Friday, March 23, 2012

BERMAIN SAMBIL BELAJAR


Dunia anak tentunyatidak dapat dipisahkan dari kegiatan bermain. Melalui bermain, anak dapatbelajar banyak mengenai lingkungannya dan melatih berbagai keterampilan. Olehkarena itu kegiatan bermain merupakan elemen penting dalam mendorongperkembangan kognitif, fisik, sosial, dan emosional anak khususnya jenispermainan bebas yang tidak terstruktur, imaginatif, dan atas inisiatif anak(Elkind, 2006). Sayangnya, seiring dengan berjalannya waktu kesempatan anakuntuk bermain semakin berkurang.
    Berkurangnya kesempatanbermain anak antara lain disebabkan oleh maraknya acara televisi dan permainan komputer / video game yang cenderung menggantikan kegiatan bermain bebas dengansarana hiburan yang bersifat pasif. Kemudian adanya gerakan superkids serta anggapan bahwa ‘orangtuayang bijak’ harus secara aktif membangun keterampilan dan mengembangkan bakatanak sedini mungkin, juga dianggap sebagai alasan mengapa orangtuaberlomba-lomba mengikutsertakan anak dalam berbagai kursus yang menyitasebagian besar waktu senggang anak (Ginsburg, 2007). 
   Tidak jarang orangtuayang mengeluh kesulitan untuk menentukan pilihan dari sekian banyak kegiatanyang dianggap penting, besarnya biaya yang harus dikeluarkan, hingga anaksendiri pun merasa kewalahan dengan jadwal yang padat.   Di samping itu, karena semakin banyaknyarumah tangga dimana kedua orangtua harus bekerja, kegiatan-kegiatan semacam inijuga dilihat sebagai solusi alternatif untuk mengisi waktu anak daripada beradadi rumah tanpa pengawasan (Ginsburg, 2007).

    Walaupun demikian,setiap hal selalu ada sisi positif dan negatifnya. Contohnya apabila cermat memilihacara televisi, anak juga memperkaya pengetahuan mengenai hal-hal yang mungkintidak ada di lingkungannya. Kemudian, kegiatan kursus yang telah disebutkansebelumnya juga dapat berdampak positif selama disesuaikan dengan kebutuhan dankemampuan anak.Orangtua juga diharapkan untuk menjaga keseimbangan antaramengembangkan potensi akademis anak namun tetap memberikan kesempatan bagi anakuntuk bermain dimana mereka dapat mengeksplorasi lingkungannya secara bebas,memuaskan rasa keingintahuannya, mengembangkan inisiatif, serta belajar dengantempo yang mereka inginkan tanpa adanya tuntutan.

Manfaat Bermain bagi Tumbuh Kembang Anak

Perkembangankognitif 
Bermain bukan hanya merupakan cara unik anak untukbelajar mengenai dunianya, tetapi juga cara mereka untuk belajar tentang dirisendiri dan bagaimana mereka menempatkan diri dalam dunianya, mengembangkanpengetahuan dan memperdalam pemahaman mereka melalui siklus belajar yangberulang-ulang (Frost, Wortham, & Reifel, 2001). Bermain aktif juga mendorongpemaknaan akan suatu konsep secara personal. Anak akan lebih mudah mengingatsituasi, ide, dan keterampilan yang dianggap relevan dengan kondisi dan keadaanmereka (Formberg, 2002).Kegiatan belajar berbasis permainan juga memberikankesempatan pada anak untuk mempelajari berbagai keterampilan sertamengembangkan perasaan kompeten dan percaya diri.
Dalam bermain bebas anak dapat mengembangkankreativitasnya dan mencoba berbagai alternatif solusi untuk memecahkan masalahyang mereka hadapi dalam permainan. Dengan demikian, mereka meningkatkankemampuan perencanaan, berpikir logis, memahami hubungan sebab-akibat, danpemecahan masalah yang merupakan keterampilan penting dalam kehidupan nyata(Ginsburg, 2007). Di samping itu, bermain dengan teman sebaya atau orang lainjuga dapat memperkaya kosa kata dan keterampilan berkomunikasi anak. 
Perkembangan fisik 
Karena bermain seringkali melibatkan aktivitas fisik,maka sangat erat kaitannya dengan perkembangan kemampuan motorik kasar, motorik halus, dan skema tubuh ( Frost, Wortham, & Reifel, 2001). Dengan kemampuantersebut anak akan merasa lebih percaya diri, stabil, mampu mengkoordinasikangerakan yang merupakan modal dasar contohnya dalam kegiatan olah raga, duduk dikelas, menulis, dan sebagainya. 
Perkembangan Sosial dan Emosional 
Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dasaruntuk merasa menjadi bagian dari kelompok dan belajar untuk berfungsi dalamsuatu kelompok dengan komposisi dan peranan yang berbeda-beda. Melalui kegiatanbermain anak dapat mengembangkan keterampilan sosial yang dibutuhkan dalamberinteraksi seperti menunggu giliran, mengungkapkan perasaan dan keinginansecara adaptif, berkomunikasi, dan mematuhi aturan-aturan sosial. Selain itu,bermain dengan orang lain juga memberikan kesempatan bagi anak untukmenyesuaikan tindakan mereka dengan orang lain, memahami sudut pandang dankebutuhan orang lain, mengatur emosi dan mengendalikan diri, serta berbagi‘kekuasaan’, tempat, dan ide dengan teman bermain (Creasy, Jarvis, & Berk,1998). 

Jenis-jenisPermainan
Sensorimotor dan practice play 
Sejakdini, bayi menggunakan panca inderanya untuk mengekplorasi lingkungan dandunianya. Mereka melatih keterampilan motorik melalui gerakan repetitif sepertimenggapai dan menggenggam. Jenis mainan yang kaya akan warna, bentuk, tekstur ,dan bunyi dapat menstimulasi panca indera anak. 
Permainan fungsional 
Melaluipermainan fungsional bayi dan anak dapat mencari tahu apa saja yang dapatdilakukan suatu objek atau hal-hal yang dapat mereka lakukan terhadap objektersebut. Anak berusia 12 – 18 bulan menyukai mainan yang bereaksi terhadaptindakan mereka seperti mengeluarkan bunyi ketika tombol ditekan, boneka yangkeluar ketika kotak dibuka. Dari kegiatan ini anak mempelajari dampak darigerakan atau tindakan mereka terhadap lingkungan sekitarnya.  Kemudian menginjak usia tiga tahun, sebagianbesar mainan bersifat fungsional. Objek yang dapat dimanipulasi seperti lilin,cat, balok, boneka, dan puzzle semakin banyak dimainkan oleh anak.


Permainan Konstruktif 
Sekitarusia empat tahun kegiatan bermain fungsional cenderung berkurang. Seiringdengan perkembangannya anak mulai mampu untuk membuat atau menghasilkan sesuatuseperti gambar, membangun balok, atau membentuk lilin. Permainan konstruktifmerupakan sarana yang sangat baik untuk mengembangkan keterampilan motorikhalus dan koordinasi mata-gerakan tangan pada anak. 

PermainanImaginatif
Permainanimaginatif atau bermain peran dapat meningkatkan kemampuan sosial, emosional,dan bahasa anak. Anak dapat mengembangkan kreativitasnya melalui improvisasiperan, mengeksplorasi peran atau menirukan kegiatan orang-orang di sekitarnya,belajar bekerja sama, saling berbagi, dan memecahkan masalah. Munculnya jenispermainan ini menandakan berkembangnya kemampuan untuk berpikir simbolis danjuga sangat penting untuk perkembangan bahasa dimana anak menggunakan lebihbanyak kosakata dan mampu menyusun sebuah cerita yang berkesinambungan. Disamping itu, permainan peran juga membantu anak untuk mengatasi ketakutan danmasalah yang ia hadapi karena seringkali hal tersebut direfleksikan dalampermainan.
Peran Orangtua dalam Kegiatan Bermain Anak
Besarnyaimplikasi bermain dalam setiap aspek perkembangan anak tidak terlepas dariketerlibatan orangtua atau pengasuh salah satunya dengan menyediakan fasilitasatau tempat yang aman bagi anak untuk mengeksplorasi lingkungannya denganbebas. Orangtua juga dapat mengembangkan permainan anak agar mendapat informasiyang lebih kaya. Meskipun terlibat dalam permainan anak, orangtua sebaiknyatetap membebaskan anak untuk menggunakan imaginasi dan kreativitasnya dengantidak terlalu direktif dan mengatur jalannya permainan atau justru terlalu‘memberikan kemudahkan’ pada anak sehingga kemampuannya dalam memecahkanmasalah tidak terasah. Ketika bermain dengan anak orangtua juga dapat menantanganak dengan memberikan hambatan atau masalah-masalah sederhana, contohnya dalambermain peran, agar kemampuannya untuk memecahkan masalah meningkat secarabertahap,  belajar untuk menyesuaikandiri dengan lingkungan, berpikir secara lebih fleksibel dan mampu meregulasiemosinya. ( oleh P.L. GENI M.Psi  klinis Anak RS.PELNI  telah disampaikan pada acara symposium 25April 2009 )

No comments:

Post a Comment