memahami karakteristik a anak usia dini. Sebagian dari alasan tersebut dapat
diuraikan sebagaimana berikut :
a. Usia dini merupakan usia yang paling
penting dalam tahap perkembangan manusia, sebab usia tersebut merupakan periode
diletakkannya dasar struktur kepribadian yang dibangun untuk sepanjang
hidupnya. Oleh karena itu perlu pendidikan dan pelayanan yang tepat.
b. Pengalaman awal sangat penting, sebab
dasar awal cenderung bertahan dan akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak
sepanjang hidupnya, disamping itu dasar awal akan cepat berkembang menjadi
kebiasaan. Oleh karena itu perlu pemberian pengalaman awal yang positif.
c. Perkembangan fisik dan mental mengalami
kecepatan yang luar biasa, dibanding dengan sepanjang usianya. Bahkan usia 0 –
8tahun mengalami 80% perkembangan otak dibanding sesudahnya. Oleh karena itu
perlu stimulasi fisik dan mental.
Ada banyak hal yang diperoleh dengan
memahami karakteristik anak usia dini antara lain :
a. Mengetahui hal-hal yang dibutuhkan oleh
anak yang bermanfaat bagi perkembangan hidupnya.
b. Mengetahui tugas-tugas perkembangan anak
sehingga dapat memberikan stimulasi kepada anak agar dapat melaksanakan tugas
perkembangan dengan baik.
c. Mengetahui bagaimana membimbing proses
belajar anak pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
d. Menaruh harapan dan tuntutan terhadap
anak secara realistis.
e. Mampu mengembangkan potensi anak secara
optimal sesuai dengan keadaan dan kemampuan.
2.2.
Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini
Anak usia dini (0 – 8 tahun) adalah
individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan karena itulah maka usia
dini dikatakan sebagai golden age
(usia emas) yaitu usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya.
Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik. Secara lebih rinci akan
diuraikan karakteristik anak usia dini sebagai berikut :
a. Usia 0 – 1 tahun
Pada masa bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan luar
biasa, paling cepat dibanding usia selanjutnya. Berbagai kemampuan dan
ketrampilan dasar dipelajari anak pada usia ini. Beberapa karakteristik anak
usia bayi dapat dijelaskan antara lain :
1. Mempelajari ketrampilan motorik mulai
dari berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan.
2. Mempelajari ketrampilan menggunakan panca
indera, seperti melihat atau mengamati, meraba, mendengar, mencium dan mengecap
dengan memasukkan setiap benda ke mulutnya.
3. Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang
baru lahir telah siap melaksanakan kontrak sosial dengan lingkungannya.
Komunikasi responsif dari orang dewasa akan mendorong dan memperluas respon
verbal dan non verbal bayi.
Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar tersebut merupakan
modal penting bagi anak untuk menjalani proses perkembangan selanjutnya.
b. Usia 2 – 3 tahun
Anak pada usia ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik
dengan masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang
pesat. Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun antara
lain :
1. Anak sangat aktif mengeksplorasi
benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam
dan keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak
terhadap benda-benda apa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat
efektif. Motivasi belajar anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi
dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.
2. Anak mulai mengembangkan kemampuan
berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang
belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami
pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.
3. Anak mulai belajar mengembangkan emosi.
Perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia.
Sebab emosi bukan ditemukan oleh bawaan namun lebih banyak pada lingkungan.
c. Usia 4 – 6 tahun
Anak usia 4 – 6 tahun memiliki karakteristik antara lain :
1. Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak
sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk
mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
2. Perkembangan bahasa juga semakin baik.
Anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan
pikirannya dalam batas-batas tertentu.
3. Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat
pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap
lingkungan sekitar. Hl itu terlihat dari seringnya anak menanyakan segala
sesuatu yang dilihat.
4. Bentuk permainan anak masih bersifat
individu, bukan permainan sosial. Walaupun aktifitas bermain dilakukan anak
secara bersama.
d. Usia 7 – 8 tahun
Karakteristik perkembangan anak usia 7 – 8 tahun antara lain
:
1. Perkembangan kognitif anak masih berada
pada masa yang cepat. Dari segi kemampuan, secara kognitif anak sudah mampu
berpikir bagian per bagian. Artinya anak sudah mampu berpikir analisis dan
sintesis, deduktif dan induktif.
2. Perkembangan sosial anak mulai ingin
melepaskan diri dari otoritas orangtuanya. Hal ini ditunjukkan dengan kecenderungan
anak untuk selalu bermain di luar rumah bergaul dengan teman sebaya.
3. Anak mulai menyukai permainan sosial.
Bentuk permainan yang melibatkan banyak orang dengan saling berinteraksi.
4. Perkembangan emosi anak sudah mulai
berbentuk dan tampak sebagai bagian dari kepribadian anak. Walaupun pada usia
ini masih pada taraf pembentukan, namun pengalaman anak sebenarnya telah
menampakkan hasil.
2.3.
Kondisi Yang Mempengaruhi Anak Usia Dini
Banyak hal yang dapat mempengaruhi
kondisi anak usia dini, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu :
a. Faktor bawaan
b. Faktor lingkungan
Pertama, faktor bawaan adalah faktor yang
diturunkan dari kedua orangtuanya, baik yang bersifat fisik maupun psikis.
Faktor bawaan lebih dominan dari pihak ayah daripada ibu atau sebaliknya.
Faktor ini tidak dapat direkayasa oleh orangtua yang menurunkan. Dan hanya
ditentukan oleh waktu satu detik, yaitu saat bertemunya sel sperma dan ovum.
Oleh karena itu, saat ovulasi merupakan saat paling berharga untuk sepanjang
hidup manusia, karena pada saat itulah diturunkan sifat bawaan yang akan
terbawa sepanjang usia manusia.
Kedua, faktor lingkungan yaitu faktor
yang berasal dari luar faktor bawaan, meliputi seluruh lingkungan yang dilalui
oleh anak. Lingkungan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu lingkungan dalam
kandungan dan lingkungan di luar kandungan.
Lingkungan dalam kandungan sangat penting
bagi perkembangan anak. Karena perkembangan janin dalam kandungan mengalami
kecepatan luar biasa, lebih cepat 200.000 kali dibanding perkembangan sesudah
lahir. Oleh karena itu lingkungan yang positif dalam kandungan akan berpengaruh
positif bagi perkembangan janin, demikian juga sebaliknya.
Lingkungan di luar kandungan, juga besar
pengaruhnya terhadap perkembangan anak usia dini. Sebab anak menjadi bagaimana
seorang anak sangat dipengaruhi oleh bagaimana lingkungan memperlakukan dia.
Lingkungan luar kandungan dibedakan menjadi tiga hal yaitu :
a. Lingkungan keluarga, yaitu lingkungan
yang dialami anak dalam berinteraksi dengan anggota keluarga baik interaksi
secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan keluarga khususnya dialami
anak usia 0 – 3 tahun. Usia ini menjadi landasan bagi anak untuk melalui proses
selanjutnya.
b. Lingkungan masyarakat atau lingkungan
teman sebaya. Seiring bertambahnya usia, anak akan mencari teman untuk
berinteraksi dan bermain bersama. Kondisi teman sebaya turut menentukan
bagaimana anak jadinya.
c. Lingkungan sekolah. Pada umumnya anak
akan memasuki lingkungan sekolah pada usia 4 – 5 tahun atau bahkan yang 3
tahun. Lingkungan di sekolah besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak.
Sekolah yang baik akan mampu berperan secara baik dengan memberi kesempatan dan
mendorong anak untuk mengaktualisasikan diri sesuai dengan kemampuan yang
sesungguhnya.
2.4.
Pola Perkembangan Anak Usia Dini
Perkembangan setiap anak memiliki pola
yang sama, walaupun kecepatannya berbeda. Setiap anak mengikuti pola yang dapat
diramalkan dengan cara dan kecepatannya sendiri. Sebagian anak berkembang
dengan tertib tahap demi tahap, langkah demi langkah. Namun sebagian yang lain
mengalami kecepatan melonjak. Di samping itu ada juga yang mengalami
penyimpangan atau keterlambatan. Namun secara umum setiap anak berkembang
dengan mengikuti pola yang sama. Beberapa pola tersebut antara lain :
a. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik mengikuti hukum perkembangan yang disebut
“cephalocaudal”
dan “proximodistal”.
Hukum cephalocaudal menyatakan bahwa perkembangan dimulai dari kepala kemudian
menyebar ke seluruh tubuh sampai ke kaki. Sedangkan hukum proximodistal menyatakan
bahwa perkembangan bergerak dari pusat sumbu ke ujung-ujungnya atau dari bagian
yang dekat sumbu pusat tubuh ke bagian yang lebih jauh.
b. Perkembangan bergerak dari tanggapan umum
menuju ke tanggapan khusus
Bayi pada awal perkembangan memberikan reaksi dengan
menggerakkan seluruh tubuh. Semakin lama ia akan mampu memberikan reaksi dalam
bentuk gerakan khusus. Demikian seterusnya dalam hal-hal lain.
c. Perkembangan berlangsung secara
berkesinambungan
Proses perkembangan diawali dari bertemunya sel sperma dan
ovum yang disebut ovulasi, dan terus secara berkesinambungan hingga kematian.
Kadang perlahan, kadang cepat, kadang maju terus, kadang sejenak mundur. Satu
tahap perkembangan menjadi landasan bagi tahap perkembangan selanjutnya. Tidak
ada pengalaman anak yang sia-sia atau hilang terhapus. Hanya tertutupi oleh
pengalaman-pengalaman berikutnya.
d. Terhadap periode keseimbangan dan tidak
keseimbangan
Setiap anak mengalami periode dimana ia merasa bahagia,
mudah menyesuaikan diri dan lingkungannya pun bersikap positif terhadapnya.
Namun juga ada masa ketidakseimbangan yang ditandai dengan kesulitan anak untuk
menyesuaikan diri, sulit diatur, emosi negatif dan sebagainya. Pola tersebut
bila digambarkan ibarat spiral yang bergerak melingkar dengan jangka waktu kurang
lebih 6 bulan, hingga akhirnya anak menemukan ketenangan dan jati diri.
e. Terhadap tugas perkembangan yang harus
dilalui anak dari waktu ke waktu
Tugas perkembangan adalah sesuatu yang harus dilakukan atau
dicapai oleh anak berdasarkan tahap usianya. Tugas perkembangan bersifat khas,
sesuai dengan tuntutan dan ukuran yang berlaku di masyarakat. Misalnya bayi
lahir dia akan melaksanakan tugas perkembangan berguling, tengkurap, duduk,
berdiri, berjalan, bermain dan seterusnya. Kualitas dan kuantitas tugas perkembangan
antara satu daerah berbeda dengan daerah lain.
2.5.
Cara Belajar Anak Usia Dini
Anak pada usia dini (0 – 8 tahun)
memiliki kemampuan belajar yang luar biasa. Khususnya pada masa kanak-kanak
awal. Keinginan anak untuk belajar menjadikan ia aktif dan eksploratif. Anak
belajar dengan seluruh panca inderanya untuk dapat memahami sesuatu, dan dalam
waktu singkat ia akan beralih ke hal lain untuk dipelajari. Lingkungan lah yang
kadang menjadikan anak terhambat dalam mengembangkan kemampuan belajarnya. Bahkan
seringkali lingkungan mematikan keinginannya untuk bereksplorasi.
Cara belajar anak mengalami perkembangan
seiring dengan bertambahnya usia. Secara garis besar dapat diuraikan cara
belajar anak usia dini mulai dari awal perkembangan.
a. Usia 0 – 1 tahun
Anak belajar dengan mengendalikan kemampuan panca inderanya.
Yakni pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba dan perasa. Secara bertahap
panca indera anak difungsikan lebih sempurna. Hingga usia satu tahun anak ingin
mempelajari apa saja yang dilihat dengan mengarahkan seluruh panca indera. Hal
itu nampak pada aktivitas anak memasukkan segala macam benda ke dalam mulut
sebagai bagian dari proses belajar.
b. Usia 2 – 3 tahun
Anak melakukan proses belajar dengan lebih sungguh-sungguh.
Ia memperhatikan apa saja yang ada di lingkungannya untuk kemudian ditiru. Jadi
cara belajar anak yang utama pada usia ini adalah meniru. Meniru segala hal
yang ia lihat dan ia dengar. Selain itu perkembangan bahasa anak pada usia
tersebut sudah mulai berkembang. Anak mengembangkan kemampuan berbahasa juga
dengan cara meniru.
c. Usia 4 – 6 tahun
Kemampuan bahasa anak semakin baik. Begitu anak mampu
berkomunikasi dengan baik maka akan segera diikuti proses belajar anak dengan
cara bertanya. Anak akan menanyakan apa saja yang ia saksikan. Pertanyaan yang
tiada putus. Saat demikian kognisi anak berkembang pesat dan keinginan anak
untuk belajar semakin tinggi. Anak belajar melalui bertanya dan berkomunikasi.
d. Usia 7 – 8 tahun
Perkembangan anak dari berbagai aspek sudah semakin baik.
Walau demikian proses perkembangan anak masih terus berlanjut. Anak melakukan
proses belajar dengan cara yang semakin kompleks. Ia menggunakan panca
inderanya untuk menangkap berbagai informasi dari luar. Anak mulai mampu
membaca dan berkomunikasi secara luas. Hal itu menjadi bagian dari proses
belajar anak.
BAB III
P E N U T U P
Kesimpulan
1. Pentingnya memahami anak usia dini
mempunyai 3 alasan yaitu usia dini merupakan usia yang paling penting dalam
tahap perkembangan manusia, pengalaman awal sangat penting, dan perkembangan
fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar biasa.
2. Karakteristik perkembangan anak usia dini
secara lebih rinci akan diuraikan sebagai berikut : usia 0 – 1 tahun, usia 2 –
3 tahun, usia 4 – 6 tahun, usia 7 – 8 tahun.
3. Kondisi yang mempengaruhi anak usia dini
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu faktor bawaan dan faktor
lingkungan.
4. Pola perkembangan anak usia dini dibagi
menjadi 5 yaitu : perkembangan fisik, perkembangan bergerak dari tanggapan umum
menuju tanggapan khusus, perkembangan berlangsung secara berkesinambungan,
terdapat periode keseimbangan dan ketidakseimbangan, dan terdapat tugas
perkembangan yang harus dilalui anak dari waktu ke waktu.
5. Cara belajar anak usia dini mulai dari
usia 0 – 1 tahun, usia 2 – 3 tahun, usia 4 – 6 tahun dan usia 7 – 8 tahun.
KEPUSTAKAAN
— Bruse, Tina, Early Childhood Education, London : Holder & Stoughton, 1987.
— Depdikbud, Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak, 1994.
— Ebbeck, Marjory Ann, Early Childhood Education, Melbourne : Longman Cheshire, 1991.
— Hurlock, Elizabeth B., Perkembangan Anak, Jilid I dan Ikan Mas,
Jakarta : Erlangga, 1992.
Jakarta : Erlangga, 1992.
— Makalah Seminar, Mengembangkan Potensi Anak
Usia Dini di Ambarukmo
Palace Hotel Yogyakarta, 24 September 1998.
— Padmonodewo, Soemiarti, Buku Ajar Pendidikan Pra
Sekolah, Depdikbud, Dirjen
Dikti.
— Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 1990, Tentang Pendidikan Pra Sekolah.
— Sholehuddin, M. Drs. Konsep Dasar Pendidikan Pra
Sekolah, IKIP Bandung, 1997.
— Sudjud, Aswarni, Konsep Pendidikan Pra Sekolah, FIP IKIP Yogyakarta, 1997.
No comments:
Post a Comment