BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan merupakan perubahan ke arah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas. Usia lahir sampai dengan pra sekolah merupakan masa keemasan sekaligus dengan masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya, masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakan dasar-dasar pengembangan fisik, bahasa, sosial, emosional, moral dan nilai-nilai agama, kognitif dan seni.
Perkembangan merupakan perubahan ke arah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas. Usia lahir sampai dengan pra sekolah merupakan masa keemasan sekaligus dengan masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya, masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakan dasar-dasar pengembangan fisik, bahasa, sosial, emosional, moral dan nilai-nilai agama, kognitif dan seni.
Keterampilan sosial-emosional pada anal
usia dini akan menjadi pondasi bagi anak-anak untuk menjadi orang dewasa
yang bertanggung jawab, peduli kepada orang lain, dan produktif.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
• Bagaimana reaksi dan pola emosional yang terjadi pada masa bayi?
• Bagaimana perkembangan sosial emosional yang terjadi pada anak usia pra sekolah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
• Bagaimana reaksi dan pola emosional yang terjadi pada masa bayi?
• Bagaimana perkembangan sosial emosional yang terjadi pada anak usia pra sekolah
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian perkembangan sosial emosional pada anak usia pra sekolah adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik sosial emosional yang sering terjadi pada anak usia pra sekolah. Dengan memahami reaksi dan pola sosial emosional anak usia pra sekolah diharapkan kita bisa mengatasi masalah yang menghambat perkembangan anak. Dengan ini anak dapat berkembang dengan normal dan dapat menyongsong kehidupan yang akan datang dengan kesiapan.
Tujuan penelitian perkembangan sosial emosional pada anak usia pra sekolah adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik sosial emosional yang sering terjadi pada anak usia pra sekolah. Dengan memahami reaksi dan pola sosial emosional anak usia pra sekolah diharapkan kita bisa mengatasi masalah yang menghambat perkembangan anak. Dengan ini anak dapat berkembang dengan normal dan dapat menyongsong kehidupan yang akan datang dengan kesiapan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian perkembangan sosial emosional pada anak usia pra sekolah, khususnya bagi saya dan umumnya bagi rekan- rekan supaya dapat mengenal dan memahami perkembangan sosial emosional anak usia dini atau pra sekolah untuk bekal menjalankan profesi sebagai pendidik PAUD.
Manfaat penelitian perkembangan sosial emosional pada anak usia pra sekolah, khususnya bagi saya dan umumnya bagi rekan- rekan supaya dapat mengenal dan memahami perkembangan sosial emosional anak usia dini atau pra sekolah untuk bekal menjalankan profesi sebagai pendidik PAUD.
1.5 Metode Penelitian
Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka, studi pustaka bertujuan untuk mencari beberapa literatur yang berkaitan dengan penelitian ini kemudian yang kemudian penulis gunakan sebagai bahan perlengkapan teoritis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka, studi pustaka bertujuan untuk mencari beberapa literatur yang berkaitan dengan penelitian ini kemudian yang kemudian penulis gunakan sebagai bahan perlengkapan teoritis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Kajian teoritis
Perkembangan adalah perubahan kearah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas. Perkembangan sosial anak usia dini, yaitu perkembangan sosial emosional anak dari masa bayi hingga masa- masa awal sekolah dasar.
Perkembangan adalah perubahan kearah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas. Perkembangan sosial anak usia dini, yaitu perkembangan sosial emosional anak dari masa bayi hingga masa- masa awal sekolah dasar.
Perkembangan sosial emosional meliputi
perkembangan dalam hal emosi kepribadian, dan hubungan interpersonal
(Papua, dkk, 2004) . Perkembangan sosial emosional berkisar tentang
proses sosialisasi, yaitu proses ketika anak mempelajari nilai- nilai
dan perilaku yang diterima dari masyarakat (Dodge, dkk, 2002).
Kesiapan sosial emosional seorang anak
merupakan faktor penting bagi keberhasilan pengembangan anak usia pra
sekolah, keberhasilannya pada tahun- tahun awal di sekolah (sekitar
kelas satu dan dua sekolah dasar) , bahkan keberhasilannya kemudian hari
2.2 Reaksi Dan Pola Emosional Pada Bayi
Keadaan psikologis pada masa bayi adalah pada masa lahir emosi tampak dalam bentuk sederhana hampir tidak terlihat, dapat bertambahnya usia berbagai reaksi emosional menjadi lebih dapat dibedakan dan emosional dapat ditimbulkan rangsangan. Ada dua ciri yaitu :
1. Emosi bayi sangat berbeda misalnya disertai oleh reaksi perilaku yang terlampau hebat bagi rangsangan yang menimbulkannya terutama dalam hal maram atau takut.
2. Emosi lebih mudah dibiasakan pada masa bayi dibandingkan pada periode lain yang disebabkan karena kemampuan intelektual pada masa bayi sehingga mudah bereaksi terhadap rangsangan. Contohnya: bayi tidak mau masuk ke kamar dokter kalau kunjungan terakhir disuntik.
Pola emosional yang lazim pada bayi adalah kemarahan, ketakutan, rasa ingin tahu, dan kegembiraan.
Keadaan psikologis pada masa bayi adalah pada masa lahir emosi tampak dalam bentuk sederhana hampir tidak terlihat, dapat bertambahnya usia berbagai reaksi emosional menjadi lebih dapat dibedakan dan emosional dapat ditimbulkan rangsangan. Ada dua ciri yaitu :
1. Emosi bayi sangat berbeda misalnya disertai oleh reaksi perilaku yang terlampau hebat bagi rangsangan yang menimbulkannya terutama dalam hal maram atau takut.
2. Emosi lebih mudah dibiasakan pada masa bayi dibandingkan pada periode lain yang disebabkan karena kemampuan intelektual pada masa bayi sehingga mudah bereaksi terhadap rangsangan. Contohnya: bayi tidak mau masuk ke kamar dokter kalau kunjungan terakhir disuntik.
Pola emosional yang lazim pada bayi adalah kemarahan, ketakutan, rasa ingin tahu, dan kegembiraan.
2.3 Perkembangan Sosial Emosional Pada Masa Usia Pra sekolah
Dalam periode pra sekolah, anak mampu mengembangkan diri dengan berbagai orang dari berbagai tatanan, yaitu keluarga, sekolah dan teman sebaya. Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan, sebagai perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan- aturan yang berlaku di dalam masyarakat dimana anak berada.
Dalam periode pra sekolah, anak mampu mengembangkan diri dengan berbagai orang dari berbagai tatanan, yaitu keluarga, sekolah dan teman sebaya. Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan, sebagai perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan- aturan yang berlaku di dalam masyarakat dimana anak berada.
Perkembangan sosial diperoleh dari
kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon lingkungan
terhadap anak, pada usia dua tahun anak- anak mulai memantapkan
identitas dirinya dan selalu ingin menunjukan kemauan dan kemampuannya
dengan berbagai pertanyaan. Tidak jarang pada saat tersebut anak- anak
dinilai sebagai anak keras kepala.
Di usia ini anak mengalami banyak perubahan baik fisik dan mental, dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Berkembangnya konsep diri
b. Munculnya egosentris
c. Rasa ingin tahu yang tinggi
d. Imajinasi yang tinggi
e. Belajar menimbang rasa
f. Munculnya kontrol internal
g. Belajar dari lingkungannya
h. Berkembangnya cara berfikir
i. Berkembangnya kemampuan bahasa
j. Munculnya perilaku “buruk”
a. Berkembangnya konsep diri
b. Munculnya egosentris
c. Rasa ingin tahu yang tinggi
d. Imajinasi yang tinggi
e. Belajar menimbang rasa
f. Munculnya kontrol internal
g. Belajar dari lingkungannya
h. Berkembangnya cara berfikir
i. Berkembangnya kemampuan bahasa
j. Munculnya perilaku “buruk”
Baiklah penulis bahas satu persatu sebagai berikut:
a. Berkembangnya konsep diri, secara perlahan pemahamannya tentang kehidupan berkembang. Anak mulai menyadari bahwa dirinya, identitasnya karena kesadarannya itu menunjukan “Akunya” (eksitensi diri). Segalanya ingin ia coba, ia merasa dirinya bisa.
a. Berkembangnya konsep diri, secara perlahan pemahamannya tentang kehidupan berkembang. Anak mulai menyadari bahwa dirinya, identitasnya karena kesadarannya itu menunjukan “Akunya” (eksitensi diri). Segalanya ingin ia coba, ia merasa dirinya bisa.
b. Munculnya egosentris, diusia ini anak
berfikir bahwa segala yang ada dan tersedia adalah untuk dirinya,
semuanya ada untuk memenuhi kebutuhannya. Kuatnya egosentris ini
mempengaruhi perilaku anak dalam bermain, saat bermain anak enggan untuk
meminjamkan mainannya pada anak lain juga menolak mengembalikan mainan
pinjamannya. Wajarlah jika saat seperti ini terjadi konflik dengan
temannya. Pada saat mengalami konflik ini anak belum bisa
menyelesaikannya secara efektif, ia cenderung menghindar dan menyalahkan
orang lain.
c. Rasa ingin tahu yang tinggi, rasa
ingin tahu meliputi berbagai hal termasuk seksual sehingga ia selalu
bereksplorasi dalam apapun dimanapun.
d. Imajinasi yang tinggi, imajinasi yang
tinggi di usia ini sangat mendominasi setiap perilakunya, sehingga anak
sulit membedakan mana khayalan mana kenyataan. Ia kadang suka melebih-
lebihkan cerita. Daya imajinasi ini biasanya melahirkan teman imajiner
(teman yang tidak pernah ada), teman khayalan ini mampu mencurahkan
segala pengalaman dan perasaannya.
e. Belajar menimbang rasa, Diusia 4
tahun minat meniru terhadap teman- temannya mulai berkembang, anak mulai
bisa terlibat dalam permainan kelompok bersama teman- temannya walaupun
kerap terjadi pertengkaran. Hal ini karena ia masih memikirkan dirinya
sendiri. Empati anak mulai berkembang, ia mulai merasakan apa yang
sedang orang lain rasakan. Jika melihat ibunya bersedih ia akan
mendekati, memeluk dan membawa sesuatu yang dapat menghibur. pada masa
ini anak mulai belajar konsep benar salah.
f. Munculnya control internal, Kontrol
internal muncul di akhir masa usia pra sekolah, perasaan malu mulai
muncul ia akan merasa malu dan bersalah jika ia melakukan perbuatan yang
salah. Dengan demikian tepatnya diusia 5 tahun ia sudah siap terjun
kelingkungan di luar rumah dan sudah sanggup menyesuaikan diri dengan
standar perilaku yang di harapkan.
g. Belajar dari lingkungan, Anak mulai
meniru apa yang sering dilakukannya ia belajar mengidentifikasi dirinya
dengan model yang dilihatnya misalnya ia akan berperilaku sama persis
seperti apa yang di lihatnya di TV dan ia pun akan bercita- cita sama
seperti profesi orang tuanya. Jadi di usia ini lingkunganlah yang sangat
berperan dalam membentuk perilakunya.
h. Berkembangnya cara berfikir, Anak
mulai mengembangkan pemahamannya tentang hubungan benda antara bagian
dan keseluruhan. Pemahaman konsep waktu belum berkembang sempurna anak
belum bisa membedakan antara tadi pagi dan kemarin sore.
i. Berkembangnya kemampuan berbahasa,
dibidang masa sebelumnya anak lebih bisa diajak berkomunikasi, ia mulai
mengungkapkan keinginannya dengan bahasa verbal, namun kadang- kadang ia
ingin bereksperimen dengan kata- kata yang kotor atau yang mengejutkan
orang tuanya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
• Dari uraian yang telah dikemukakan, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: sejak bayi, seseorang sudah ada emosi yang tampak yang dapat ditimbulkan melalui rangsangan.
• Perkembangan sosial-emosional diperoleh dari kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon lingkungan terhadap anak.
• Pada usia dini anak mengalami perubahan baik fisik dan mental dengan berbagai karakter.
• Setiap perkembangan memiliki tahapan-tahapan yang mengikuti pola atau arah tertentu begitupun dengan perkembangan sosial-emosional.
• Dari uraian yang telah dikemukakan, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: sejak bayi, seseorang sudah ada emosi yang tampak yang dapat ditimbulkan melalui rangsangan.
• Perkembangan sosial-emosional diperoleh dari kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon lingkungan terhadap anak.
• Pada usia dini anak mengalami perubahan baik fisik dan mental dengan berbagai karakter.
• Setiap perkembangan memiliki tahapan-tahapan yang mengikuti pola atau arah tertentu begitupun dengan perkembangan sosial-emosional.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Hildayani, Rini. 2005. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Shapiro, Lawrence E. 1997. Mengajarkan Emosional Intelligence. Jakarta : Eramedia.
Shapiro, Lawrence E. 1997. Mengajarkan Emosional Intelligence. Jakarta : Eramedia.
No comments:
Post a Comment