Pembahasan Asesmen Perkembangan Motorik Anak Usia Dini
Motorik merupakan perkembangan
pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara
susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik
meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh
yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh
anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan
sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah
gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh
tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret,
menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan
tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang
mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak.Semakin matangnya
perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan
berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan
motorik anak dibagi menjadi dua:
1. Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga.
2.
Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti
menulis, menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta
memainkan benda-benda atau alat-alat mainan .
Pengembangan Motorik sangat
memerlukan bantuan orangtua atau pembimbing untuk melatih dalam
pertumbuhanya, sehingga potensi motirik anak bisa berkembang secara
optimal. Gerak motorik baru bagi anak usia dini memerlukan
pengulangan-pengulangan dan bantuan oranglain, pengulangan itu merupakan
bagian dari belajar. Setiap pengulangan dalam keterampilan baru,
memerlukan konsentrasi untuk melatih koneksitas dan koordinasi gerak
dengan indera lainya (Papalia, 2001:144). Masih dalam konteks
pengembangan motorik anak usia dini ini, juga perlu melihat dan
mempertimbangkan kebuthan anak, dan ragam perbedaan pertumbuhan mental
secara individual. Hal ini penting diperhatikan untuk memberikan layanan
yang akomodatif. Terkait dengan pengembangan motorik ini, perlu juga
diperhatikan kematangan motorik yang terjadi pada anak, baik motorik
halus maupun motorik kasar. Kematangan ini merupakan hasil dari awal
penstabilan yang dilakukan dari setiap penguasaan ketrampilan baru
(Papalia,2001:140), secara skuensi (Seifert and Hoffnung, 1987:179) yang
memiliki dua prinsip utama yaitu chepalocaudal dan proximodistal.
Pengembangan motorik pada anak
usia dini sangat memerlukan banyk frekuensi dan kesempatan untuk
pengembangan fisik secara fundamental. Misalnya berlari, melompat,
melempar, mendorong, dan menarik. Perkembangan gross motor skills ini
terutama daya gerak, ketrampilan keseimbangan , sangat memerlukan
kebebasan gerak. Selain gross motor skills yang harus dikembangkan, anak
usia dini juga memerlukan pengembangan fine motor skills, sehingga akan
terjadi pertumbuhan yang seimbang diantara keduanya. Untuk pengembangan
fine motor skills harus didesain berbagai jenis bermain, misalnya:
1. bermain memegang
2. menggenggan
3. mengepalkan tangan
4. mengkoordinasikan ketangkasan bermain dengan menggunakan kedua tangan
5. koordinasi mata-tangan
Aktivitas perkembangan gross
motor skills dan fine motor skills pada anak model bermainnyaadalah
untuk melatih konsentrasi kemampuan motorik, sehingga mereka memiliki
ketrampilan yang mapan sebagai akibat dari latihan konsentrasi berbuat.
Gross motor dan fine motor sulit terbentuk tanpa adanya latihan
konsentrasi gerak.
Perkembangan motorik merupakan
salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara
keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi
perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:
a.
Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki
keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau
memainkan alat-alat mainan.
b.
Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak
berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang
independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan
dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang
perkembangan rasa percaya diri.
c.
Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal
Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis,
dan baris-berbaris.
d. Melalui
perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau
bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan
menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia
akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan)
e. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self-concept atau kepribadian anak.
Melatih motorik dengan bermain
Bermain
dengan anak haruslah dalam suasana yang menyenangkan. Bagi anak di
bawah 5 tahun, dapat melatih motorik sambil bermain. Lewat bermain ada
banyak keuntungan yang bisa diperoleh, antara lain;
1. Membuang ekstra energi
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang-tulang dan organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat meningkatkan nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembangnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidunya.
6. Meningkatkan daya kreativitas.
7. Mendapatkan kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada di sekeliling anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekhawatiran, iri hati dan kedukaan.
9. Kesempatan untuk belajar bergaul dan bersosialisasi dengan anak lain.
10. Kesempatan untuk menjadi pihak yang kalah atau menang di dalam bermain.
11. Kesempatan untuk belajar mengikuti aturan-aturan.
12. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
Pilih alat permainan yang
bersifat edukatif, yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, sesuai
dengan usianya dan tingkat perkembangan. Permainan edukatif adalah
mainan yang dapat mendorong 4 aspek, antara lain;
• pengembangan aspek fisik
• pengembangan bahasa
• pengembangan aspek kognitif, pengenalan suara, ukuran, bentuk, dan warna
• pengembangan aspek sosial, dalam hubungannya dengan interaksi dengan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat.
Dari
berbagai macam alat permainan, berikut ini adalah contoh alat permainan
yang dapat digunakan untuk melatih motorik kasar dan motorik
halus.Permainan untuk pertumbuhan fisik/motorik kasar:
• sepeda roda tiga atau dua
• bola berwarna-warni
• mainan yang ditarik atau didorong
• tali, dll
Permainan untuk memicu motorik halus:
• gunting
• pensil
• bola
• balok
Bermain merupakan seluruh
aktivitas anak, termasuk bekerja, penyaluran hobi, dan merupakan cara
mereka mengenal dunia. Lewat bermain terjadi stimulasi pertumbuhan
otot-ototnya ketika anak melompat, melempar, atau berlari. Selain itu
anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan
pikirannya.Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika
lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak
bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena
dapat menstimulasi perkembangan otot (CRI, 1997). Jika kegiatan anak di
dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk
menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat
dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas.
Selain itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong
anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian
atas dan juga bagian bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu
pengoptimalan motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi,
keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan
latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan tempat yang baik bagi anak
untuk membangun semua keterampilanini.
Kemampuan motorik halus bisa
dikembangkan dengan cara anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan
air, mengambil dan mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda
kecil lainnya dan bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng.
Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar anak untuk menulis.
Keterampilan fisik yang
dibutuhkan anak untuk kegiatan serta aktifitas olah raga bisa dipelajari
dan dilatih di masa-masa awal perkembangan. Sangat penting untuk
mempelajari keterampilan ini dengan suasana yang menyenangkan, tidak
berkompetisi agar anak-anak mempelajari olah raga dengan senang dan
merasa nyaman untuk ikut berpartisipasi. Hindari permainan di mana
seseorang atau sekelompok orang menang dan kelompok lain kalah.
Anak-anak yang secara terus menerus kalah dalam sebuah permainan
memiliki kecenderungan merasa kurang percaya akan kemampuannya dan akan
berkenti berpartisipasi. Tujuan pendidikan fisik untuk anak-anak yang
masih kecil adalah untuk mengembangkan keterampilan dan ketertarikan
fisik jangka panjang (CRI, 1997).
No comments:
Post a Comment