Saturday, March 31, 2012

PAUD berbasis Learning by Doing

oleh : Nazhori Author*)
Sholatlah kamu seperti kamu lihat aku sholat” (H.R. Bukhari)
Sabda Rosulullah di atas adalah sebuah bukti bahwa proses belajar mengajar sudah berlangsung sejak zaman Rosulullah sebagai pondasi awal dalam pendidikan Islam. Sabda tersebut mengandung unsur pedagogis di mana bahasa non verbal yang disampaikan Rosulullah sampai saat ini menjadi bumbu penyedap dalam melengkapi metode pengajaran.
Hal ini dapat dilihat bagaimana seorang anak di usia dini ketika diajarkan sholat akan mengikuti gerakan-gerakan sholat mulai dari takbiratul ikhram sampai mengucapkan dua salam. Artinya bahasa non verbal memegang peranan dalam proses belajar mengajar. Bahkan bahasa non verbal banyak digunakan taman kanak-kanak atau kelompok bermain (play groups) yang banyak mengadopsi model belajar kindergarten-nya Froebel dan model belajar Casa Dei Bambini-nya Montessori.
Dengan demikian sabda Rolulullah berikut pandangannya terhadap  pendidikan merupakan perluasan dari pandangannya terhadap dunia pendidikan, tentang hubungan manusia sebagai individu dan makhluk Tuhan yang memiliki fitrah suci untuk dikembangkan.  Rosulullah telah merefleksikan sabdanya bahwa suatu metode dari pendidikan dan cara dari anak untuk meniru kehidupan orang dewasa dengan wajar.
Mengenal PAUD
Jauh sebelum konsep pendidikan anak usia dini (selanjutnya ditulis PAUD) ditemukan, dunia pendidikan kita sesungguhnya telah mengenal konsep
 pendidikan anak prasekolah. Dasar pemikirannya banyak mengadopsi
 tokoh-tokoh pendidikan dari Islam dan Barat yang mengupas persoalan pendidikan anak prasekolah. Pendidikan anak prasekolah sendiri merupakan konsep pendidikan yang mencoba menggali dan mencari model pendidikan yang tepat untuk anak di usia dini.
Menurut Soemiarti (2003) pendidikan prasekolah adalah hal yang menarik perhatian orangtua, masyarakat maupun pemerintah sebagai pengambil keputusan. Mereka menyadari bahwa kualitas masa anak-anak (early chilhood) termasuk masa prasekolah merupakan cermin kualitas bangsa di masa yang akan datang. Pandangannya jelas menunjukkan akan betapa pentingnya pendidikan bagi anak yang membutuhkan bimbingan dari guru dan orangtua dalam mewarnai hubungan anak dengan teman sebaya dan lingkungan sosialnya.
      
Penyelenggaraan pendidikan anak prasekolah telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 2 Tahun  1989 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan anak Prasekolah. Di sahkannya UUSPN tersebut oleh pemerintah sebagai bentuk kepeduliannya akan arti masa prasekolah (3-6 tahun) yang merupakan pijakan awal untuk mengenalkan pendidikan kepada anak usia dini.
Lebih dari lima belas tahun konsep pendidikan anak prasekolah berjalan hingga akhirnya menemukan cara pandang baru tentang pendidikan anak yaitu dengan konsep PAUD pada tahun 2003. Gagasan PAUD pada dasarnya ingin mempertajam kembali konsep pendidikan anak prasekolah sebagai pandangan awal sesuai dengan konteks jaman.
PAUD menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) dijelaskan bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut.
Sederhananya konsep PAUD adalah konsep pendidikan yang ingin menawarkan kepada masyarakat akan pentinganya karakteristik dan perilaku anak usia dini. Selain itu, juga ingin berbagi beban dalam menyikapi berbagai persoalan yang biasa muncul dan dihadapi orangtua baik di sekolah maupun di rumah berkaitan dengan gangguan belajar yang dialami anak usia dini.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, konsep PAUD saat ini telah menarik perhatian para peminatnya yang berkecimpung di lapangan
 pedagogis. Lebih dari itu berdasarkan hasil penelitian penulis di Griya Bukit
 Jaya Gunungputri kab. Bogor dari bulan Oktober (2006) - Juli (2007)
 berkaitan dengan Pola Asuh Orangtua terhadap motivasi belajar anak usia
 dini menunujukkan bahwa pola asuh orangtua sangat mempengaruhi motivasi belajar anak usia dini.
Pentingnya pola asuh orangtua terhadap anak usia dini mengandung arti bahwa pendidikan dalam keluarga merupakan pondasi bagi perkembangan pribadi anak. Orangtua yang mampu menyadari akan peran dan fungsinya yang demikian strategis akan mampu menempatkan diri secara lebih baik dan menerapkan pola pendidikan secara lebih tepat sesuai dengan kebutuhan anak.
Berbasis Learning By Doing
Anak ibarat mutiara dalam lautan. Setiap orangtua yang melahirkannya sudah pasti akan menjaga, merawat dan mendidik sampai dewasa. Anak adalah pribadi yang unik. Oleh karena itu, anak bukan orang dewasa mini. Cara pandang seperti ini meminjam istilah Kak Seto sudah tidak relevan lagi sebab sangat berbeda dengan kenyataan asli orang dewasa. Anak adalah tetap anak-anak bukan orang dewasa ukuran mini. Anak dalam proses tumbuh kembangnya sangat dipengaruhi oleh orang lain dan lingkungannya. Sehingga dalam proses awal belajar anak akan menemui kendala begitu juga dengan pola asuh orangtua. Inilah yang disebut dengan ketidakmampuan belajar (learning disability). Padahal menurut Strauss dan Werner (1942) yang pernah melakukan penelitian ketidakmampuan belajar pada anak usia dini yang dikutip (Lidia, 2003) bukan karena seorang anak tidak mampu mengerjakan tugas-tugasnya, melainkan berawal dari adanya kerusakan sistem syaraf sehingga menghambat proses belajar.
Saat ini, setelah Strauss dan Werner melakukan penelitiannya diawal abad 20 banyak para ahli pendidikan anak prasekolah (usia dini) seperti Dewey, Montessori dan Piaget yang turut berperan dan mempengaruhinya menyumbangkan pengetahun tentang proses berpikir pada anak-anak. Terutama dewasa ini dari hasil pengembangan teorinya banyak mainan anak-anak sebagai media untuk belajar dirancang khusus guna meningkatkan cipta, rasa dan karsa pada anak-anak.
Oleh karena itu, PAUD yang telah digagas memiliki dasar berpijak dari berbagai macam pendekatan dalam pendidikan. Terutama PAUD yang berbasis learning by doing. Artinya proses belajar anak usia dini yang menitik beratkan pada usaha belajar sambil beraktivitas. Aktivitas di sini maksudnya adalah aktivitas yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini yaitu bermain.
Pendekatan ini dilakukan untuk mendukung suasana belajar yang menyenangkan dengan penataan ruang yang representatif. Tentu saja dengan memperhatikan sarana dan prasarana, di tempat mana anak sering bermain, bagaimana posisinya apakah membahayakan dirinya atau tidak. Semuanya dirancang agar motivasi belajar anak tumbuh sesuai dengan kebutuhannya.
Di samping itu, anak usia dini memerlukan kedekatan fisik, kondisi dan suasana yang akrab di mana komunikasi guru di sekolah atau orang tua di rumah sangat membantu proses belajarnya. Sudah saatnya model pola asuh yang otoriter ditinggalkan, sebab akan mengundang kondisi psikologis
 anak yang tidak nyaman. Sehingga orangtua akan merasa gelisah karena
 anaknya belum bisa mengenal huruf dan belum bisa menulis.
Bermain di sini bukan berarti menerima peran anak apa adanya tapi memberikan kesempatan pada anak untuk berpartisipasi dengan berkomunikasi dan bekerjasama untuk membangkitkan keterampilan sosial dan emosionalnya.
 Dengan demikian dari berbagai macam permainan yang ditawarkan seperti melukis, mewarnai, menyusun balok, puzzle, sangat penting diajarkan untuk melatih daya kerja otak pada anak usai dini.Tidak menutup kemungkinan belajar dengan aktivitas bermain akan membangkitkan keterampilan fisik, keterampilan matematis, yang dapat melahirkan keterampilan membaca dan menulis. Dalam konteks pedagogis aktivitas bermain ini tidak sepenuhnya dengan media bermain dan belajar yang mahal, tapi dapat diganti dengan media belajar dan bermain dalam bentuk lain yang mudah dijangkau harganya, tidak berbahaya, menarik perhatian anak serta memotivasi anak untuk belajar.
Wallohua’alam bishowab.
———-

STRATEGI dan PEMBELAJARAN

HAKIKAT PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK
Pengertian Pendidikan dan Komponen-komponen Pendidikan
Dalam arti luas pendidikan adalah segala bentuk pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk mengembangkan kemampuan seoptimal mungkin sejak lahir sampai akhir hayat. Dalam arti sempit, pendidikan identik dengan persekolahan di mana pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang terprogram dan terencana secara formal. Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut meliputi: 1) tujuan pendidikan, 2) peserta didik, 3) pendidik, 4) kurikulum, 5) fasilitas pendidikan, dan 6) interaksi edukatif.
Para ahli pendidikan anak berpendapat bahwa pendidikan TK merupakan pendidikan yang dapat membantu menumbuhkembangkan anak dan pendidikan dapat membantu perkembangan anak secara wajar. Pada hakikatnya pendidikan TK/usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya adalah upaya untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Hakikat Pembelajaran di Taman Kanak-kanak
Pada hakikatnya anak itu unik, mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan, bersifat aktif dan energik, egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, antusias terhadap banyak hal, bersifat eksploratif dan berjiwa petualang, kaya dengan fantasi, mudah frustrasi, dan memiliki daya perhatian yang pendek. Masa anak merupakan masa belajar yang potensial.
Kurikulum untuk anak usia dini/TK harus benar-benar memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangan dan harus dirancang untuk membuat anak mengembangkan potensi secara utuh. Baik Kurikulum TK 1994 maupun Kurikulum TK 2004 pada dasarnya sama memuat aspek-aspek perkembangan yang dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh yang mencakup bidang pengembangan perilaku melalui pembiasaan dan bidang kemampuan dasar.
Pembelajaran anak usia dini/TK pada hakikatnya adalah pembelajaran yang berorientasi bermain (belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar), pembelajaran yang berorientasi perkembangan yang lebih banyak memberi kesempatan kepada anak untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat. Pendekatan yang paling tepat adalah pembelajaran yang berpusat pada anak
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA TK
Hakikat Perkembangan
Perkembangan dan pertumbuhan merupakan satu proses dalam kehidupan manusia yang berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai akhir hayat. Perkembangan juga diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh seorang individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik itu menyangkut aspek fisik maupun psikis. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara bertahap dan berurutan.
Perkembangan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut. 1) Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti. 2) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. 3) Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu. 4) Perkembangan terjadi pada tempat yang berlainan. 5) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas. 6) Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan.
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda tentang pembabakan atau periodisasi perkembangan ini. Pendapat-pendapat tersebut secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis, dan psikologis.
Karakteristik Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak
Perkembangan anak usia TK yang terentang antara usia empat sampai dengan enam tahun merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional, serta bahasa.
Ketika anak mencapai tahapan usia TK (3 sampai 6 tahun), terdapat ciri yang sangat berbeda dengan usia bayi. Perbedaannya terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang badan, serta keterampilan yang mereka miliki.
Dilihat dari tahapan menurut Piaget, anak usia TK berada pada tahapan praoperasional, yaitu tahapan di mana anak belum menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol. Melalui kemampuan tersebut anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal.
Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap ini emosi anak usia prasekolah lebih rinci atau terdiferensiasi, anak cenderung mengekspresikan emosi dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering mereka perlihatkan dan sering berebut perhatian guru.
Perkembangan sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial anak merupakan hasil belajar, bukan hanya sekedar hasil dari kematangan. Perkembangan sosial diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respons terhadap dirinya. Bagi anak prasekolah, kegiatan bermain menjadikan fungsi sosial anak semakin berkembang.
Anak prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti bertanya, berdialog, dan menyanyi. Sejak usia dua tahun anak sangat berminat untuk menyebut nama benda. Minat tersebut terus berlangsung sehingga dapat menambah perbendaharaan kata.
PEMBELAJARAN YANG BERORIENTASI PERKEMBANGAN
Prinsip-prinsip Perkembangan Anak
Penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak menuntut pendidik yang memiliki kemampuan profesional, sosial dan pribadi yang baik. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik atau guru Taman Kanak-kanak adalah memahami perkembangan anak. Pemahaman tentang karakteristik perkembangan anak memberikan kontribusi terhadap pendidik untuk merancang kegiatan, menata lingkungan belajar, mengimplementasikan pembelajaran serta mengevaluasi perkembangan dan belajar anak.
Prinsip-prinsip perkembangan anak meliputi: (1) anak berkembang secara holistik, (2) perkembangan terjadi dalam urutan yang teratur, (3) perkembangan anak berlangsung pada tingkat yang beragam di dalam dan di antara anak, (4) perkembangan baru didasarkan pada perkembangan sebelumnya, (5) perkembangan mempunyai pengaruh yang bersifat kumulatif.
Prinsip-prinsip perkembangan anak tersebut memberikan implikasi bagi pendidik dalam menentukan tujuan, memilih bahan ajar, menentukan strategi, memilih dan menggunakan media, serta mengevaluasi perkembangan dan mendukung belajar anak secara optimal.
Dasar Pemikiran dan Pengertian Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan
Ada beberapa hal yang mendasari munculnya praktik pembelajaran yang berorientasi perkembangan, antara lain meningkatnya praktik pembelajaran yang bersifat formal di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini, kuatnya tuntutan dan tekanan orang tua dan masyarakat terhadap pengajaran yang lebih bersifat akademik, kesalahpahaman masyarakat tentang konsep pendidikan anak usia dini.
Pembelajaran yang berorientasi perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu (1) berorientasi pada usia, (2) berorientasi pada anak secara individual, dan (3) berorientasi pada konteks sosial budaya anak.
Praktik pembelajaran yang berorientasi perkembangan menekankan pada hal-hal sebagai berikut: (1) anak secara holistik, (2) program pendidikan yang bersifat individual, (3) pentingnya kegiatan yang diprakarsai anak, (4) fleksibel, lingkungan kelas menstimulasi anak, (5) pentingnya bermain sebagai wahana belajar, (6) kurikulum terpadu, (7) belajar melalui bekerja, (8) memberikan pilihan kepada anak tentang apa dan bagaimana caranya belajar, (9) penilaian bersifat kontinu, dan (10) bermitra dengan orang tua untuk mendukung perkembangan dan belajar anak.
Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan Untuk Anak Usia Taman Kanak-kanak
Prinisp-prinsip pembelajaran yang berorientasi perkembangan dapat diidentifikasi dari beberapa dimensi, sebagai berikut.
Menciptakan iklim yang positif dan kondusif untuk belajar.
Membantu keeratan kelompok dan memenuhi kebutuhan individu.
Lingkungan dan jadwal hendaknya memberi kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi aktif, mengambil inisiatif, melakukan eksplorasi terhadap objek dan lingkungannya.
Pengalaman belajar hendaknya dirancang secara konkret dan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih kegiatannya sendiri.
Mendorong anak-anak untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan berbahasa secara menyeluruh yang meliputi kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis dini.
Strategi pembelajaran dirancang agar anak dapat berinteraksi dengan anak lainnya secara individual dan dalam kelompok kecil.
Motivasi dan bimbingan diberikan agar anak mengenal lingkungannya, mengembangkan keterampilan sosial, pengendalian dan disiplin diri.
Kurikulum diorganisasikan secara terpadu untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak yang meliputi aspek fisik motorik, sosial emosi, kognitif, bahasa, dan seni.
Penilaian terhadap anak dilakukan secara kontinu, melalui observasi.
Mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang telah dilakukan anak dan cara melakukan kegiatan tersebut.
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Pengertian dan Komponen-komponen Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan anak agar tujuan dapat tercapai.
Perencanaan pembelajaran mengandung komponen-komponen yang ditata secara sistematis dimana komponen-komponen tersebut saling berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lain.
Komponen-komponen perencanaan pembelajaran meliputi:
Tujuan merupakan komponen pertama dalam perencanaan pembelajaran merupakan proyeksi tentang hasil belajar atau kemampuan yang harus dicapai anak setelah belajar.
Materi adalah bahan yang akan diajarkan agar tujuan tercapai.
Kegiatan belajar mengajar adalah proyeksi kegiatan belajar yang harus dilakukan anak agar tujuan tercapai.
Media dan sumber belajar merupakan salah satu komponen yang memberi dukungan terhadap proses belajar.
Evaluasi merupakan suatu proses memilih, mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan. Evaluasi sebagai alat untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan.
Prosedur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Salah satu tugas guru adalah membuat perencanaan pembelajaran.
Jenis-jenis perencanaan di TK meliputi Perencanaan Tahunan, Perencanaan Semester, Perencanaan Mingguan (SKM), Perencanaan Harian (SKH).
Perencanaan Tahunan, memuat keterampilan, kemampuan, pembiasaan-pembiasaan dan tema-tema yang sesuai dengan minat anak dan dekat dengan lingkungan anak.
Perencanaan semester merupakan penjabaran dari perencanaan tahunan yang dibagi ke dalam dua semester.
Perencanaan Mingguan berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai kemampuan yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan tema pada minggu itu.
Perencanaan Harian (SKH) merupakan perencanaan operasional yang disusun oleh guru dan merupakan acuan dalam melaksanakan pembelajaran. SKH dijabarkan dari SKM.
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
Konsep Belajar dan Prinsip-prinsip Belajar Anak
Belajar adalah proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman dan latihan. Prinsip-prinsip belajar merupakan suatu ketentuan yang harus dilakukan anak ketika ia belajar.
Anak adalah pebelajar aktif. Ketika bergerak anak mencari stimulasi yang dapat meningkatkan kesempatan untuk belajar. Anak menggunakan seluruh tubuhnya sebagai alat untuk belajar. Anak secara energik mencari cara untuk menghasilkan potensi maksimum.
Belajar anak dipengaruhi kematangan. Guru harus memahami bagaimana kematangan anak dapat dicapai dan apa yang perlu dilakukan untuk memfasilitasi matangan tersebut.
Belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan. Tidak hanya lingkungan fisik tetapi juga lingkungan belajar.
Anak belajar melalui kombinasi lingkungan fisik, sosial dan refleksi. Dengan pengalaman tersebut anak memperoleh pengetahuannya. Tugas guru bagaimana menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak memperoleh pengalaman fisik, sosial dan mampu merefleksikannya.
Anak belajar dengan gaya yang berbeda. Ada yang tipe visual, tipe auditif dan tipe kinestetik.
Anak belajar melalui bermain. Melalui bermain anak dapat memahami menciptakan memanipulasi simbol-simbol dan mentransformasi objek-objek tersebut
Variabel Strategi Pembelajaran
Tujuan. Karakteristik tujuan perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajran, apakah berkaitan dengan, pengembangan kognitif, bahasa, sosial emosi, fisik, moral agama , motorik.
Tema, tema pembelajaran di TK, meliputi 20 tema, masing-masing tema memiliki karakteristik tersendiri. Dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran karakteristik tema merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan.
Kegiatan. Kegiatan perlu pula dipertimbangakan karena belajar di TK tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas tetapi juga ada kegiatan belajar di luar kelas.
Anak. Anak perlu dipertimbangkan, karena anak memilki karakteristik dalam perkembangan dan belajarnya anak itu unik dan memilki potensi untuk belajar.
Media dan Sumber belajar. Media dan sumber belajar yang dipilih harus dapat mendukung terlaksananya proses belajar yang efektif dan relevan dengan strategi pembelajaran yang dipilih guru.
Guru-guru merupakan faktor penentu dalam keberhasilan belajar anak. Kepiawaian guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar anak.
PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Pengertian dan Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran adalah segala usaha guru untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak belajar.
Terdapat beberapa kriteria yang harus menjadi pertimbangan guru dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu (1) karakteristik tujuan pembelajaran apakah untuk pengembangan aspek kognitif, aspek afektif atau psikomotor. Atau apakah pembelajaran itu bertujuan untuk mengembangkan domain fisik-motorik, kognitif, sosial emosi, bahasa, dan estetika; (2) karakteristik anak sebagai peserta didik baik usianya maupun kemampuannya; (3) karakteristik tempat yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran apakah di luar atau di dalam ruangan; (4) karakteristik tema atau bahan ajar yang akan disajikan kepada anak; dan (5) karakteristik pola kegiatan yang akan digunakan apakah melalui pengarahan langsung, semi kreatif atau kreatif.
Semua kriteria ini memberikan implikasi bagi guru untuk memilih stratgei pembelajaran yang paling tepat digunakan di Taman Kanak-kanak
Karakteristik Cara Belajar Anak
Anak belajar dengan cara yang berbeda dengan orang dewasa. Beberapa karakteristik cara belajar anak itu antara lain (1) anak belajar melalui bermain; (2) anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya; (3) anak belajar secara alamiah, dan (4) anak belajar paling baik jika yang dipelajarinya menyeluruh, bermakna, menarik, dan fungsional.
Bermain sebagai salah satu cara belajar anak memiliki ciri-ciri simbolik, bermakna, aktif, menyenangkan, suka rela, ditentukan oleh aturan, dan episodik.
Para ahli teori konstruktivisme mempunyai pandangan tentang cara belajar anak yaitu bahwa anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya melalui kegiatan mengeksplorasi objek-objek dan peristiwa yang ada di lingkungannya dan melalui interaksi sosial dan pembelajaran dengan orang dewasa.
Lingkungan yang diciptakan secara kondusif akan mengundang anak untuk belajar secara alamiah tanpa paksaan sehingga apa yang dipelajari anak dari lingkungannya adalah hal-hal yang benar-benar bermakna, fungsional, menarik dan bersifat menyeluruh.
JENIS-JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK
Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Umum di Taman Kanak-kanak
Ada beberapa jenis strategi pembelajaran umum yang dapat digunakan di Taman Kanak-kanak. Strategi pembelajaran tersebut pada umumnya lebih menekankan pada aktivitas anak dalam belajar, namun, tidak berarti peranan guru pasif. Guru harus berperan sebagai fasilitator yang dapat memberikan kemudahan dan kelancaran kepada anak dalam proses belajar.
Jenis-jenis strategi pembelajaran umum tersebut adalah: (1) meningkatkan keterlibatan indra, (2) mempersiapkan isyarat lingkungan, (3) analisis tugas, (4) scaffolding, (5) praktik terbimbing, (6) undangan/ajakan, (7) refleksi tingkah laku/tindakan, (8) refleksi kata-kata, (9) contoh atau modelling, (10) penghargaan efektif), (11) menceritakan/menjelaskan/menginformasikan, (12) do-it-signal, (13) tantangan, (14) pertanyaan, dan (15) kesenyapan.
Strategi-strategi pembelajaran tersebut dapat diintegrasikan atau digabungkan dalam keseluruhan proses pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan belajar yang lebih bervariasi.
Strategi Pembelajaran Khusus di Taman Kanak-kanak
Terdapat beberapa jenis strategi pembelajaran khusus yang dapat diterapkan di Taman Kanak-kanak. Penerapan strategi pembelajaran khusus tersebut pada prinsipnya sama dengan penerapan strategi pembelajaran umum, yaitu harus mempertimbangkan karakteristik tujuan, karakteristik anak dan cara belajarnya, karakteristik tempat yang akan digunakan, dan pola kegiatan.
Jenis-jenis strategi pembelajaran khusus tersebut adalah (1) kegiatan eeksploratori, (2) Penemuan Terbimbing, (3) Pemecahan Masalah, (4) Diskusi, (5) Belajar Kooperatif, (6) Demonstrasi, dan (7) Pengajaran Langsung.
Di samping strategi pembelajaran di atas, guru Taman Kanak-kanak dituntut untuk dapat menggunakan strategi pembelajaran lainnya sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik.
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA ANAK
Rasional Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Anak pada hakikatnya memiliki potensi untuk aktif dan berkembang. Pembelajaran yang berpusat pada anak banyak diwarnai paham konstruktivis yang dimotori Piaget dan Vigotsky.
Anak adalah pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Mereka membangun pengetahuannya ketika berinteraksi dengan objek, benda, lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Yang melandasi pembelajaran yang berpusat pada anak adalah pendekatan perkembangan dan pendekatan belajar aktif.
Belajar aktif merupakan proses dimana anak usia dini mengeksplorasi lingkungan melalui mengamati, meneliti, menyimak, menggerakkan badan mereka menyentuh, mencium, meraba dan membuat sesuatu terjadi dengan objek-objek di sekitar mereka.
Pembelajaran yang berpusat pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) prakarsa kegiatan tumbuh dari minat dan keinginan anak, 2) Anak-anak memilh bahan dan memutuskan apa yang ingin ia kerjakan, 3) Anak mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh indranya, 4) Anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung, 5) Anak mentransformasikan dan menggabungkan bahan-bahan, 6) Anak menggunakan otot kasarnya, 7) Anak menceritakan pengalamannya.
Prosedur Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Pembelajaran yang berpusat pada anak harus direncanakan dan diupayakan dengan matang. Upaya yang dilakukan adalah dengan merencanakan dan menyediakan bahan/peralatan yang dapat mendukung perkembangan dan belajar anak secara komprehensif. Untuk itu perlu disediakan area-area yang memungkinkan berbagai kegiatan sesuai pilihannya.
Area- area tersebut meliputi:
Area Pasir dan Air.
Area Balok.
Area Rumah dan Bermain Drama.
Area Seni.
Area Manipulatif.
Area Membaca dan menulis.
Area pertukangan atau kerja Kayu.
Area musik dan gerak.
Area komputer.
Area bermain di luar ruangan.
Pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada anak meliputi: tahap perencanaan, tahap bekerja dan tahap melaporkan kembali.
Contoh Penerapan Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Plan Do Review, merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada anak. Dalam pendekatan ini anak diberi kesempatan untuk melakukan sesuai dengan minat dan keinginannya, mulai dari membuat perencanaan, (Plan), mengerjakan (Do), dan melaporkan kembali (Review).
Prosedur pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
Tahap merencanakan (Planning Time).
Pada tahap ini anak diberi kesempatan untuk membuat rencana dari kegiatan yang akan mereka lakukan selanjutnya.
Tahap Bekerja (Work Time).
Tahap ini adalah tahap dimana anak bermain dan memecahkan masalah. Anak mentransformasikan rencana ke dalam tindakan.
Tahap Review (Recall).
Tahap ini merupakan tahap memperlihatkan apa yang telah dilakukan anak pada tahap bekerja.
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERMAIN
Rasional Strategi Pembelajaran melalui Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang melekat pada dunia anak. Bermain adalah kodrat anak. Bermain dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang bersifat voluntir, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran secara intrinsik, meyenangkan dan fleksibel.

Kriteria dalam kegiatan bermain adalah memotivasi intrinsik, memiliki pengaruh positif, bukan dikerjakan sambil lalu. Cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya, serta bermain memiliki kelenturan.
Fungsi bermain bagai anak TK adalah: Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata.
Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima seperti berperan sebagai pencuri. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi, serta untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah.
Ditinjau dari dimensi perkembangan sosial, bermain digolongkan sebagai berikut: bermain soliter, bermain secara paralel, bermain asosiatif, dan bermain secara kooperatif.
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran melalui Bermain Anak
Rancangan kegiatan bermain meliputi penentuan tujuan dan tema kegiatan bermain; macam kegiatan bermain; tempat dan ruang bermain; bahan dan peralatan bermain; dan urutan langkah bermain.
Tujuan kegiatan bermain bagi anak usia TK adalah untuk meningkatkan pengembangan seluruh aspek perkembangan anak usia TK, baik perkembangan motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosi atau sosial. Kegiatan bermain akan memberikan hasil yang optimal apabila kegiatan itu dirancang dengan saksama dan tidak secara kebetulan. Tema yang akan dipilih dapat mengacu pada 20 tema yang terdapat dalam PKB TK 1994.
Menentukan jenis kegiatan bermain yang akan dipilih sangat tergantung kepada tujuan dan tema yang telah ditetapkan sebelumnya. Penentuan jenis kegiatan bermain diikuti dengan jumlah peserta kegiatan bermain. Selanjutnya ditentukan tempat dan ruang bermain yang akan digunakan, apakah di dalam atau di luar ruangan kelas, hal itu sepenuhnya tergantung pada jenis permainan yang dipilih.
Sebelum melakukan kegiatan bermain, bermacam bahan dan peralatan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perlu dipersiapkan terlebih dahulu secara lengkap. Langkah berikutnya adalah menentukan urutan langkah bermain yang disertai dengan penetapan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta permainan.
Contoh Penerapan Pembelajaran melalui Bermain
Pelaksanaan kegiatan bermain terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
Kegiatan prabermain
Kegiatan bermain
Kegiatan penutup
Pada kegiatan prabermain, terdapat dua macam kegiatan persiapan, yaitu:
Kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain
Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan dalam kegiatan bermain
Tahap bermain terdiri dari rangkaian kegiatan yang berurutan dari awal sampai dengan akhir kegiatan bermain. Banyaknya kegiatan pada tahap bermain sangat tergantung pada jenis permainan yang dipilih, serta jumlah anak yang mengikuti permainan.
Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dari seluruh langkah kegiatan bermain. Pada kegiatan ini, guru memberikan penekanan pada aspek-aspek yang sepatutnya dikembangkan dan dimiliki oleh anak seperti, menunggu giliran, kemampuan bekerja sama, kemampuan memecahkan masalah dan sebagainya.
Evaluasi atau penilaian perlu dilaksanakan agar guru mendapatkan umpan balik tentang keberhasilan kegiatan bermain. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan kegiatan bermain yang telah ditetapkan sebelumnya
. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERCERITA
Rasional Strategi Pembelajaran melalui Bercerita
Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di Taman Kanak-kanak. Metode bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK.
Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi pembelajaran di Taman Kanak-kanak haruslah memperhatikan hal-hal berikut:
Isi cerita harus terkait dengan dunia kehidupan anak TK.
Kegiatan bercerita diusahakan dapat memberikan perasaan gembira, lucu, dan mengasyikkan sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh suka cita
Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik dan menarik.
Beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan flannel, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita, atau bercerita dengan menggunakan jari-jari tangan.
Bercerita sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil untuk memudahkan guru mengontrol kegiatan yang berlangsung sehingga akan berjalan lebih efektif. Selain itu tempat duduk pun harus diatur sedemikian rupa, misalnya berbentuk lingkaran sehingga akan terjalin komunikasi yang lebih efektif.
Prosedur Penerapan Pembelajaran melalui Bercerita
Kegiatan bercerita merupakan kegiatan yang memiliki manfaat besar bagi perkembangan anak serta pencapaian tujuan pendidikan. Sebelum melaksanakan kegiatan bercerita guru terlebih dahulu harus merancang kegiatan bercerita berupa langkah-langkah yang harus ditempuh secara sistematis.
Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru adalah sebagai berikut:
Menetapkan tujuan dan tema cerita.
Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih.
Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.
Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita.
mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita;
mengatur tempat duduk;
melaksanakan kegiatan pembukaan;
mengembangkan cerita;
menetapkan teknik bertutur;
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.

Penerapan Strategi Pembelajaran melalui Bercerita
Penerapan strategi pembelajaran melalui bercerita mengacu pada prosedur pembelajaran yang telah dikembangkan sebelumnya, yaitu:
Menetapkan tujuan dan tema cerita.
Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih.
Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.
Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita:
mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita;
mengatur tempat duduk;
melaksanakan kegiatan pembukaan;
mengembangkan cerita;
menetapkan teknik bertutur;
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan bercerita serta tema yang dipilih oleh guru menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan lainnya. Guru memiliki kebebasan untuk menentukan bentuk cerita yang dipilih, sepanjang bisa menggambarkan isi cerita dengan baik. Bahan dan alat yang dipergunakan dalam kegiatan bercerita sangat bergantung kepada bentuk cerita yang dipilih sebelumnya.
Pengaturan tempat duduk, merupakan hal yang patut mendapat perhatian karena pengaturan yang baik membuat anak merasa nyaman dan dapat mengikuti cerita di samping teknik bercerita, dan teknik

Macam-macam metode mengajar


1. Metode Eksperimen


Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.


Kelebihan metode eksperimen :


a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya
b. Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia
c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia


Kekurangan metode eksperimen :


a. Metode ini lebih sesuai dengan baidang-bidang sains dan teknologi
b. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal
c. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan
d. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.


2. Metode Diskusi


Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa diharapkan kepada suatu masalah yang bias berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama.


Kelebihan metode diskusi :


a. Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan-prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah
b. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
c. Memperluas wawasan
d. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah


Kekurangan Metode diskusi :


a. Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang
b. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
c. Peserta mendapat informasi yang terbatas
d. Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.

3. Metode Demonstrasi


Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.


Kelebihan metode demonstrasi :


a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat)
b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
c. Proses pengajaran lebih menarik
d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri,


Kekurangan metode demonstrasi :


a. metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif
b. fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik
c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.


4. Metode Sosiodrama


Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakainya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah social.


Kelebihan metode sosiodrama :


a. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.
b. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
c. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak.
d. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.


Kekurangan metode sosiodrama


a. Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif
b. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pamahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan
c. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas
d. Sering kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan.


5. Metode Problem Solving


Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpilan.


Kelebihan metode problem solving :


a. metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja
b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia
c. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahannya.


Kekurangan metode problem solving :


a. menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sanagat memerlukan kemmpuan dan keterampilan guru. Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pemecahan masalah hanya cocok untuk SLTP, SLTA, dan PT saja. Padahal untuk siswa SD sederajat bjuga bias dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan taraf kemampuan berfikir anak
b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain
c. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.


6. Metode Tugas dan Resitasi


Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.


Kelebihan metode tugas dan resitasi :


a. kelompok Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun
b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru
c. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa
d. Dapat mengembangkan krearivitas siswa


Kekurangan Metode tugas dan resitasi :


a. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain
b. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpatisipasi dengan baik
c. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa
d. Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.


7. Metode Karyawisata


Metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/ menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dll.


Kelebihan metode karyawisata :


a. Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran
b. Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhab di masyarakat
c. Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa
d. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan actual


Kekurangan metode karyawisata :


a. Fasilitas yang diperlukan ndan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah
b. Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang
c. Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain gar tak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karyawisata
d. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan
e. Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.


8. Metode Latihan


Metode latihan yang disebut juga metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.


Kelebihan metode latihan :


a. Untuk memeperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat (mesin permaianan dan atletik), dan terampil menggunakan peralatan olahraga
b. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (symbol), dsb
c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan symbol, membaca peta, dsb
d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan
e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya
f. Pembentukkan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.


Kekurangan metode latihan :


a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan
d. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis
e. Dapat menimbulkan verbalisme

9. Metode Ceramah


Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, kerana sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.


Kelebihan metode ceramah :


a. Guru mudah menguasai kelas
b. Mudah mengorganisasikan tempat duduk atau kelas
c. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar
d. Mudahn mempersiapkan dan melaksanakannya
e. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik


Kekurangan Metode ceramah :


a. Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
b. Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerimanya
c. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan
d. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali
e. Menyebabkan siswa menjadi pasif.

10. Metode Bermain (khusus untuk anak TK)


Metode bermain adalah metode yang dapat membantu penyaluran kelebihan tenaga untuk memperoleh keseimbangan antara kegiatan dengan menggunakan kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenangan.


Kelebihan metode bermain :


a. Siswa lebih senang
b. Dapat diikuti oleh seluruh siswa
c. Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak lain
d. Guru dapat berinteraksi langsung dengan anak
e. Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari
f. Guru dapat langsung mengkelompokkan kegiatan bermain


Kekurangan metode bermain :


a. Guru dan siswa mudah capek
b. Kadang ada anak yang senang bermainnya tapi tidak mau berhenti ketika selesai.

11. Metode Tanya Jawab


Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.


Kelebihan metode Tanya jawab :


a. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang rebut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya
b. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya piker, termasuk daya ingat
c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat


Kekurangan metode Tanya jawab :


a. Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab
b. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa
c. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang
d. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.


12. Metode Bercerita


Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi


anak dengan membawa cerita kepada anak secara lisan.


Kelebihan metode bercerita :


a. Anak lebih banyak menyerap verbal
b. Guru lebih mudah mengatur anak
c. Anak lebih senang membayangkan secara ilustrasi cerita yang diberikan guru
d. Dapat mengendalikan emosi anak
e. Membuat anak lebih penasaran akan cerita yang diberikan guru


Kekurangan metode cerita :


a. Harus punya banyak referensi bahan buku bacaan
b. Guru harus bisa bercerita baik secara lisan, membaca maupun imprufisasi
c. Guru harus bisa membawa situasi kepada anak agar anak dapat hanyut dalam cerita


13. Metode Bercakap-cakap


Metode bercakap-cakap merupakan metode bentuk komunikasi antar pribadi. Berkomunikasi merupakan proses dua arah. Untuk terjadinya komunikasi dalam percakapan diperlukan keterampilan mendengar dan keterampilan berbicara. Metode ini sangat penting bagi anak TK.


Kelebihan metode bercakap-cakap :


a. Dapat saling mengkomunikasikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan secara verbal
b. Mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif.

Kekurangan metode bercakap-cakap :


a. Kurangnya bahan pembicaraan
b. Bersifat lebih monoton

14. Metode Audio Visual


Metode audio visual merupakan metode modern dimana dalam penyampaian diberikan dengan menggunakan alat seperti televise, CD, LCD, dll siswa dapat melihat langsung dengan alat peraga.

Kelebihan metode audio visual :


a. Anak dapat langsung melihat dengan menggunakan alat peraga
b. Lebih menarik bagi anak karena lebih berwarna
c. Guru tidak perlu menjelaskan langsung karena sudah ada gambar dan suara yang menjelaskannya.


Kekurangan metode audio visual :


a. Sekolah harus mempunyai fasilitas audio visual
b. Guru harus bisa mengoperasikan alat-alat modern

15. Metode Proyek


Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pengajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.


Kelebihan metode proyek :


a. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan
b. Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu
c. Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip di daktik modern yang dalam pengajaran perlu diperhatikan :


- Kemampuan individu siswa dan kerja sama dalam kelompok
- Bahan pelajaran tak lepas dari kehidupan riel sehari-hari yang penuh dengan masalah
- Pengembangan aktivitas, krestivitas dan pengalaman siswa banyak dilakukan
- Agar teori dan praktek, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.


Kekurangan metode proyek :


a. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, secara vertical maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini
b. Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah
c. Bahan pelajaran sering menjadi luar sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.

Pdf Contoh-proposal-dana-rintisan-paud

Pdf Contoh-proposal-dana-rintisan-paud

Contoh Proposal PAUD

PROPOSAL
DANA BANTUAN
PROGRAM PAUD/ KOBER








Disusun Oleh:
PAUD/ KOBER AL-HUDA







Kampung Bolang IV Rt 18/05 Desa Cibuluh
Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang
Tahun 2010


PEMEINTAH KABUPATEN SUBANG
KECAMATAN TANJUNGSIANG
DESA CIBULUH
 

LEMBARAN PENGESAHAN
Berdasarkan usulan proposal yang di ajukan oleh penyelenggara SPS “ PAUD AL-HUDA” / Nomor: /SPS-/ ( Bulan/ Romawi) 2010. Perihal Permohonan bantuan SPS pada SPS AL-Huda  yang beralamat di kampung Bolang IV Rt: 18/05 Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang. Kepala Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang Menyetujui dan Mengesahkan Kepada PAUD SPS Al-Huda untuk mendapatkan dana bantuan penyelenggaran program Satuan PAUD Sejenis (SPS) Tahun Anggaran 2010 yang bersumber dari dana APBD Provinsi



Subang, 28-11-2010
Kepala Desa Cibuluh


SAEFUL ZAMAN




PAUD / KOBER AL-HUDA
KECAMATAN TANJUGSIANG
Kmp Bolang IV Rt 18/05 Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kab. Subang
Subang,                28-11-2010 
Nomor                  : 017/SPS/AL-HUDA/2010
Lampiran             :
Perihal                  : Permohonan bantuan dana
Kepada,
Yth.        Bpk. Gubernur Jawa Barat
Di
Bandung
Dalam upaya meningkatkan pelayanan dan mutu PKBM di Masyarakat, maka kelompok PAUD KOBER yang beralamat  di Kmp Bolang IV Rt 18/05 Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang Akan mengajuan usulan Proposal bantuan Dana PAUD
Program PAUD / KOBER yang di selenggarakan di Kmp Bolang IV Rt 18/05 Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang yang nantinya bisa di jadikan barometer kecamatan tanjungsiang itu sendiri dan kecamatan lainnya, oleh karena itu dalam penataan pelaksanaannya masih banyak kekurangannya dan perlu penataan serta pembenahan lebih lanjut sehingga mendekati pada proses penyempurnaan.
Semoga usulan proposal bantuan dana PAUD/ KOBER Al- Huda ini mendapat persetujuan dan pengesahan dari Bapak Gubernur Jawa Barat serta ada realisasi di lapangan.
Demikian atas perhatian dan bantuannya kami sampaikan terima kasih.

Kepala Desa Cibuluh                                                                                                       PAUD/ KOBER AL-HUDA
                                                                                                                                                     Penyelenggara


SAEFUL ZAMAN                                                                                                                Aj. DEDENG YUSUF S
SATUAN PAUD SEJENIS / KOBER AL-HUDA
DESA CIBULUH KECAMATAN TANJUNGSIAG
KABUPATEN SUBANG

SURAT PERNYATAAN
KELANJUTAN PROGRAM SETELAH MENERIMA BANTUAN
Kami yang bertandatangan di bawah ini menerangkan bahwa untuk kelangsungan Jalannya Program PAUD KOBER AL-HUDA setelah mendapat bantuan Dana dari Bapak Gubernur Jawa Barat Akan terus berjalan dengan upaya pemberdayaan dana dari masyarakat setempat ( Swadaya ) tanpa tergantung pada bantuan pemerintah saja.
Demikian surat ini kami buat untuk dipergunakan  sebagai mana semestinya.




Subang,28-11-2010
Kepala Desa Cibuluh                                                                                                       Penyelenggara


SAEFUL ZAMAN                                                                                                                Aj. DEDENG YUSUF S




KATA PENGANTAR
Penyelenggaraan Satuan PAUD Sejenis (SPS) Adalah salah satu bentuk dari realisasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Telah Mengamanatkan dilaksanakannya pendidikan kepada seluruh rakyat Indonesia sejak usia dini yaitu sejak anak dilahirkan, oleh sebab itu penyelenggaraan PAUD / KOBER sebagai upaya kesejahteraan anak ditujukan untuk menumbuhkan potensi anak secara optimal sehingga anak siap untuk menghadapi perkembangan selanjutnya. Program SPS dan kelanjutannya merupakan tanggungjawab bersama baik penyelengara maupun lembaga Dinas Khususnya PNF.
Program PAUD / KOBER yang diselenggarakan di Kmp Bolang IV Rt 18/05 Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kab. Subang merupakan program terpadu, oleh karena itu dalam pelaksanaannya masih banyak kekurangan, perlu pembenahan lebih lanjut sehingga mendekati pada proses penyempurnaan.
Mudah-mudahan melalui program ini yang kami usulkan dapat bermanfaat khusus bagi PAUD/KOBER AL-HUDA dan umumnya adanya kemajuan dan keselamatan bagi semua dan diharapkan bisa tertampung pada suatu lembaga PKBM yang berlandaskan dari, oleh dan untuk masyarakat.
Semoga proposal PAUD /KOBER ini mendapat tanggapan serta kajian pihak berkompeten dalam hal ini Bapak Gubernur  Jawa Barat Serta ada realisasi dilapangan.


Penyusun   









I.                   LATAR BELAKANG
Pendidikan Anak Sejak Usia Dini merupakan salah satu kunci mengatasi keterpurukan bangsa khususnya dalam menyiapkan sumberdaya manusia yang handal nantinya dan juga pendidikan yang sangat menentukn bagi tumbuh kembangnya anak didik di kemudian hari.
Anak merupakan aset keluarga, masyarakat dan bangsa sehinga harus mendapat pembinaan jasmani, mental spiritual dan sosial sejak dini, mengingat pada usia 0-6 tahun masa menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem Pendidikan Nasional Bagian Ketujuh Pasal 28 menegaskan Bahwa Penidikan anak Usia Dini Pada jalur pendidikan Non Formal berbentuk PAUD, Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lainnya yang sederajat, secara umum pengertian PAUD adalah salah satu bentuk kesejahteraan anak dengan mengutamakan kegiatan bermain. Yang juga menyelenggarakan pendidikan prasekolah bagi anak usia 0-6 tahun sampai memasuki pendidikan dasar.
Hasil identifikasi data yang ada di Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang sudah di analisis oleh kami selaku pengurus PAUD, akan tetapi dana yang tersedia belum memadai oleh karena itu kami megusulkan proposal pada Bapak Gubernur Jawa Barat dengan data pendukung terlampir
II.                LANDASAN HUKUM
1.      Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2.      Peraturan pemerintah Nomor 27 Tahun 1991 tentang Prasekolah.
3.      Peraturan pemrintah Nomor 27 Tahun 1991 tentang Pendidikn Luar Sekolah.
4.      Keputusan materi Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 018/U/1997 tentang peraturan Penyelenggaraan Pendidikan pada keompok bermain.

III.             TUJUAN
1.      Tujuan Umum
a.       Dapat mengelola dan membentuk tempat belajar PAUD/ KOBER secara baik, terencana dan terpadu sesuai dengan kondisi lokal sehinga dapat menumbuhkan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik juga.
b.      Untuk mempersiapkan dasar- dasar bagi perkembangan lebih lanjut
2.      Tujuan Khusus
a.       Meningkatkan keyakinan beragama.
b.      Mengembangkan budi pekerti dalam kehidupan.
c.       Mengembangkan sosialisasi dan kepekaan emosional.
d.      Meningkatkan disiplin melalui hidup teratur.
e.       Mengembangkan komunikasi dalam kehidupan berbahasa.
f.       Meningkatkan pengetahuan dan atau pengalaman melalui kemampuan daya fikir.
g.      Mengembangkan koordinasi motorik halus dan kreatifitas dalam keterampilan dan seni.
h.      Meningkatkan kemampuan motorik kasar dalam rangka kesehatan jasmani.
3.      Tujuan yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan PAUD/KOBER Al- Huda sebagai berikut:
a.       Masyarakat sekitar termotivasi untuk mendidik anaknya melalui PAUD/KOBER Al-Huda.
b.      Masyarakat mamahami akan pentingnya program PAUD/KOBER serta bisa memanfaatkannya sehingga dapat mempersiapkan anaknya untuk memasuki jenjang sekolah dasar.
c.       Mengembangkan potensi anak yang tergabung dalam kelompok bermain sehingga mereka bisa tumbuh dan berkembang untuk menjadi anak yang terampil, cerdas dan mandiri dalam menghadapi usia sekolah.
d.      Membantu meletakkan dasar pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan anak didik dalam menyesuaikan dengan lingkungannya agar siap memasuki pendidikan dasar untuk pertumbuhan perkembangan selanjutnya.
IV.             LOKASI PELAKSANAAN
Tempat yang dijadikan lokasi PAUD/KOBER Al-huda adalah di kampung Bolang IV Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang. Ha ini merupakan tempat strategis baik kondisi lingkungan maupun sarana dan prasarana yang mendukung.
V.                SASARAN           
Yang menjadi sasaran PAUD/KOBER Al-huda adalah seluruh anak usia 0-6 tahun serta posyandu, ibu hamil yang ada dikampung Bolang IV Des Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang. Dengan  rentang 0-6 tahun ini mudah-mudahan bisa memberkan kesempatan kepada mereka untuk menjadi peserta didik yang mandiri serta mempersiapkan peserta didik agar lebih siap memasuki jenjang persekolahan.
VI.             SARANA YANG DIMILIKI
Tersedianya gedung yang telah dibangun masyarakat untuk dijadikan tempat belajar anak-anak, empat penimbangan posyandu loksinya di gedung PAUD AL-HUDA di kampug Bolang IV Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang.
VII.          JADWAL PELAKSANAAN
Adapun jadwal pelaksanaannya :
a.       Rencana persiapan
b.      Identifikasi kebutuhan sarana lokasi PAUD/KOBER.
c.       Warga belajarbeserta orang tua
d.      Tenaga pendidik.
e.       Lokasi pelaksaaan.
f.       Analisis data hasil identifikasi sasaran.
g.      Penetapan peserta didik dan tenaga pengajar berdasarkan hasil identifikasi.
h.      Pembentuka tim penyelenggara PAUD/KOBER sebagai berikut:
Pelindung                : Kepala Desa Cibuluh
Penasihat                 : Ketua LKMD Desa Cibuluh
Penanggungjawab  : Ketua RW 05 Bolang IV
Penyelenggara        : Aj. Dedeng Yusuf S
Sekretaris                : Ade Sukaesih
Bendahara               : Kurniasih
i.        Rencana pelaksanaan.
j.        Melakanakan kegiatan PAUD/KOBER mengacu kepada pedoman (kurikulum) Diknas dan Departemen Agama.
k.      Pengelola kegiatan di laksanakan secara terpadu oleh berbagai unsur, dinas / lembaga terkait yang berada di lingkungan kecamatan dan kabupaten
l.        Pemantauan kegiatan.
Pemantauan dilaksanakan melalui tahapan perencanaan\, pelaksanan dan tindak lanjut dengan uraian sebai berikut:

Tahapan
Unsur yang di pantau
Pemantau
Persiapan/perencanaan
Identifkasi kebutuhan analisis dan penentuan sasaran, tenaga pendidik, sumber belajar, penentuan tenaga dan penylenggara.
Kepala Desa Cibuuh
Ketua RW 05 Bolang IV
Pelaksana
1.      Penyuluhan kepada orangtua melalui orientasi/ pembekalan / seminar PAUD/KOBER
2.      Penilaian proses penyelenggaraan SPS
-Kepala Desa Cbuluh
-Pengurus PKBM
Tindak lanjut
Jenis upaya tindak lanjut pihak terkait memberikan dukungan baik moril maupn materil untuk kelangsungan PAUD/KOBER dengan cara bimbingan teknis. 
-Tim penggerak PKK
-Instansi terkait



VIII.       KETENAGAAN
No.
Peran
Pemeran
Rincian tugas
1
Pelindung
Kepala Desa Cibuluh
Memberikan perlindugan atas pelaksanaan PAUD/KOBER
2
Penasehat
Ketua RW 05 Bolang IV
Memerikan sarana untuk perkembangan PAUD/KOBER
3
Penangung jawab
Ketua PKBM
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan PAUD/KOBER
4
Peyelenggara

Bertanggung jawab secara penuh atas pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan pada PAUD/ KOBER
5
Tenaga pendidik

Melaksanakan kegiatan mengajar anak didik dan mengadakan evaluasi atas perkembangan anak
6
Pesuruh

Melaksanakan kebersihan disekitar lokasi tempat belajar
7
Pegawai tidak tetap

Melaksanakan pemeriksaan kesehatan peserta, memberikan informasi tentang pengetahuan makanan bergizi dan keterampilan serta sikap.
8
Pemantau
Penilik PNF
Dalam rangka mitra kerja melaksanakan pemantauan atas pelaksanaan PAUD/ KOBER


IX.             DAYA DUKUNG
Dalam rangka melaksanakan PAUD/KOBER yang dilaksanakan di Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang Terdapat faktor pendukung, baik secara internal maupun Eksternal yang mendukung terhadap pelaksanaan PAUD/ KOBER diantaranya bangunan yang biasa di jadikan lokasi penyelenggaraan PAUD, disamping itu lokasi strategis dilihat dari sisi jangkauan peserta didik dan adanya tenaga pendidik yang sudah siap untuk mengabdikan dirinya dalam membantu dan membimbing peserta dengan latar belakang pendidikan yang bervariasi.


X.                TINDAK LANJUT
-          Setelah diadakan rintisan pembentukan kelompok bermain diharapkan penyelenggaraan PAUD/KOBER bisa berkelanjutan secara Kontinyu walaupun keadaan unsur penunjang masih dirasakan minim, akan tetapi dengan adanya rasa tanggung jawab untuk membantu pendidikan peserta secara optimal bisa terwujud.
-          Bisa mengembangkan PAUD/KOBER baru di daerah  lain dan komplek yang ada bisa dijadikan acuan bagi yang lainnya.
-          Diharapkan adanya dukungan dan bantuan dari Bapak Gubernur Jawa Barat
-          Keterlibatan dinas/ lembaga dan  masyarakat dalam penyelenggaraan PAUD/ KOBER lebih optimal guna membenahi kekurangan yang ada serta perbaikan lebih lanjut.
XI.             PENUTUP
Demikian proposal yang kami ajukan kepada Bapak Gubernur Jawa Barat dengan adanya PAUD/KOBER di Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang Mudah- mudahan ada motivasi untuk mendidik anak sejak usia dini. Kami menyadari bahwa pelaksanaan PAUD/ KOBER ini masih banyak kekurangan akan tetapi harapan kami mudah-mudahan Proposal ini dapat di terima dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Subang 28-11-2010
PAUD /KOBER Al- HUDA




















LAMPIRAN- LAMPIRAN

















JADWAL PEMBELAJARAN
HARI
WAKTU
MATERI
KETERANGAN
SENIN
07.30-08.00
08.00-08.30
08.30-09.00
09.00-10.00
10.00-10.30
- Pengenalan Hurup Latin
- Bernyanyi
- Istirahat
- Melipat/ mewarnai
- Berdo’a

SELASA
07.30-08.00
08.00-08.30
08.30-09.00
09.00-10.00
10.00-10.30
- Pengenalan Angka
- Bernyanyi
- Istirahat
- Peraktek Ibadah
- Berdo’a

RABU
07.30-08.00
08.00-08.30
08.30-09.00
09.00-10.00
10.00-10.30
- Pengenalan Hurup Arab
- Bernyanyi
- Istirahat
- Menempel/Mencocokan
- Berdo’a

KAMIS
07.30-08.00
08.00-08.30
08.30-09.00
09.00-10.00
10.00-10.30
- Pengenalan Angka
- Bernyanyi
- Istirahat
- Olahraga
- Berdo’a




Siubang     2010
Penyelenggara
PAUD /KOBER AL-HUDA


Aj. DEDENG YUSUF S



DAFTAR NAMA PENYELENGGARA
PROGRAM PAUD/KOBER AL-HUDA

NO
NAMA
L/P
Tempat/ Tgl lahir
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
1
Dedeng Yusuf S
L
Subang, 06-08-1978
Wiraswasta
-
Bolang IV



Subang, 28-11-2010
Penyelenggara



Aj. DEDENG YUSUF S
















STRUKTUR ORGANIGRAM KEPENGURUSAN PAUD/KOBER
 AL-HUDA
DESA CIBULUH
KEC. TANJUNGSIANG KAB SUBANG


1.      Pembina
-          Camat Tanjungsiang
-          Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Tanjungsiang
-          Penilik PNF Kecamatan Tanjungsiang
-          Kepala Desa Cibuluh
2.      Ketua
3.      Sekretaris
4.      Bendahara
5.      Tutor
: Dedeng Yusuf S
: Ade Sukaesih
: Nina Siti Nuramalia

NO
NAMA
TGL LAHIR
PENDIDIKAN
ALAMAT
JABATAN
TMT
1
NINA SITI NURAMALIA
25-12-1988
SLTA
BOLANG IV
TUTOR
16-07-2007
2
KURNIASIH
14-04-1971
SLTP
BOLANG IV
TUTOR
16-07-2007
3
ADE SUKAESIH
03-10-1981
SLTP
BOLANG IV
TUTOR
13-07-2009
4
IPIH WARYANIH
02-05-1982
SMEA
BOLANG IV
TUTOR
13-07-2009
5
SAHRU KURNIADI
04-04-1970
PGA
BOLANG IV
TUTOR
13-07-2009




DAFTAR WARGA BELAJAR
PAUD/KOBER  AL-HUDA
DESA CIBULUH KAC. TANJUNGSIANG KAB. SUBANG

KELOMPOK (1-2 Tahun)
NO
NAMA
TANGGAL LAHIR
NAMA ORANGTUA
ALAMAT
1
FAIRUZ SYIRFA F
24-10-2008
YANTI/AEF
BOLANG IV
2
KUSTIAN HADIWIJAYA
21-09-2008
ILAH/IDAS
BOLANG IV
3
SINTIA DEWI
28-08-2008
CARSITI/UJANG
BOLANG IV
4
YUNITA
29-06-2008
UNIH/MAHYA
BOLANG IV
5
WISNU MAULANA F
28-06-2008
SURYATI/SUMARYA
BOLANG IV
6
RIAN
23-06-2008
YUYUM/DAMIN
BOLANG IV
7
MISNA AMELIA
19-06-2008
RENI/YAYA
BOLANG IV
8
ATIN KOMALA
07-06-2008
ILAH/AMUD
BOLANG IV
9
IMELDA MUTIARA
10-03-2008
IPIH/ADE S
BOLANG IV
10
TONI GUNAWAN
12-03-2008
RUNAESIH/DIDIN
BOLANG IV
11
NOVA ARYANTO
07-01-2008
LILIS/RUKMAN
BOLANG IV
12





KELOMPOK (2-3 Tahun)
NO
NAMA
TANGGAL LAHIR
NAMA ORANGTUA
ALAMAT
1
NITA NURBAETI
27-07-2007
IRUN/SARPIN
BOLANG IV
2
YOGI RISKI PERMANA
31-08-2007
KARYANI/DARMITA
BOLANG IV
3
FARID MUFTI M
24-08-2007
ST AISYAH/AHMAD
BOLANG IV
4
RIJAL ABD ROSYID
23-07-2007
NURYANI/KUSMAN
BOLANG IV
5
RAHMUDDIN
11-03-2007
NURAIDAH/SUNARDI
BOLANG IV

KELOMPOK (3-4 Tahun)
NO
NAMA
TANGGAL LAHIR
NAMA ORANGTUA
ALAMAT
1
SYIFA SOFIYATUL M
13-12-2006
SITI SOLIHAT/CAHWAN
BOLANG IV
2
TALITA SYAFA F
21-09-2006
MARYATI/TEGUH
BOLANG IV
3
RISNA
23-07-2006
TARSIMAH/ADE S
BOLANG IV
4
WITA JUNITA
17-06-2006
MIMI/SAYUD
BOLANG IV
5
TITIN
04-03-2006
CARYATI/SUHMID
BOLANG IV
6
RIAN HANDAYANA
01-02-2006
NIH/MAHYA
BOLANG IV
7
SITI SUMANAH
25-01-2006
SARSIH/DOHEDI
BOLANG IV
8
NESSA NURULAINI N
21-01-2006
NURIKLIMA/NANANG
BOLANG IV





           

KELOMPOK (4-5Tahun)
NO
NAMA
TANGGAL LAHIR
NAMA ORANGTUA
ALAMAT
1
ALI IRNAWAN
12-04-2005
ATIN/JEJE
BOLANG IV
2
CICA PURNAMASARI
13-12-2005
DARWATI/MASRIF
BOLANG IV
3
WULANDARI M
12-11-2005
MIMI/SAHRU
BOLANG IV
4
DADAN RAMDAN
31-10-2005
ADE S/SURYANA
BOLANG IV
5
SITI ZENAB
20-07-2005
NURJANNAH/NURYADIN
BOLANG IV
6
DENA
15-07-2005
EVI/AGUS
BOLANG IV
7
SALIS JAMILATUL H
28-06-2005
CICIH/JAJA
BOLANG IV
8
RIAN ROSADI
02-02-2005
ST MARYAM/MIFTAH
BOLANG IV
9
KARYA HIDAYAT
21-04-2005
LILIS/CAHRUDDIN
BOLANG IV
10
ROBI BANA JUNDANA
02-04-2005
DEDAH/ARIFIN
BOLANG IV
11
RIO
12-01-2005
TIA/NASWAT
BOLANG IV
12
SITI KHOLISOH
05-06-2005
AMINAH/CAHMAR
BOLANG IV
13
TRESNA NURLELI
13-11-2005
MARLIAH/DADI
BOLANG IV
14
NABILA AZAHRA
24-08-2005
IMAS/UDIN
BOLANG IV


Subang, 28-11-2010
Penyelenggara


Dedeng Yusuf S
RAB
No
Nama barang
Banyaknya
Harga satuan
Total harga
1
Alat bermain
8 buah

13.852.500
2
Alat peraga
38 buah
53.000
2.014.000
3
Cat tembok
2 buah
300.000
600.000
4
Cat kayu
8 buah
45.000
360.000
5
Konsumsi gizi anak
X38 anak x 16hari/bulan x 1tahun

45.600.000
6
Alat tulis siswa
38 buah

728.000
JUMLAH
63.154.500