Kata pengantar
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji bagi allah tuhan seru bagi
sekalian alam. Segala yang kami hasilkan saat ini hanyalah atas rahmat
taufiq hidayah & inayahnya, sebagai tugas dari dosen agama kami.
Selanjutnya sholawat dan salam semoga tetap bermuara pada junjungan
nabi kita Muhammad SAW. Yang telah merekonstruksi labilitas kehidupan
manusia dizaman jahiliyah, dengan sinergi dengan fatwa-fatwa brilian
yang religious, humanis telah mampu membawa manusia pada idealisme yang
stabil.
Makalah yang ada di tangan saudara ini adalah hasil belajar kami yang
kami coba tuangkan dalam tulisan sederhana ini, sudah barang tentu
sajian yang tertuang di dalamnya bukanlah hipotesa yang sempurna karena
durasi waktu yang sempit terpaksa kami harus membagi waktu seefisien
mungkin dengan tugas-tugas dari berbagai matakuliah, disamping itu
proses berfikir kami yang belum mendekati kreadibel menjadi penyebab
utama belum sempurnanya produktivitas gagasan kami.
Oleh karena itu, kepada dosen & para pembaca yang budiman kami
mengharap kritik konstruktif sebagai evaluasi kami pada proses kami
selanjutnya, akhirnya kami berharap semoga makalah kecil ini bermamfaat
bagi kami dan para pembaca, amin.
Daftar isi
Kata pengantar……………………………………………………………………………………………………………………………………………I
Daftar isi……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..II
Bab I pendahuluan………………………………………………………………………………………………………………………………………1
1.1 latar belakang……………………………………………………………………………………………………………………………………….1
1.2 tujuan……………………………………………………………………………………………………………………………………………………1
bab II landasan teori……………………………………………………………………………………………………………………………………1
2.1 sekilas tentang landasan pengkajian……………………………………………………………………………………………………..1
Bab III pembahasan ……………………………………………………………………………………………………………………………………2
Sejarah pendidikan islam ……………………………………………………………………………………………………………………………2
3.1 definisi pendidikan islam……………………………………………………………………………………………………………………….2
Kurikulum dan pendidikan islam ………………………………………………………………………………………………………………..3
3.2 definisi kurikulum………………………………………………………………………………………………………………………………….3
3.3 materi pokok dalam pendidikan islam…………………………………………………………………………………………………..3
3.4 penyusunan kurikulum dalam pendidikan islam……………………………………………………………………………………4
Guru dalam pendidikan islam …………………………………………………………………………………………………………………….6
3.5definisi guru dan perannya ……………………………………………………………………………………………………………………6
Lembaga pendidikan islam………………………………………………………………………………………………………………………….7
3.6 definisi lembaga pendidikan islam ………………………………………………………………………………………………………..7
Daftar pustaka…………………………………………………………………………………………………………………………………………….8
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kemampuan
intelektualitas manusia tidak lepas dari pendidikan, tutor, majelis,
& proses pengajaran merupakan konponen yang tidak lepas dari
pendidikan sehigga tidak heran jika dikomposisikan kedalam syair oleh
seorang ulama terkenal syaikh zarnoji dalam bukunya ta’limul mutallim
bahwa ilmu tidak akan bisa diperoleh tanpa tujuh komponen penting yang
sangat erat relasinya dengan seorang yang mencari ilmu yaitu cerdas
(kreadibel), sungguh-sungguh, sabar, biaya, binbingan guru, &waktu.
Dengan
sejarah pendidikan mereka akan terinspirasi belajar, dengan kurikulum
mereka akan terorganisir dengan sistem yang konkret.
1.2 Tujuan
Dengan
makalah ini kita dapat belajar, melakukan penelusuran sejarah
pendidikan islam, melakuakan riset terhadap sistem pendidiakan islam,
menelusuri kurikulum pindidikan agama islam.
Bab II
Landasan Teori
2.1 Sekilas Tentang Landasan Pengkajian
Dilandaskan pada firman Allah yang tertuang dalam al-Qur’an surat al-alaq ayat 1 “اقراء بسم ربك الذى خلق ” Yang artinya : bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang telah menciptakan. Serta hadist nabi “طلب العلم فريضة علي كل مسلم ومسلماث” mencari ilmu wajib bagi setiap orang islam laki-laki & perempuan.
Bab III Pembahasan
3.1 Definisi Pendidikan Islam
Secara etemologi pendidikan di terjemahkan kedalam bahasa arab
“tarbiyah” dengan kata kerjanya “robba” yang berarti mengasuh, mendidik,
memelihara.(zakiyah,drajat,1996:25)
Menurut pendapat ahli, ki hajar dewantara pendidikan adalah tuntutan
dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya pendidikan adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.(hasbullah,2001:4)
Menurut undang-undang system pendidikan nasional (sisdiknas)bab 1 pasal 1 ayat 1 pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mengwujudkan suasana belajar dab
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengenbangkan
potensi didinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian
diri, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
Negara.
Pendidikan islam menurut drajat merupakan pendidikan yang lebih banyak
di tujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalan amal
perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain yang
bersifat teoritis dan praktis.(zakiah,Drajat,1996:25)
Dengan demikian, pendidikan islam berarti proses bingbingan dari
pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani, dam akal peserta didik
kearah terbentuknya pribadi muslim yang baik(insan kamil)
Sejarah
pendidikan islam bermula pada saat manusia mengalami moment konsuletnya
secara fertikal dimana manusia masih dalam kandungan ibunya saat allah
menanyakan “tidakkah aku ini tuhanmu ? mereka menjawab ia engkau tuhan
kami menyaksiakan. Oleh karena itu semua bayi yang lahir dalam keadaan
suci (Fitroh,read, islam), nah mengapa manusia
rata-rata harus memulai dari awal intelektualitsanya ? begitulah
kehidupan dunia semua harus berproses dari fase yang satu menuju ke fase
yang lain.
Pada periode nabi Muhammad SAW Adalah (basic of islam training dominantly) karna pada saat itu dibangun pundi-pundi pelajaran islam dari mekkah, madinah, mesir, bahkan sampai ke maghrobi
Puncak kejayaan intelektualitas islam bisa dilihat pada masa
pemerintahan bani abbas dimana banyak kaum kreadibel muncul dimasa
tersebut seperti al-kindi, al-farobi, ibnu sina, ibnu rusy, al-ghazali,
ibnu majjah, ibnu taufal, ibnu maskawaih dan lainnya.
Di Indonesia islam masuk jauh sebelum penjajahan namun pada saat
belanda menduduki Indonesia pengajaran tentang islam tersendat karena
usul wakil-wakil rakyat dalam volscrot selalu di tolak oleh pemerintahan
india dapat memasukkan kembalipendidikan islam di lembaga-lembaga
pendidikan formal atau non formal seperti ponpes, madrasah & surau.
Kurikulum dalam pendidikan islam
3.2 Definisi Kurikulum
Kurikulum berasal dari kata yunani
“curricullum” yang artinya ruang tenpat pembelajaran dalam kamus arab
disebut minhaj yang artinya jalan tenang, menurut (wiles & bondi,
1993) kurikulum adalah the range of ekspeionces. Both indirect and
direct conserned in unforkting the abilities of individual, or it’s
series of conciousesly directed training experiences that the school use
of completing a perfeckting.
Kurikulum pendidikan islam adalah bahan-bahan pendidikan islam berupa
kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sestematis
diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
islam, atau dengan kata lain kurikulum pendidikan islam adalah semua
aktiviti, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan secara
sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka tujuan
pendidikan islam (bahri, tanrere,1993)
Berdasarkan keterangan di atas, maka kurikulum pendidikan islam itu
merupakan satu konpoonen pendidikan agama berupa alat untuk mencapai
tujuan. Ini bermakna untuk mencapai tujuan pendidikan agama (pendidikan
islam)diperlukan adanya kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan
islam dan bersesuaian pula dengan tingkat usia, tingkat perkembangan
kejiwaan anak dan kemampuan pelajar.
3.3 Materi Pokok Dalam Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum pendidikan islam meliputi tiga perkara yaitu masalah keimanan
(Aqidah), keislaman (syariah), dan masalah ihsan (Akhlaq). Bagian
akidah menyentuh hal-hal yang bersifat iktikad(kepercayaan). Termnsuklah
mengenai iman setiap manusia dengan Allah, malaikat, kitab-kitab,hari kiamat, dan Qada dan Qodar Allah Swt.
Bagian syariat meliputi segala hal yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia dalam
kehidupan sehari-hari yang berpadukan kepada peraturan hukum allah
dalam mengatur hubungan manusia dengan Allah dan antara sesama manusia.
Bagian Akhlak merupakan suatu amaln yang bersifat melengkapkan kedua
perkara diatas dan mengajar serta mendidik manusia mengenai cara
pergaulan dalam kehidupan bermasyarakt.
Ketiga
ajaran pokok tersebut di atas akhirnya dibentuk menjadi rukun islam,
dan akhlak. Dari ketiga bentuk ini pula lahirlah beberapa hukum agama,
berupa ilmu tauhid, ilmu fikih dan ilmui akhlak.
Selantujnya ketiga kelompok ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan
pembahasan dasar hukum islam, yaitu al-qur’an dan hadist serta di tambah
lagi dengan sejarah islam
Perkara yang perlu didahulukan dalam kurikulum pendidikan islam ialah
al-Qur’an dan hadist dan juga bahasa arab. Kedua ialah bidangh ilmu yang
meliputi kajian tentang manusia sebagai individu dan sebagai anggota
masyarakat. Menurut istilah modern hari ini, bidang ini dikenali sebagai
kemanusiaan (al-ulum al-insaniyah). Bidang-bidangnya termasuklah
psikologi, sosiologi, sejarahdan ekonomi. Ketiga bidang ilmu mengenai
alam tabie atau natural sains (al-ulum al-kauniyah), yang meliputi bidang-bidang seperti astronomi, biologi dan lainnya.
Ruang lingkup materi pendidikan islam sebenarnya ada terkandung dalam
al-qur’an seperti yang pernah di contohkan oleh luqman ketika mendidik
anaknya. Bagi Negara brunai Darussalam keleluasaan ruang lingkup
pendidikan islam tertakluk kepada pihak kementrian pendidikan,
kementrian al ikwal agam, jabatan perkembangan kurikulum, tingkat kelas,
tujuan dan tingkat kemampuan pelajar. Bagi sekolah arab dan agama khas
tentunya mempunyai pembahasan yang lebih luas dan lebih terperinci
berbanding sekolah umum. Begitu juga terdapat perbedaan yang jelasa di
antara peringkat terendah, menengah, dan peringkat tinggi dan
university.
Sedangkan mengenai system pengajaran dan tekhnik penyampain adalah
terserah kepada kebijakan guru melalui pengalamanya denfgan cara
memperhatikan bahan yang tersedia, waktu serta jadwal yang sudah ditetapkan oleh pihak tertentu.
“bagi
pengajian tinggi , pengajaran agama islam hendaklah dijadikan suatu
mata pelajaran khas yang juga yang merupakan suatu pengajian yang
mendalam mengenai suatu hukum dan di fahamkan maksud-maksud pengajaran
agama islam itu supaya mereka dapat mengamalkan pengajaran itu menjadi
sebagai suatu cara hidup dan menjadi panduan semasa mempelajari
ilmu-ilmu yang lain terutama sekali ilmu sains”(Hj.Mohd.jamil al-sufrl, 1982)
Bagi merumuskan maksud perinsip kurukulum pendidikan islam kita lihat pandangan (Noordin,1990). Beliau menjelaskan;
”pendidikan
modern saat ini memerlukan pendidikan islam. Yaitu pendidikan idealis
yang bersifat kerohanian, moral,dan keagamaan. Ini membutkan untuk
belajar ilmu dan kelezatan llmiah. Dengan demmikian kita terlepas dari
pada keruntyuhan, kejahatan , dan kemiskinan, penjajahan, dan keangkara
murkaanserta peperangan dengan segala bencana yang di timbulknnya untuk
memndapatkan bersama menikmati suatu kehidupan yang abadi hidup bersama
saling bantu-membantu dan dalam suasana demokrasi dan bahagia”
3.4 Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam
Diantara perkara yang paling di butuhkan dalam pembentukan setiap
kurikulum, tidak terkecuali kurikulum pendidikan islam, ialah
penyusunannya. Untuk penyusunan yang rapid an berkesan, kerjasama antara
pihak sekolah dengan pihak penggubal kurikulum amatlah diperlukan.
Penyusunan tersebut hendaklah menitik beratkan kesesuaian menurut
kemampuan pelajar.
Penyusunan yang tepat akan membawa manusia lebih dekat kepada
Allah.seterusnya akan melahirkan generasi manusia”para sahabat” yang
intelek, berilmu, beriman dan beramal. Kurikulum yang di susun hendaklah
berkesenambungan dari peringkat rendah hinggalah ke peringkat menengah
berterusan ke peringkat university bersesuai dengan kehendak dan
keprluan Negara.
Selanjutnya,
oleh karena matlamat dan pendidikan islam untuk melarhirkan individu
yang sempurna, sama ada dari segi rohani maupun jasmani, mata pelajaran
dari kurikulum ini hendaklah bersifat padu , dengan kata lain mata
pelajaran dalam kurikulum pendidikan islam tiaklah terbatas kepada
ilmu-ilmu yang berbentuk teoritis saja, baik bersifat Aqli maupun Naqli
tetapi juga berbentuk praktis seperti pendidikan jasmani, latihan
ketentaraan, tekhnik pertukangan, pertanian dan perniagaan. Kurikulum
yang semata-mata menbekalkan penbelajaran yang berbentuk spiritual boleh
menyulitkan suatu institusi pengajian khususnya dari segi pembangunan
material (Hjabdullah ishak,1989)
Kurikulum pendidikan islam adalah sebagai perangkat instrument atau
perencangan & pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang
harus di capai siswa, kurikulum pendidikan agama harus berdasarkan
ketentuan sebagai berikut.
1. Asas
Menurut (al-syaibani & al thaumi dalam sholeh:9) asas umum yang melandasi penbentukan pendidikan agama.
a. Asas agama yaitu sumber utama syariat islam, al-qur’an & sunnah .
b. Asas falsafah yaitu filosofis mengkandung kebenaran terutama dari sisi nilai-nilai pandangan hidup.
c. Asas psikologi. Diharap guru pendidikan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tahapan pertumbuhan anak didik.
d. Asas social. Yaitu mengacu kearah relisasi individu dalam masyarakat.
2. Tujuan
Memupuk idealism kemauan, pengetahuan, pengalaman
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup silabus pelajaran yang singkronisasi dengan keserasian hubungan manusia dengan makhluk yang lain.
Berikut merupakan pembeljaran yang harus di transfer pada murid dalam masing-masing tingkatan.
SD mereka harus mengenyam pendidikan basic keislaman,al-qur’an akhlak dan hadist
SMP & SMA mereka harus mengenal pendidikan islam secara general,keimanan, al-qur’an, akhlak, fikih, dan ilmu alat.
Sedangkan diperguruan tinggi para mehasiswa muslih harus mendapatkan
mata kuliah tentang inplementasi teori, metode & system.
4. Kompetensi Umum
Mereka
tumbuh dan menjadi generasi yang kompeten dalam ke imanan, beribadah,
membaca al-qur’an & leterature keislaman dan meneladani rosul
sebagai basic background penggerakannya. Serta meneladani
kholifaurrasyidin mengamalkan system muamalat dan tata kehidupan
bermasyarakat, bangsa, dan bertetangga yang kondusif.
Guru Dalam Pendidikan Islam
3.5 Definisi Guru Dan Perannya
Guru dalam bahasa arab disebut ustadz, murabbi yang artinya orang yang
membingbing atau mursyit orang yang memberi petunjuk. Dalam islam guru
dikatagorikan sebagai orang tua. Mereka juga menduduki sebagai mubassyir
dan mundzir. Jadi guru adalah mereka yang memang oleh allah di bekali
beberapa kemampuan dan kebadian yang baik sebagai pembingbing dan penyampai ilmu pengetahuan
Guru
yang tugasnya menstransfer keperibadian akhlak, spiritual, ilmu dan
keterampilan tidak akan bisa di bentuk secara mendadak dengan bekal
seadanya guru atau ulama adalah pewaris nabi. Maka guru adalah manusia
yang terpilih yang memiliki kelebihan dari yang lain. Tugas sebagai guru
tidak sederhana. Posisi yang sangat istimewa ini seharusnya
dipersiapkan secara matang. Guru semestinya dipilih dari sekian
banyaknya orang yang mencalonkan diri dan di ambil yang memenuhi syarat.
Inilah guru yang mulia sebagai pewaris nabi itu, tugas guru bukan Cuma
sebatas penyampaikan materi kesana kemari. Dari satu kampus ke kampus
lainnya, semestinya kita harus jujur, jika bangsa Indonesia yang pada
saat ini masih belum bangkit dan bahkan justru bebannya bertambah adalah
sebagai akibat dari mempercayakan guru kepada orang-orang yang bukan
semestinya . kualitas pendidikan sangat di tentukan oleh kualitas guru.
Guru minimal harus memenuhi kreteria sebagai berikut :
1. Training activities
2. Lecturer
3. Learning manager
4. Individual asas
5. Student sentered
6. Evaluator
7. Profesionalisme
8. Tolleran, demokrativ, inklusiv
9. Komitment
Sementara
orang menganggap bahwa pendidikan islam adalah sebats proses belajar
mengajarterkait dengan ilmu tertentu. Seringkali pendidikan islam
dikaitkan dengan pendidikan yang sangat sempit. Pendidikan hanya di
maknai sebatas kegiatan yang mendapatkan pengetahuan tentang
ibadah-ibadah dalam pengertian sederhana. Oleh karena itu, ayat alqur’an
maupun hadist nabi yang terkait dengan pendidikan dianggap berjumlah sedikit saja. Seolah-olah al-Qu’an tidak banyak memperhatikan pendidikan.
Saya sangat berbeda dari pemikiran itu. Saya berpandanga bahwa sesungguhnya Qur’an
dan hadis nabi secara keseluruhan adalah pendidikan. Tidak ada sepotong
ayat al-Qur’anpun yang tidak memiliki kaitan atau nuansa pendidikan.
Oleh karena itu, memilah milah adanya ayat pendidikan dan ayat-ayat
al-Qur’an yang bukan pendidikan adalah kurang tepat, dan sungguh adalah
keliru yang mendasar. Al-qur’an di turunkan ke muka bumi agar dibaca dan
di fahami oleh manusia, agar manusia menempuh jalan yangbenar tidak
sesat dan mendapatkan kebahagiandi dunia dan akhirat, al-qur’an
dijelaskan sebagai al-Huda, at-Tibyan, Al-Furqon Al-Rakhman, Al-Syifa’,
dan lain-lain, yang semua itu arahnya adalah untuk menjadikan manusia
berkualitas, ialah memiliki akal yang cerdas, hati yang lembut, akhlak
mulia, dan memiliki keterampilan sebagai bekal hidupnya. Sehinga
Al-Qur’an itu sendiri secara keseluruhan adalah berisi tentang
pendidikan.
Lembaga pebdidikan islam
3.6 Definisi Lembaga Pendidikan Islam
Lembaga pendidikan adah suatu tempat yang dapat menampung kaum pelajar
dalam rangka melakuakan proses belajar mengajar dan bingbingan
keteranpilan
Dimasa rosul pengajaran dapat di lakukan di masjid ketika rosul
menyampaikan bermacam fatwanya dan strategi-strateginya, dan system.
Pada masa abbasyiah dibangunlah beberapa lembaga tempat para pemuda
mencari ilmu dan puncak kejayaan pemikiran islam terjadi pada
pemerintahan bani ini, akan tetapi tidak seluruhnya berawal kreativitas
bani abbas itu sendiri, sebagian di antaranya dimulai sejak awal
kebangkitan islam dalam bidanng pendidikan mulai berkembang ketika itu
lembaga pendidikan terdiri dari dua tingkatan :
1. Maktab
atau kuttab dan masjid yaitu lembaga pendidikan terendah. Tempat
anak-anak mengenal dasar-dasar bacaan, hitungan, tulisan, dan berfungsi
sebagai tempat remaja belajar dasar-dasar agama seperti tafsi,
fikih,hadisty dan bahasa.
2. Tingkatan
pendalaman. Para pelajar yang ingin mendalami ilmunya mereka pergi
keluar daerah belajar kepada ahli masing-masing disiplin ilmu langsung
ke rumah ulama’ tersebut, atau di masjid-masjid dan belajar kepada
penguasa yang mengadakan pengajaran. Langsung kerumah mereka atau di
istana, kemudian pada pemerintahan bani abbas lembaga pendidikan sangat
pesat perkembangannya sebagian bukti, berdirinya perpustakaan dan
akademik. Perpustakaan pada masa itu lebih kepada universitas karena
disamping terdapat kitab-kitab disana juga dapat membaca dan menulis dan
diskusi (zaidan, sejarah peradaban islam: 55).
Daftar Pustaka
SHOLEH, ABDURRAHMAN.2005,Pendidikan Islam & pengembangan watak bangsa.jakarta: gramedia wijaya pres.
SYAFA.ZACKY & AHNAN MAFTUH.1422,filsafah manusia, Surabaya:terbit terang.
AL ZARNOJI.Surabaya:Al Hidayah
Www.Yahoo.Makalah.Com
No comments:
Post a Comment