MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
FKIP UNS KAMPUS VI KEBUMEN
TAHUN 2010
Kata Pengantar
Puji
syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat
yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
§ Dr.
H. Y. Padmono selaku dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang
telah memberikan ilmu dan bimbingan sebelum pembuatan makalah ini
§ Rekan-rekan
mahasiswa seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
yang sudah sangat membantu dalam terselesaikannya makalah ini
§ Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung juga membantu dalam pembuatan makalah ini
Harapan
penulis semoga dengan adanya pembuatan makalah ini dapat membuat bakat
dan kreativitas kita sebagai calon guru sekolah dasar dalam bidang tulis
menulis semakin bertambah
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh sempurna, untuk itu penulis
harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar menjadi lebih
baik dimasa yang akan dating.
Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuatan
makalah ini didasarkan karena adanya mata kuliah Pendidikan Peserta
Didik yang mengharuskan setiap mahasisiwa S1 program studi PGSD
Universitas Sebelas Maret untuk dapat menyumbangkan karyanya minimal 1
artikel ataupun makalah disetiap akhir penutupan Kompetensi Dasar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan?
2. Apa maksud dari anak adalah totalitas?
3. Apa maksud perkembangan sebagai proses holistic?
4. Apakah yang dimaksud kematangan dan pengalaman?
5. Apakah yang dimaksud kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan?
6. Bagaimana perkembangan biologis dan perseptual anak?
7. Apakah pengaruh faktor hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan anak?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan anak adalah totalitas
3. Mengetahui maksud perkembangan sebagai proses holistic
4. Mengetahui arti kematangan dan pengalaman
5. Mengetahui arti kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan
6. Mengetahui perkembangan biologis dan perseptual anak
7. Mengetahui pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan anak
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan
diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi
jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu
yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu.
Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi-segi
kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang
terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar
atau pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada
perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian
tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan
dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian,
dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai
hasil belajar itu berlangsung secara intensional atau dengan sengaja
diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam
arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut
jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang
bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang
bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna).
Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih
mudah manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan langsung seperti
tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain
halnya dengan segi-segi psikis yang relative sulit diidentifikasi karena
kita hanya mengamati dan sampai batas tertentu.
Perkembangan
diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau
organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara
sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Perkembangan
juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan
(maturation), dan belajar (learning) serta latihan (training)..
Perkembangan
individu dapat ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah
atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat
psikofisis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas
tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan
instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses berpikir, kemampuan
berbahasa dan lain-lain.
B. Anak Sebagai Suatu Totalitas
Konsep anak sebagai suatu totalitas mengandung tiga pengertian, yaitu :
1. Anak adalah makhluk hidup yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya.
Sebagai
suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk hidup yang utuh, yakni
sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang
terdapat dalam dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan psikis anak tersebut
tidak dapat dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu anak dipandang
sebagai suatu individu. Dalam hal ini kita tidak akan memandang anak
sebagai kumpulan organ-organ misalnya ada kepala, kaki, tangan, dan
bagian tubuh
yang terpisah satu sama lain.
2. Keseluruhan aspek anak saling terjalin satu sama lain
Keseluruhan
aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut secara terintegrasi saling
terjalin dan memberikan dukungan satu sama lain. Sebagai misal, anak
yang dimarahi orang tuanya bisa tidak berselera makan, anak yang sedang
sakit nafsu makannya berkurang dan lain-lain. Contoh tersebut
mengilustrasikan adanya keterkaitan dan perpaduan dalam proses kehidupan
dan aktivitas anak. Reaksi-reaksi psikis anak selalu disertai dengan
reaksi fisiknya, begitu pula sebaliknya.
3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan.
Anak
bukan miniature orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam
keseluruhan aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik dalam
segi fisik, cara berfikir, rasionalitas, daya pikir maupun pola
pikirnya. Jadi jangan memaksa anak sesuai dengan yang kita inginkan
karena anak itu juga mempunyai dunianya sendiri. Biarlah mereka menjadi
diri mereka sendiri, suatu saat dengan kematangan dan pengalaman mereka
akan menjadi dewasa.
C. Perkembangan sebagai Proses Holistik dari aspek biologis, kognitif, dan psikososial.
Sesuai
dengan konsep anak sebagai suati totalitas atau sebagai individu,
perkembangan juga merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh
(holistik). Artinya perkembangan terjadi tidak hanya dalam aspek
tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling terjalin
satu sama lain. Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat
dikelompokkan ke dalam 3 domain, yaitu :
1. Proses Biologis
Proses
biologis atau perkembangan fisik mencangkup perubahan-perubahan dalam
tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem syaraf, struktur
tulang, hormon, organ-organ indrawi, dan sejenisnya. Perubahan dalam
cara menggunakan tubuh atau keterampila motorik dan perkembangan seksual
juga dikelompokkan ke dalam domain ini. Tetapi domain perkembangan ini
tidak mencangkup perubahan fisik karena kecelakaan, sakit, atau
peristiwa-peristiwa khusus lainnya.
2. Proses Kognitif
Proses
ini melibatkan perubahanperubahan dalam kemampuan dan pola berpikir,
kemahiran bahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari
lingkungannya. Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan
mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa kata menjadi satu
kalimat, menghafal sajak atau doa, memecahkan soal-soal matematika, dan
menceritakan pengalaman merefleksikan peran kognitif dalam perkembangan
anak.
3. Proses Psikososial
Proses
ini melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan
kepribadian individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan
orang lain.
Aspek-aspek
tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya
saja jika seorang anak mengalami gangguan pendengaran maka dia dapat
mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dikarenakan tidak
adanya kata-kata yang dapat masuk dan dicerna di otaknya.
D. Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak
Kematangan
atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan
titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan
(readiness) dari suatu fungsi (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya.Pengalaman
adalah peristiwa-peristiwa yang dialami individu dalam interaksi dengan
lingkungan. Kematangan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain
pengalaman, pola asuh dan kesempatan yang diberikan. Secara usia anak
yang berusia 7tahun harusnya memiliki pengalaman yang lebih banyak
dibandingkan usia 6tahun. Namun pengalaman menjadi berbeda ketika pola
asuh yan diberikan berbeda
E. Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Perkembangan
Perkembangan
dari segi kesinambungan menjelaskan bahwa perkembangan merupakan
perubahan kumulatif yang berlangsung secara bertahap dari masa konsepsi
hingga meninggal dunia. Perkembangan adalah perubahan yang sifatnya
bertahap dan merupakan akumulasi dari perilaku dan kualitas pribadi yang
sama yang sudah diperoleh sebelumnya. Dalam proses perkembangan ini
terjadi penambahan maupun pengurangan keterampilan yang akan
dikombinasikan dengan keterampilan yang sudah ada untuk menghasilkan
perilaku yang semakin kompleks.
Sedangkan
dari segi ketidaksinambungan menganggap bahwa perkembangan individu
melibatkan tahapan-tahapan yang berbeda. Dalam hal ini perkembangan
individu dianggap berlangsung melalui terjadinya perubahan yang relatif
tiba-tiba dari suatu tahap ke tahap berikutnya.
F. Perkembangan Biologis dan Perseptual Anak
1. Perkembangan Fisik
a. Tinggi dan Berat Badan
Pertumbuhan
fisik pada usia SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten. Laju
perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya
perubahan-perubahan besar pada awal masa pubertas. Kaki anak lazimnya
menjadi lebih panjang dan tubuhnya menjadi lebih kurus. Massa dan
kekuatan otot anak secara bertahap terus meningkat di saat semakin
menurunnya kadar ‘lemak bayi’. Selama usia SD ini, kekuatan fisik anak
lazimnya meningkat dua kali lipat. Gerakan-gerakan lepas pada masa
sebelumnya sangat menbantu pertumbuhan otot ini.
b. Proporsi dan Bentuk Tubuh
Anak
SD kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh yang kurang
seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang sampai
terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada
kelas-kelas akhir SD, lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati
keseimbangan. Berdasarkan tipologi Sheldon ada tiga kemungkinan bentuk
primer tubuh anak SD. Tiga bentuk primer tubuh tersebut adalah :
1) Endomorph, yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan berbadan besar
2) Mesomorph, yakni yang kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih kekar
3) Ectomorph, yakni yang tampak jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti tak berotot
2. Perkembangan Perseptual
Persepsi
adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra
penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut
dari aktivitas sensasi.
a. Persepsi Visual
Adalah
persepsi yang didasarkan pada penglihatan dan sangat mengutamakan peran
indra penglihatan dalam proses perseptualnya. Dilihat dari dimensinya,
ada enam jenis persepsi visual yang dapat dibedakan, yakni :
1) Persepsi Konstanitas Ukuran
Adalah
kemampuan individu untuk mengenal bahwa setiap objek memiliki suatu
ukuran yang konstan meskipun jaraknya berbeda. Contohnya anak mampu
mempersepsikan bahwa bahwa jalan dipegunungan itu sama lebarnya tetapi
ketika digambar semakin jauh semakin kecil. Anak yang sudah mengerti
tentang konsep ini akan menjawab bahwa ini berkaitan dengan jarak,
tetapi yang belum mengerti mereka akan menjawab dengan sekenanya “ Emang
dari dulu gambarnya gitu bu !”.
2) Persepsi Objek atau Gambar Pokok dan Latar
Persepsi
ini memungkinkan individu untuk menempatkan suatu objek yang berada
atau tersimpan pada suatu latar yang membingungkan. Kemampuan ini akan
terlihat dalam gambar anak. Misalnya kemampuan anak dalam menggambar
gambar yang tertutup oleh gambar lain.
3) Persepsi Keseluruhan dan Bagian
Merupakan kemampuan untuk membedakan bagian-bagian suatu objek atau gambar dari keseluruhannya.
4) Persepsi Kedalaman
Kemampuan seseorang untuk mengukur jarak dari posisi tubuh ke suatu objek.persepsi ini memerlukan ketajaman visual yang baik
5) Persepsi Tilikan Ruang
Merupakan kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi, mengenal, dan mengukur dimensi
6) Persepsi Gerakan
Melibatkan
kemampuan memperkirakan dan mengikuti gerakan atau perpindahan suatu
objek oleh mata. Kemampuan persepsi ini juga sudah mulai dikembangkan
sejak bayi terhadap gerakan horizontal, disusul terhadap gerakan
vertikal, gerakan diagonal, dan terakhir terhadap gerakan berputar.
b. Persepsi Pendengaran
Persepsi
pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian terhadap suara yang
diterima oleh bagian telinga. Seperti halnya persepsi penglihatan,
perkembangan persepsi pendengaran mencakup beberapa dimensi, yaitu:
persepsi lokasi pendengaran, persepsi perbedaan terhadap suara-suara
yang mirip, dan persepsi pendengaran pokok dan latarnya.
1) Persepsi Lokasi Pendengaran
Persepsi
ini berkenaan dengan kemampuan mendeteksi tempat munculnya suatu sumber
suara. Misalnya, kalau si anak dipanggil dari sebelah kiri, maka ia
menenggok ke sebelah kiri; kalau ada pada langit langit ada suara yang
menakutkan, maka ia memusatkan perhatiannya ke arah sumber suara
tersebut
2) Persepsi Perbedaan
3) Persepsi Pendengaran Utama dan Latarnya
Kemampuan
untuk memperhatikan suara-suara tertentu dengan mengabaikan suara-suara
lain yang tidak berhubungan. Misalnya kita perlu mendengarkan suara
guru yang sedang mengajar sambil mengabaikan suara-suara gaduh yang
datang dari luar kelas.
G. Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan Anak
Setiap manusia mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Faktor Hereditas
Faktor
hereditas ada dalam diri manusia itu sendiri. Disini terjadi totalitas
karakter dari orang tua kepada anak, dari sini pula kepribadian anak
mulai terbentuk karena didikan orang tua.
b. Faktor Lingkungan
Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar. Dalam lingkungan anak diajarkan tentang nilai-nilai budaya setempat.
Dengan
faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula maka akan
menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap
individu lahir dengan hereditas tertentu. Namun individu itu tumbuh dan
berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik lingkungan fisik,
lingkungan psikologi, maupun lingkungan social. Setiap pertumbuhan dan
perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan
lingkungan.
Hubungan
antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi
dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan
yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi hubungan antara
hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive
contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan
fisiologi dan juga tingkah laku.
Diantara
kedua faktor tersebut tidak ada faktor yang lebih dominan karena
keduanya saling mengisi dan mempengaruhi satu sama lain. Tidak selamanya
yang diinginkan lingkungan kepada seorang anak akan menjadi kenyataan,
begitu pula sebaliknya.
No comments:
Post a Comment