oleh : Nazhori Author*)
“Sholatlah kamu seperti kamu lihat aku sholat” (H.R. Bukhari)
Sabda Rosulullah di atas adalah sebuah bukti bahwa proses belajar
mengajar sudah berlangsung sejak zaman Rosulullah sebagai pondasi awal
dalam pendidikan Islam. Sabda tersebut mengandung unsur pedagogis di
mana bahasa non verbal yang disampaikan Rosulullah sampai saat ini
menjadi bumbu penyedap dalam melengkapi metode pengajaran.
Hal ini dapat dilihat bagaimana seorang anak di usia dini
ketika diajarkan sholat akan mengikuti gerakan-gerakan sholat mulai dari
takbiratul ikhram sampai mengucapkan dua salam. Artinya bahasa non
verbal memegang peranan dalam proses belajar mengajar. Bahkan bahasa non
verbal banyak digunakan taman kanak-kanak atau kelompok bermain (play
groups) yang banyak mengadopsi model belajar kindergarten-nya Froebel
dan model belajar Casa Dei Bambini-nya Montessori.
Dengan demikian sabda Rolulullah berikut pandangannya terhadap
pendidikan merupakan perluasan dari pandangannya terhadap dunia
pendidikan, tentang hubungan manusia sebagai individu dan makhluk Tuhan
yang memiliki fitrah suci untuk dikembangkan. Rosulullah telah
merefleksikan sabdanya bahwa suatu metode dari pendidikan dan cara dari
anak untuk meniru kehidupan orang dewasa dengan wajar.
Mengenal PAUD
Jauh sebelum konsep pendidikan anak usia dini (selanjutnya ditulis PAUD) ditemukan, dunia pendidikan kita sesungguhnya telah mengenal konsep
pendidikan anak prasekolah. Dasar pemikirannya banyak mengadopsi
tokoh-tokoh pendidikan dari Islam dan Barat yang mengupas persoalan
pendidikan anak prasekolah. Pendidikan anak prasekolah sendiri merupakan
konsep pendidikan yang mencoba menggali dan mencari model pendidikan
yang tepat untuk anak di usia dini.
Menurut Soemiarti (2003) pendidikan prasekolah adalah hal yang
menarik perhatian orangtua, masyarakat maupun pemerintah sebagai
pengambil keputusan. Mereka menyadari bahwa kualitas masa anak-anak (early chilhood) termasuk
masa prasekolah merupakan cermin kualitas bangsa di masa yang akan
datang. Pandangannya jelas menunjukkan akan betapa pentingnya pendidikan
bagi anak yang membutuhkan bimbingan dari guru dan orangtua dalam
mewarnai hubungan anak dengan teman sebaya dan lingkungan sosialnya.
Penyelenggaraan pendidikan anak prasekolah telah diatur
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 2 Tahun
1989 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 1990 tentang
Pendidikan anak Prasekolah. Di sahkannya UUSPN tersebut oleh pemerintah
sebagai bentuk kepeduliannya akan arti masa prasekolah (3-6 tahun) yang
merupakan pijakan awal untuk mengenalkan pendidikan kepada anak usia dini.
Lebih dari lima belas tahun konsep pendidikan anak prasekolah
berjalan hingga akhirnya menemukan cara pandang baru tentang pendidikan
anak yaitu dengan konsep PAUD pada tahun 2003. Gagasan PAUD pada
dasarnya ingin mempertajam kembali konsep pendidikan anak prasekolah
sebagai pandangan awal sesuai dengan konteks jaman.
PAUD
menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (SPN) dijelaskan bahwa PAUD adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut.
Sederhananya konsep PAUD adalah konsep pendidikan yang ingin
menawarkan kepada masyarakat akan pentinganya karakteristik dan perilaku
anak usia dini. Selain itu, juga ingin berbagi beban dalam menyikapi
berbagai persoalan yang biasa muncul dan dihadapi orangtua baik di
sekolah maupun di rumah berkaitan dengan gangguan belajar yang dialami
anak usia dini.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, konsep PAUD saat ini
telah menarik perhatian para peminatnya yang berkecimpung di lapangan
pedagogis. Lebih dari itu berdasarkan hasil penelitian penulis di Griya Bukit
Jaya Gunungputri kab. Bogor dari bulan Oktober (2006) - Juli (2007)
berkaitan dengan Pola Asuh Orangtua terhadap motivasi belajar anak usia
dini menunujukkan bahwa pola asuh orangtua sangat mempengaruhi motivasi belajar anak usia dini.
Pentingnya pola asuh orangtua terhadap anak usia dini
mengandung arti bahwa pendidikan dalam keluarga merupakan pondasi bagi
perkembangan pribadi anak. Orangtua yang mampu menyadari akan peran dan
fungsinya yang demikian strategis akan mampu menempatkan diri secara
lebih baik dan menerapkan pola pendidikan secara lebih tepat sesuai
dengan kebutuhan anak.
Berbasis Learning By Doing
Anak ibarat mutiara dalam lautan. Setiap orangtua yang
melahirkannya sudah pasti akan menjaga, merawat dan mendidik sampai
dewasa. Anak adalah pribadi yang unik. Oleh karena itu, anak bukan orang
dewasa mini. Cara pandang seperti ini meminjam istilah Kak Seto sudah
tidak relevan lagi sebab sangat berbeda dengan kenyataan asli orang
dewasa. Anak adalah tetap anak-anak bukan orang dewasa ukuran mini. Anak
dalam proses tumbuh kembangnya sangat dipengaruhi oleh orang lain dan
lingkungannya. Sehingga dalam proses awal belajar anak akan
menemui kendala begitu juga dengan pola asuh orangtua. Inilah yang
disebut dengan ketidakmampuan belajar (learning disability).
Padahal menurut Strauss dan Werner (1942) yang pernah melakukan
penelitian ketidakmampuan belajar pada anak usia dini yang dikutip
(Lidia, 2003) bukan karena seorang anak tidak mampu mengerjakan
tugas-tugasnya, melainkan berawal dari adanya kerusakan sistem syaraf
sehingga menghambat proses belajar.
Saat ini, setelah Strauss dan Werner melakukan penelitiannya
diawal abad 20 banyak para ahli pendidikan anak prasekolah (usia dini)
seperti Dewey, Montessori dan Piaget yang turut berperan dan
mempengaruhinya menyumbangkan pengetahun tentang proses berpikir pada
anak-anak. Terutama dewasa ini dari hasil pengembangan teorinya banyak
mainan anak-anak sebagai media untuk belajar dirancang khusus guna
meningkatkan cipta, rasa dan karsa pada anak-anak.
Oleh karena itu, PAUD yang telah digagas memiliki dasar berpijak
dari berbagai macam pendekatan dalam pendidikan. Terutama PAUD yang
berbasis learning by doing. Artinya proses belajar anak usia dini yang menitik beratkan pada usaha
belajar sambil beraktivitas. Aktivitas di sini maksudnya adalah
aktivitas yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini yaitu bermain.
Pendekatan ini dilakukan untuk mendukung suasana belajar
yang menyenangkan dengan penataan ruang yang representatif. Tentu saja
dengan memperhatikan sarana dan prasarana, di tempat mana anak sering
bermain, bagaimana posisinya apakah membahayakan dirinya atau tidak.
Semuanya dirancang agar motivasi belajar anak tumbuh sesuai dengan
kebutuhannya.
Di samping itu, anak usia dini memerlukan kedekatan fisik, kondisi
dan suasana yang akrab di mana komunikasi guru di sekolah atau orang tua
di rumah sangat membantu proses belajarnya. Sudah saatnya model pola
asuh yang otoriter ditinggalkan, sebab akan mengundang kondisi
psikologis
anak yang tidak nyaman. Sehingga orangtua akan merasa gelisah karena
anaknya belum bisa mengenal huruf dan belum bisa menulis.
Bermain di sini bukan berarti menerima peran anak apa adanya
tapi memberikan kesempatan pada anak untuk berpartisipasi dengan
berkomunikasi dan bekerjasama untuk membangkitkan keterampilan sosial
dan emosionalnya.
Dengan demikian dari berbagai macam permainan yang ditawarkan
seperti melukis, mewarnai, menyusun balok, puzzle, sangat penting
diajarkan untuk melatih daya kerja otak pada anak usai dini.Tidak
menutup kemungkinan belajar dengan aktivitas bermain akan membangkitkan
keterampilan fisik, keterampilan matematis, yang dapat melahirkan
keterampilan membaca dan menulis. Dalam konteks pedagogis
aktivitas bermain ini tidak sepenuhnya dengan media bermain dan belajar
yang mahal, tapi dapat diganti dengan media belajar dan bermain dalam
bentuk lain yang mudah dijangkau harganya, tidak berbahaya, menarik
perhatian anak serta memotivasi anak untuk belajar.
Wallohua’alam bishowab.
———-
Saturday, March 31, 2012
STRATEGI dan PEMBELAJARAN
HAKIKAT PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK
Pengertian Pendidikan dan Komponen-komponen Pendidikan
Dalam arti
luas pendidikan adalah segala bentuk pengalaman belajar yang berlangsung
dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk mengembangkan
kemampuan seoptimal mungkin sejak lahir sampai akhir hayat. Dalam arti
sempit, pendidikan identik dengan persekolahan di mana pendidikan
dilakukan dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang terprogram dan
terencana secara formal. Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri
dari komponen-komponen yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dan
saling berhubungan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut meliputi:
1) tujuan pendidikan, 2) peserta didik, 3) pendidik, 4) kurikulum, 5)
fasilitas pendidikan, dan 6) interaksi edukatif.
Para ahli
pendidikan anak berpendapat bahwa pendidikan TK merupakan pendidikan
yang dapat membantu menumbuhkembangkan anak dan pendidikan dapat
membantu perkembangan anak secara wajar. Pada hakikatnya pendidikan
TK/usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing,
mengasuh, dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan
kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak usia dini pada
hakikatnya adalah upaya untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
Hakikat Pembelajaran di Taman Kanak-kanak
Pada
hakikatnya anak itu unik, mengekspresikan perilakunya secara relatif
spontan, bersifat aktif dan energik, egosentris, memiliki rasa ingin
tahu yang kuat, antusias terhadap banyak hal, bersifat eksploratif dan
berjiwa petualang, kaya dengan fantasi, mudah frustrasi, dan memiliki
daya perhatian yang pendek. Masa anak merupakan masa belajar yang
potensial.
Kurikulum
untuk anak usia dini/TK harus benar-benar memenuhi kebutuhan anak sesuai
dengan tahap perkembangan dan harus dirancang untuk membuat anak
mengembangkan potensi secara utuh. Baik Kurikulum TK 1994 maupun
Kurikulum TK 2004 pada dasarnya sama memuat aspek-aspek perkembangan
yang dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh yang mencakup bidang
pengembangan perilaku melalui pembiasaan dan bidang kemampuan dasar.
Pembelajaran
anak usia dini/TK pada hakikatnya adalah pembelajaran yang berorientasi
bermain (belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar),
pembelajaran yang berorientasi perkembangan yang lebih banyak memberi
kesempatan kepada anak untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat.
Pendekatan yang paling tepat adalah pembelajaran yang berpusat pada anak
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA TK
Hakikat Perkembangan
Perkembangan
dan pertumbuhan merupakan satu proses dalam kehidupan manusia yang
berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai akhir hayat.
Perkembangan juga diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami
oleh seorang individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang
berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik itu
menyangkut aspek fisik maupun psikis. Sistematis, berarti perubahan
dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau saling
mempengaruhi antara bagian-bagian organisme. Progresif, berarti
perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam (meluas)
baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis).
Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme
itu berlangsung secara bertahap dan berurutan.
Perkembangan
memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut. 1) Perkembangan merupakan
proses yang tidak pernah berhenti. 2) Semua aspek perkembangan saling
mempengaruhi. 3) Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu. 4)
Perkembangan terjadi pada tempat yang berlainan. 5) Setiap fase
perkembangan mempunyai ciri khas. 6) Setiap individu yang normal akan
mengalami tahapan/fase perkembangan.
Fase
perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang
perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau
pola-pola tingkah laku tertentu. Para ahli mengemukakan pendapat yang
berbeda tentang pembabakan atau periodisasi perkembangan ini.
Pendapat-pendapat tersebut secara garis besar dapat digolongkan menjadi
tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis, dan psikologis.
Karakteristik Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak
Perkembangan
anak usia TK yang terentang antara usia empat sampai dengan enam tahun
merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan.
Perkembangan pada usia ini mencakup perkembangan fisik dan motorik,
kognitif, sosial emosional, serta bahasa.
Ketika anak
mencapai tahapan usia TK (3 sampai 6 tahun), terdapat ciri yang sangat
berbeda dengan usia bayi. Perbedaannya terletak pada penampilan,
proporsi tubuh, berat dan panjang badan, serta keterampilan yang mereka
miliki.
Dilihat
dari tahapan menurut Piaget, anak usia TK berada pada tahapan
praoperasional, yaitu tahapan di mana anak belum menguasai operasi
mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan
menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan
simbol-simbol. Melalui kemampuan tersebut anak mampu berimajinasi atau
berfantasi tentang berbagai hal.
Perkembangan
emosi berhubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap
ini emosi anak usia prasekolah lebih rinci atau terdiferensiasi, anak
cenderung mengekspresikan emosi dengan bebas dan terbuka. Sikap marah
sering mereka perlihatkan dan sering berebut perhatian guru.
Perkembangan
sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial
anak merupakan hasil belajar, bukan hanya sekedar hasil dari kematangan.
Perkembangan sosial diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan
belajar dari berbagai respons terhadap dirinya. Bagi anak prasekolah,
kegiatan bermain menjadikan fungsi sosial anak semakin berkembang.
Anak
prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan bicara
melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat
menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti bertanya, berdialog, dan
menyanyi. Sejak usia dua tahun anak sangat berminat untuk menyebut nama
benda. Minat tersebut terus berlangsung sehingga dapat menambah
perbendaharaan kata.
PEMBELAJARAN YANG BERORIENTASI PERKEMBANGAN
Prinsip-prinsip Perkembangan Anak
Penyelenggaraan
pendidikan Taman Kanak-kanak menuntut pendidik yang memiliki kemampuan
profesional, sosial dan pribadi yang baik. Salah satu kemampuan yang
harus dimiliki oleh pendidik atau guru Taman Kanak-kanak adalah memahami
perkembangan anak. Pemahaman tentang karakteristik perkembangan anak
memberikan kontribusi terhadap pendidik untuk merancang kegiatan, menata
lingkungan belajar, mengimplementasikan pembelajaran serta mengevaluasi
perkembangan dan belajar anak.
Prinsip-prinsip
perkembangan anak meliputi: (1) anak berkembang secara holistik, (2)
perkembangan terjadi dalam urutan yang teratur, (3) perkembangan anak
berlangsung pada tingkat yang beragam di dalam dan di antara anak, (4)
perkembangan baru didasarkan pada perkembangan sebelumnya, (5)
perkembangan mempunyai pengaruh yang bersifat kumulatif.
Prinsip-prinsip
perkembangan anak tersebut memberikan implikasi bagi pendidik dalam
menentukan tujuan, memilih bahan ajar, menentukan strategi, memilih dan
menggunakan media, serta mengevaluasi perkembangan dan mendukung belajar
anak secara optimal.
Dasar Pemikiran dan Pengertian Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan
Ada
beberapa hal yang mendasari munculnya praktik pembelajaran yang
berorientasi perkembangan, antara lain meningkatnya praktik pembelajaran
yang bersifat formal di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini,
kuatnya tuntutan dan tekanan orang tua dan masyarakat terhadap
pengajaran yang lebih bersifat akademik, kesalahpahaman masyarakat
tentang konsep pendidikan anak usia dini.
Pembelajaran
yang berorientasi perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu (1)
berorientasi pada usia, (2) berorientasi pada anak secara individual,
dan (3) berorientasi pada konteks sosial budaya anak.
Praktik
pembelajaran yang berorientasi perkembangan menekankan pada hal-hal
sebagai berikut: (1) anak secara holistik, (2) program pendidikan yang
bersifat individual, (3) pentingnya kegiatan yang diprakarsai anak, (4)
fleksibel, lingkungan kelas menstimulasi anak, (5) pentingnya bermain
sebagai wahana belajar, (6) kurikulum terpadu, (7) belajar melalui
bekerja, (8) memberikan pilihan kepada anak tentang apa dan bagaimana
caranya belajar, (9) penilaian bersifat kontinu, dan (10) bermitra
dengan orang tua untuk mendukung perkembangan dan belajar anak.
Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan Untuk Anak Usia Taman Kanak-kanak
Prinisp-prinsip pembelajaran yang berorientasi perkembangan dapat diidentifikasi dari beberapa dimensi, sebagai berikut.
Menciptakan iklim yang positif dan kondusif untuk belajar.
Membantu keeratan kelompok dan memenuhi kebutuhan individu.
Lingkungan
dan jadwal hendaknya memberi kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi
aktif, mengambil inisiatif, melakukan eksplorasi terhadap objek dan
lingkungannya.
Pengalaman belajar hendaknya dirancang secara konkret dan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih kegiatannya sendiri.
Mendorong
anak-anak untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan berbahasa
secara menyeluruh yang meliputi kemampuan berbicara, mendengarkan,
membaca dan menulis dini.
Strategi pembelajaran dirancang agar anak dapat berinteraksi dengan anak lainnya secara individual dan dalam kelompok kecil.
Motivasi
dan bimbingan diberikan agar anak mengenal lingkungannya, mengembangkan
keterampilan sosial, pengendalian dan disiplin diri.
Kurikulum
diorganisasikan secara terpadu untuk mengembangkan seluruh aspek
perkembangan anak yang meliputi aspek fisik motorik, sosial emosi,
kognitif, bahasa, dan seni.
Penilaian terhadap anak dilakukan secara kontinu, melalui observasi.
Mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang telah dilakukan anak dan cara melakukan kegiatan tersebut.
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Pengertian dan Komponen-komponen Pembelajaran
Perencanaan
pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan
kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan anak agar tujuan dapat
tercapai.
Perencanaan
pembelajaran mengandung komponen-komponen yang ditata secara sistematis
dimana komponen-komponen tersebut saling berhubungan dan saling
ketergantungan satu sama lain.
Komponen-komponen perencanaan pembelajaran meliputi:
Tujuan
merupakan komponen pertama dalam perencanaan pembelajaran merupakan
proyeksi tentang hasil belajar atau kemampuan yang harus dicapai anak
setelah belajar.
Materi adalah bahan yang akan diajarkan agar tujuan tercapai.
Kegiatan belajar mengajar adalah proyeksi kegiatan belajar yang harus dilakukan anak agar tujuan tercapai.
Media dan sumber belajar merupakan salah satu komponen yang memberi dukungan terhadap proses belajar.
Evaluasi
merupakan suatu proses memilih, mengumpulkan informasi untuk membuat
keputusan. Evaluasi sebagai alat untuk mengukur tingkat ketercapaian
tujuan.
Prosedur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Salah satu tugas guru adalah membuat perencanaan pembelajaran.
Jenis-jenis
perencanaan di TK meliputi Perencanaan Tahunan, Perencanaan Semester,
Perencanaan Mingguan (SKM), Perencanaan Harian (SKH).
Perencanaan
Tahunan, memuat keterampilan, kemampuan, pembiasaan-pembiasaan dan
tema-tema yang sesuai dengan minat anak dan dekat dengan lingkungan
anak.
Perencanaan semester merupakan penjabaran dari perencanaan tahunan yang dibagi ke dalam dua semester.
Perencanaan
Mingguan berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai kemampuan yang
telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan tema pada minggu itu.
Perencanaan
Harian (SKH) merupakan perencanaan operasional yang disusun oleh guru
dan merupakan acuan dalam melaksanakan pembelajaran. SKH dijabarkan dari
SKM.
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
Konsep Belajar dan Prinsip-prinsip Belajar Anak
Belajar
adalah proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman dan latihan.
Prinsip-prinsip belajar merupakan suatu ketentuan yang harus dilakukan
anak ketika ia belajar.
Anak adalah
pebelajar aktif. Ketika bergerak anak mencari stimulasi yang dapat
meningkatkan kesempatan untuk belajar. Anak menggunakan seluruh tubuhnya
sebagai alat untuk belajar. Anak secara energik mencari cara untuk
menghasilkan potensi maksimum.
Belajar
anak dipengaruhi kematangan. Guru harus memahami bagaimana kematangan
anak dapat dicapai dan apa yang perlu dilakukan untuk memfasilitasi
matangan tersebut.
Belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan. Tidak hanya lingkungan fisik tetapi juga lingkungan belajar.
Anak
belajar melalui kombinasi lingkungan fisik, sosial dan refleksi. Dengan
pengalaman tersebut anak memperoleh pengetahuannya. Tugas guru bagaimana
menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak memperoleh pengalaman
fisik, sosial dan mampu merefleksikannya.
Anak belajar dengan gaya yang berbeda. Ada yang tipe visual, tipe auditif dan tipe kinestetik.
Anak
belajar melalui bermain. Melalui bermain anak dapat memahami menciptakan
memanipulasi simbol-simbol dan mentransformasi objek-objek tersebut
Variabel Strategi Pembelajaran
Tujuan.
Karakteristik tujuan perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan
strategi pembelajran, apakah berkaitan dengan, pengembangan kognitif,
bahasa, sosial emosi, fisik, moral agama , motorik.
Tema, tema
pembelajaran di TK, meliputi 20 tema, masing-masing tema memiliki
karakteristik tersendiri. Dalam memilih dan menggunakan strategi
pembelajaran karakteristik tema merupakan salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan.
Kegiatan.
Kegiatan perlu pula dipertimbangakan karena belajar di TK tidak hanya
dilaksanakan di dalam kelas tetapi juga ada kegiatan belajar di luar
kelas.
Anak. Anak
perlu dipertimbangkan, karena anak memilki karakteristik dalam
perkembangan dan belajarnya anak itu unik dan memilki potensi untuk
belajar.
Media dan
Sumber belajar. Media dan sumber belajar yang dipilih harus dapat
mendukung terlaksananya proses belajar yang efektif dan relevan dengan
strategi pembelajaran yang dipilih guru.
Guru-guru
merupakan faktor penentu dalam keberhasilan belajar anak. Kepiawaian
guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran merupakan
faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar anak.
PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Pengertian dan Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
Strategi
pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam mewujudkan
kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran adalah segala usaha
guru untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan
yang diharapkan. Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan
kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak belajar.
Terdapat
beberapa kriteria yang harus menjadi pertimbangan guru dalam memilih
strategi pembelajaran, yaitu (1) karakteristik tujuan pembelajaran
apakah untuk pengembangan aspek kognitif, aspek afektif atau psikomotor.
Atau apakah pembelajaran itu bertujuan untuk mengembangkan domain
fisik-motorik, kognitif, sosial emosi, bahasa, dan estetika; (2)
karakteristik anak sebagai peserta didik baik usianya maupun
kemampuannya; (3) karakteristik tempat yang akan digunakan untuk
kegiatan pembelajaran apakah di luar atau di dalam ruangan; (4)
karakteristik tema atau bahan ajar yang akan disajikan kepada anak; dan
(5) karakteristik pola kegiatan yang akan digunakan apakah melalui
pengarahan langsung, semi kreatif atau kreatif.
Semua
kriteria ini memberikan implikasi bagi guru untuk memilih stratgei
pembelajaran yang paling tepat digunakan di Taman Kanak-kanak
Karakteristik Cara Belajar Anak
Anak
belajar dengan cara yang berbeda dengan orang dewasa. Beberapa
karakteristik cara belajar anak itu antara lain (1) anak belajar melalui
bermain; (2) anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya; (3)
anak belajar secara alamiah, dan (4) anak belajar paling baik jika yang
dipelajarinya menyeluruh, bermakna, menarik, dan fungsional.
Bermain
sebagai salah satu cara belajar anak memiliki ciri-ciri simbolik,
bermakna, aktif, menyenangkan, suka rela, ditentukan oleh aturan, dan
episodik.
Para ahli
teori konstruktivisme mempunyai pandangan tentang cara belajar anak
yaitu bahwa anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya melalui
kegiatan mengeksplorasi objek-objek dan peristiwa yang ada di
lingkungannya dan melalui interaksi sosial dan pembelajaran dengan orang
dewasa.
Lingkungan
yang diciptakan secara kondusif akan mengundang anak untuk belajar
secara alamiah tanpa paksaan sehingga apa yang dipelajari anak dari
lingkungannya adalah hal-hal yang benar-benar bermakna, fungsional,
menarik dan bersifat menyeluruh.
JENIS-JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK
Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Umum di Taman Kanak-kanak
Ada
beberapa jenis strategi pembelajaran umum yang dapat digunakan di Taman
Kanak-kanak. Strategi pembelajaran tersebut pada umumnya lebih
menekankan pada aktivitas anak dalam belajar, namun, tidak berarti
peranan guru pasif. Guru harus berperan sebagai fasilitator yang dapat
memberikan kemudahan dan kelancaran kepada anak dalam proses belajar.
Jenis-jenis
strategi pembelajaran umum tersebut adalah: (1) meningkatkan
keterlibatan indra, (2) mempersiapkan isyarat lingkungan, (3) analisis
tugas, (4) scaffolding, (5) praktik terbimbing, (6) undangan/ajakan, (7)
refleksi tingkah laku/tindakan, (8) refleksi kata-kata, (9) contoh atau
modelling, (10) penghargaan efektif), (11)
menceritakan/menjelaskan/menginformasikan, (12) do-it-signal, (13)
tantangan, (14) pertanyaan, dan (15) kesenyapan.
Strategi-strategi
pembelajaran tersebut dapat diintegrasikan atau digabungkan dalam
keseluruhan proses pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan belajar yang
lebih bervariasi.
Strategi Pembelajaran Khusus di Taman Kanak-kanak
Terdapat
beberapa jenis strategi pembelajaran khusus yang dapat diterapkan di
Taman Kanak-kanak. Penerapan strategi pembelajaran khusus tersebut pada
prinsipnya sama dengan penerapan strategi pembelajaran umum, yaitu harus
mempertimbangkan karakteristik tujuan, karakteristik anak dan cara
belajarnya, karakteristik tempat yang akan digunakan, dan pola kegiatan.
Jenis-jenis
strategi pembelajaran khusus tersebut adalah (1) kegiatan
eeksploratori, (2) Penemuan Terbimbing, (3) Pemecahan Masalah, (4)
Diskusi, (5) Belajar Kooperatif, (6) Demonstrasi, dan (7) Pengajaran
Langsung.
Di samping
strategi pembelajaran di atas, guru Taman Kanak-kanak dituntut untuk
dapat menggunakan strategi pembelajaran lainnya sehingga pembelajaran
menjadi lebih menarik.
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA ANAK
Rasional Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Anak pada
hakikatnya memiliki potensi untuk aktif dan berkembang. Pembelajaran
yang berpusat pada anak banyak diwarnai paham konstruktivis yang
dimotori Piaget dan Vigotsky.
Anak adalah
pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Mereka membangun pengetahuannya
ketika berinteraksi dengan objek, benda, lingkungan, baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosial.
Yang melandasi pembelajaran yang berpusat pada anak adalah pendekatan perkembangan dan pendekatan belajar aktif.
Belajar
aktif merupakan proses dimana anak usia dini mengeksplorasi lingkungan
melalui mengamati, meneliti, menyimak, menggerakkan badan mereka
menyentuh, mencium, meraba dan membuat sesuatu terjadi dengan
objek-objek di sekitar mereka.
Pembelajaran
yang berpusat pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut: 1)
prakarsa kegiatan tumbuh dari minat dan keinginan anak, 2) Anak-anak
memilh bahan dan memutuskan apa yang ingin ia kerjakan, 3) Anak
mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh indranya, 4)
Anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung, 5) Anak
mentransformasikan dan menggabungkan bahan-bahan, 6) Anak menggunakan
otot kasarnya, 7) Anak menceritakan pengalamannya.
Prosedur Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Pembelajaran
yang berpusat pada anak harus direncanakan dan diupayakan dengan
matang. Upaya yang dilakukan adalah dengan merencanakan dan menyediakan
bahan/peralatan yang dapat mendukung perkembangan dan belajar anak
secara komprehensif. Untuk itu perlu disediakan area-area yang
memungkinkan berbagai kegiatan sesuai pilihannya.
Area- area tersebut meliputi:
Area Pasir dan Air.
Area Balok.
Area Rumah dan Bermain Drama.
Area Seni.
Area Manipulatif.
Area Membaca dan menulis.
Area pertukangan atau kerja Kayu.
Area musik dan gerak.
Area komputer.
Area bermain di luar ruangan.
Pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada anak meliputi: tahap perencanaan, tahap bekerja dan tahap melaporkan kembali.
Contoh Penerapan Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Plan Do
Review, merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
anak. Dalam pendekatan ini anak diberi kesempatan untuk melakukan sesuai
dengan minat dan keinginannya, mulai dari membuat perencanaan, (Plan),
mengerjakan (Do), dan melaporkan kembali (Review).
Prosedur pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
Tahap merencanakan (Planning Time).
Pada tahap ini anak diberi kesempatan untuk membuat rencana dari kegiatan yang akan mereka lakukan selanjutnya.
Tahap Bekerja (Work Time).
Tahap ini adalah tahap dimana anak bermain dan memecahkan masalah. Anak mentransformasikan rencana ke dalam tindakan.
Tahap Review (Recall).
Tahap ini merupakan tahap memperlihatkan apa yang telah dilakukan anak pada tahap bekerja.
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERMAIN
Rasional Strategi Pembelajaran melalui Bermain
Bermain
merupakan suatu kegiatan yang melekat pada dunia anak. Bermain adalah
kodrat anak. Bermain dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang
bersifat voluntir, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran
secara intrinsik, meyenangkan dan fleksibel.
Kriteria
dalam kegiatan bermain adalah memotivasi intrinsik, memiliki pengaruh
positif, bukan dikerjakan sambil lalu. Cara bermain lebih diutamakan
daripada tujuannya, serta bermain memiliki kelenturan.
Fungsi
bermain bagai anak TK adalah: Menirukan apa yang dilakukan oleh orang
dewasa. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan
nyata. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata.
Untuk
mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata.
Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng. Untuk
melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima seperti berperan
sebagai pencuri. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan
seperti gosok gigi. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan
seperti gosok gigi, serta untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai
penyelesaian masalah.
Ditinjau
dari dimensi perkembangan sosial, bermain digolongkan sebagai berikut:
bermain soliter, bermain secara paralel, bermain asosiatif, dan bermain
secara kooperatif.
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran melalui Bermain Anak
Rancangan
kegiatan bermain meliputi penentuan tujuan dan tema kegiatan bermain;
macam kegiatan bermain; tempat dan ruang bermain; bahan dan peralatan
bermain; dan urutan langkah bermain.
Tujuan
kegiatan bermain bagi anak usia TK adalah untuk meningkatkan
pengembangan seluruh aspek perkembangan anak usia TK, baik perkembangan
motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosi atau sosial. Kegiatan
bermain akan memberikan hasil yang optimal apabila kegiatan itu
dirancang dengan saksama dan tidak secara kebetulan. Tema yang akan
dipilih dapat mengacu pada 20 tema yang terdapat dalam PKB TK 1994.
Menentukan
jenis kegiatan bermain yang akan dipilih sangat tergantung kepada tujuan
dan tema yang telah ditetapkan sebelumnya. Penentuan jenis kegiatan
bermain diikuti dengan jumlah peserta kegiatan bermain. Selanjutnya
ditentukan tempat dan ruang bermain yang akan digunakan, apakah di dalam
atau di luar ruangan kelas, hal itu sepenuhnya tergantung pada jenis
permainan yang dipilih.
Sebelum
melakukan kegiatan bermain, bermacam bahan dan peralatan yang sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai perlu dipersiapkan terlebih dahulu
secara lengkap. Langkah berikutnya adalah menentukan urutan langkah
bermain yang disertai dengan penetapan kegiatan yang harus dilaksanakan
oleh setiap peserta permainan.
Contoh Penerapan Pembelajaran melalui Bermain
Pelaksanaan kegiatan bermain terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
Kegiatan prabermain
Kegiatan bermain
Kegiatan penutup
Pada kegiatan prabermain, terdapat dua macam kegiatan persiapan, yaitu:
Kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain
Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan dalam kegiatan bermain
Tahap
bermain terdiri dari rangkaian kegiatan yang berurutan dari awal sampai
dengan akhir kegiatan bermain. Banyaknya kegiatan pada tahap bermain
sangat tergantung pada jenis permainan yang dipilih, serta jumlah anak
yang mengikuti permainan.
Kegiatan
penutup merupakan kegiatan akhir dari seluruh langkah kegiatan bermain.
Pada kegiatan ini, guru memberikan penekanan pada aspek-aspek yang
sepatutnya dikembangkan dan dimiliki oleh anak seperti, menunggu
giliran, kemampuan bekerja sama, kemampuan memecahkan masalah dan
sebagainya.
Evaluasi
atau penilaian perlu dilaksanakan agar guru mendapatkan umpan balik
tentang keberhasilan kegiatan bermain. Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui ketercapaian tujuan kegiatan bermain yang telah ditetapkan
sebelumnya
. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERCERITA
Rasional Strategi Pembelajaran melalui Bercerita
Metode
bercerita merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di Taman
Kanak-kanak. Metode bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran
yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan
cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus
menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan
pendidikan bagi anak TK.
Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi pembelajaran di Taman Kanak-kanak haruslah memperhatikan hal-hal berikut:
Isi cerita harus terkait dengan dunia kehidupan anak TK.
Kegiatan
bercerita diusahakan dapat memberikan perasaan gembira, lucu, dan
mengasyikkan sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh suka cita
Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik dan menarik.
Beberapa
macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat
membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar,
menggunakan papan flannel, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu
cerita, atau bercerita dengan menggunakan jari-jari tangan.
Bercerita
sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil untuk memudahkan guru
mengontrol kegiatan yang berlangsung sehingga akan berjalan lebih
efektif. Selain itu tempat duduk pun harus diatur sedemikian rupa,
misalnya berbentuk lingkaran sehingga akan terjalin komunikasi yang
lebih efektif.
Prosedur Penerapan Pembelajaran melalui Bercerita
Kegiatan
bercerita merupakan kegiatan yang memiliki manfaat besar bagi
perkembangan anak serta pencapaian tujuan pendidikan. Sebelum
melaksanakan kegiatan bercerita guru terlebih dahulu harus merancang
kegiatan bercerita berupa langkah-langkah yang harus ditempuh secara
sistematis.
Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru adalah sebagai berikut:
Menetapkan tujuan dan tema cerita.
Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih.
Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.
Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita.
mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita;
mengatur tempat duduk;
melaksanakan kegiatan pembukaan;
mengembangkan cerita;
menetapkan teknik bertutur;
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
Penerapan Strategi Pembelajaran melalui Bercerita
Penerapan strategi pembelajaran melalui bercerita mengacu pada prosedur pembelajaran yang telah dikembangkan sebelumnya, yaitu:
Menetapkan tujuan dan tema cerita.
Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih.
Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.
Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita:
mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita;
mengatur tempat duduk;
melaksanakan kegiatan pembukaan;
mengembangkan cerita;
menetapkan teknik bertutur;
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
Tujuan yang
ingin dicapai melalui kegiatan bercerita serta tema yang dipilih oleh
guru menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan lainnya. Guru memiliki
kebebasan untuk menentukan bentuk cerita yang dipilih, sepanjang bisa
menggambarkan isi cerita dengan baik. Bahan dan alat yang dipergunakan
dalam kegiatan bercerita sangat bergantung kepada bentuk cerita yang
dipilih sebelumnya.
Pengaturan
tempat duduk, merupakan hal yang patut mendapat perhatian karena
pengaturan yang baik membuat anak merasa nyaman dan dapat mengikuti
cerita di samping teknik bercerita, dan teknik
Macam-macam metode mengajar
1. Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Kelebihan metode eksperimen :
a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya
b. Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia
c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia
Kekurangan metode eksperimen :
a. Metode ini lebih sesuai dengan baidang-bidang sains dan teknologi
b. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal
c. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan
d. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa diharapkan kepada suatu masalah yang bias berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
Kelebihan metode diskusi :
a. Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan-prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah
b. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
c. Memperluas wawasan
d. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah
Kekurangan Metode diskusi :
a. Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang
b. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
c. Peserta mendapat informasi yang terbatas
d. Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Kelebihan metode demonstrasi :
a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat)
b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
c. Proses pengajaran lebih menarik
d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri,
Kekurangan metode demonstrasi :
a. metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif
b. fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik
c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
4. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakainya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah social.
Kelebihan metode sosiodrama :
a. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.
b. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
c. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak.
d. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.
Kekurangan metode sosiodrama
a. Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif
b. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pamahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan
c. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas
d. Sering kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan.
5. Metode Problem Solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpilan.
Kelebihan metode problem solving :
a. metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja
b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia
c. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahannya.
Kekurangan metode problem solving :
a. menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sanagat memerlukan kemmpuan dan keterampilan guru. Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pemecahan masalah hanya cocok untuk SLTP, SLTA, dan PT saja. Padahal untuk siswa SD sederajat bjuga bias dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan taraf kemampuan berfikir anak
b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain
c. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
6. Metode Tugas dan Resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Kelebihan metode tugas dan resitasi :
a. kelompok Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun
b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru
c. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa
d. Dapat mengembangkan krearivitas siswa
Kekurangan Metode tugas dan resitasi :
a. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain
b. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpatisipasi dengan baik
c. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa
d. Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.
7. Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/ menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dll.
Kelebihan metode karyawisata :
a. Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran
b. Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhab di masyarakat
c. Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa
d. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan actual
Kekurangan metode karyawisata :
a. Fasilitas yang diperlukan ndan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah
b. Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang
c. Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain gar tak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karyawisata
d. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan
e. Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
8. Metode Latihan
Metode latihan yang disebut juga metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.
Kelebihan metode latihan :
a. Untuk memeperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat (mesin permaianan dan atletik), dan terampil menggunakan peralatan olahraga
b. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (symbol), dsb
c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan symbol, membaca peta, dsb
d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan
e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya
f. Pembentukkan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.
Kekurangan metode latihan :
a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan
d. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis
e. Dapat menimbulkan verbalisme
9. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, kerana sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.
Kelebihan metode ceramah :
a. Guru mudah menguasai kelas
b. Mudah mengorganisasikan tempat duduk atau kelas
c. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar
d. Mudahn mempersiapkan dan melaksanakannya
e. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
Kekurangan Metode ceramah :
a. Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
b. Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerimanya
c. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan
d. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali
e. Menyebabkan siswa menjadi pasif.
10. Metode Bermain (khusus untuk anak TK)
Metode bermain adalah metode yang dapat membantu penyaluran kelebihan tenaga untuk memperoleh keseimbangan antara kegiatan dengan menggunakan kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenangan.
Kelebihan metode bermain :
a. Siswa lebih senang
b. Dapat diikuti oleh seluruh siswa
c. Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak lain
d. Guru dapat berinteraksi langsung dengan anak
e. Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari
f. Guru dapat langsung mengkelompokkan kegiatan bermain
Kekurangan metode bermain :
a. Guru dan siswa mudah capek
b. Kadang ada anak yang senang bermainnya tapi tidak mau berhenti ketika selesai.
11. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
Kelebihan metode Tanya jawab :
a. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang rebut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya
b. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya piker, termasuk daya ingat
c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat
Kekurangan metode Tanya jawab :
a. Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab
b. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa
c. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang
d. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.
12. Metode Bercerita
Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi
anak dengan membawa cerita kepada anak secara lisan.
Kelebihan metode bercerita :
a. Anak lebih banyak menyerap verbal
b. Guru lebih mudah mengatur anak
c. Anak lebih senang membayangkan secara ilustrasi cerita yang diberikan guru
d. Dapat mengendalikan emosi anak
e. Membuat anak lebih penasaran akan cerita yang diberikan guru
Kekurangan metode cerita :
a. Harus punya banyak referensi bahan buku bacaan
b. Guru harus bisa bercerita baik secara lisan, membaca maupun imprufisasi
c. Guru harus bisa membawa situasi kepada anak agar anak dapat hanyut dalam cerita
13. Metode Bercakap-cakap
Metode bercakap-cakap merupakan metode bentuk komunikasi antar pribadi. Berkomunikasi merupakan proses dua arah. Untuk terjadinya komunikasi dalam percakapan diperlukan keterampilan mendengar dan keterampilan berbicara. Metode ini sangat penting bagi anak TK.
Kelebihan metode bercakap-cakap :
a. Dapat saling mengkomunikasikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan secara verbal
b. Mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif.
Kekurangan metode bercakap-cakap :
a. Kurangnya bahan pembicaraan
b. Bersifat lebih monoton
14. Metode Audio Visual
Metode audio visual merupakan metode modern dimana dalam penyampaian diberikan dengan menggunakan alat seperti televise, CD, LCD, dll siswa dapat melihat langsung dengan alat peraga.
Kelebihan metode audio visual :
a. Anak dapat langsung melihat dengan menggunakan alat peraga
b. Lebih menarik bagi anak karena lebih berwarna
c. Guru tidak perlu menjelaskan langsung karena sudah ada gambar dan suara yang menjelaskannya.
Kekurangan metode audio visual :
a. Sekolah harus mempunyai fasilitas audio visual
b. Guru harus bisa mengoperasikan alat-alat modern
15. Metode Proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pengajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
Kelebihan metode proyek :
a. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan
b. Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu
c. Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip di daktik modern yang dalam pengajaran perlu diperhatikan :
- Kemampuan individu siswa dan kerja sama dalam kelompok
- Bahan pelajaran tak lepas dari kehidupan riel sehari-hari yang penuh dengan masalah
- Pengembangan aktivitas, krestivitas dan pengalaman siswa banyak dilakukan
- Agar teori dan praktek, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Kekurangan metode proyek :
a. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, secara vertical maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini
b. Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah
c. Bahan pelajaran sering menjadi luar sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
Contoh Proposal PAUD
PROPOSAL
DANA BANTUAN
PROGRAM PAUD/ KOBER
Disusun Oleh:
PAUD/ KOBER AL-HUDA
Kampung Bolang IV Rt 18/05 Desa Cibuluh
Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang
Tahun 2010
PEMEINTAH KABUPATEN SUBANG
KECAMATAN TANJUNGSIANG
DESA CIBULUH
LEMBARAN PENGESAHAN
Berdasarkan usulan proposal yang di ajukan oleh penyelenggara SPS “ PAUD AL-HUDA” / Nomor: /SPS-/ ( Bulan/ Romawi) 2010. Perihal Permohonan bantuan SPS pada SPS AL-Huda yang beralamat di kampung Bolang IV Rt: 18/05 Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang. Kepala Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang Menyetujui dan Mengesahkan Kepada PAUD SPS Al-Huda untuk mendapatkan dana bantuan penyelenggaran program Satuan PAUD Sejenis (SPS) Tahun Anggaran 2010 yang bersumber dari dana APBD Provinsi
Subang, 28-11-2010
Kepala Desa Cibuluh
SAEFUL ZAMAN
PAUD / KOBER AL-HUDA
KECAMATAN TANJUGSIANG
Kmp Bolang IV Rt 18/05 Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kab. Subang
Subang, 28-11-2010
Nomor : 017/SPS/AL-HUDA/2010
Lampiran :
Perihal : Permohonan bantuan dana
Kepada,
Yth. Bpk. Gubernur Jawa Barat
Di
Bandung
Dalam upaya meningkatkan pelayanan dan mutu PKBM di Masyarakat, maka kelompok PAUD KOBER yang beralamat di Kmp Bolang IV Rt 18/05 Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang Akan mengajuan usulan Proposal bantuan Dana PAUD
Program PAUD / KOBER yang di selenggarakan di Kmp Bolang IV Rt 18/05 Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang yang nantinya bisa di jadikan barometer kecamatan tanjungsiang itu sendiri dan kecamatan lainnya, oleh karena itu dalam penataan pelaksanaannya masih banyak kekurangannya dan perlu penataan serta pembenahan lebih lanjut sehingga mendekati pada proses penyempurnaan.
Semoga usulan proposal bantuan dana PAUD/ KOBER Al- Huda ini mendapat persetujuan dan pengesahan dari Bapak Gubernur Jawa Barat serta ada realisasi di lapangan.
Demikian atas perhatian dan bantuannya kami sampaikan terima kasih.
Kepala Desa Cibuluh PAUD/ KOBER AL-HUDA
Penyelenggara
SAEFUL ZAMAN Aj. DEDENG YUSUF S
SATUAN PAUD SEJENIS / KOBER AL-HUDA
DESA CIBULUH KECAMATAN TANJUNGSIAG
KABUPATEN SUBANG
SURAT PERNYATAAN
KELANJUTAN PROGRAM SETELAH MENERIMA BANTUAN
Kami yang bertandatangan di bawah ini menerangkan bahwa untuk kelangsungan Jalannya Program PAUD KOBER AL-HUDA setelah mendapat bantuan Dana dari Bapak Gubernur Jawa Barat Akan terus berjalan dengan upaya pemberdayaan dana dari masyarakat setempat ( Swadaya ) tanpa tergantung pada bantuan pemerintah saja.
Demikian surat ini kami buat untuk dipergunakan sebagai mana semestinya.
Subang,28-11-2010
Kepala Desa Cibuluh Penyelenggara
SAEFUL ZAMAN Aj. DEDENG YUSUF S
KATA PENGANTAR
Penyelenggaraan Satuan PAUD Sejenis (SPS) Adalah salah satu bentuk dari realisasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Telah Mengamanatkan dilaksanakannya pendidikan kepada seluruh rakyat Indonesia sejak usia dini yaitu sejak anak dilahirkan, oleh sebab itu penyelenggaraan PAUD / KOBER sebagai upaya kesejahteraan anak ditujukan untuk menumbuhkan potensi anak secara optimal sehingga anak siap untuk menghadapi perkembangan selanjutnya. Program SPS dan kelanjutannya merupakan tanggungjawab bersama baik penyelengara maupun lembaga Dinas Khususnya PNF.
Program PAUD / KOBER yang diselenggarakan di Kmp Bolang IV Rt 18/05 Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kab. Subang merupakan program terpadu, oleh karena itu dalam pelaksanaannya masih banyak kekurangan, perlu pembenahan lebih lanjut sehingga mendekati pada proses penyempurnaan.
Mudah-mudahan melalui program ini yang kami usulkan dapat bermanfaat khusus bagi PAUD/KOBER AL-HUDA dan umumnya adanya kemajuan dan keselamatan bagi semua dan diharapkan bisa tertampung pada suatu lembaga PKBM yang berlandaskan dari, oleh dan untuk masyarakat.
Semoga proposal PAUD /KOBER ini mendapat tanggapan serta kajian pihak berkompeten dalam hal ini Bapak Gubernur Jawa Barat Serta ada realisasi dilapangan.
Penyusun
I. LATAR BELAKANG
Pendidikan Anak Sejak Usia Dini merupakan salah satu kunci mengatasi keterpurukan bangsa khususnya dalam menyiapkan sumberdaya manusia yang handal nantinya dan juga pendidikan yang sangat menentukn bagi tumbuh kembangnya anak didik di kemudian hari.
Anak merupakan aset keluarga, masyarakat dan bangsa sehinga harus mendapat pembinaan jasmani, mental spiritual dan sosial sejak dini, mengingat pada usia 0-6 tahun masa menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem Pendidikan Nasional Bagian Ketujuh Pasal 28 menegaskan Bahwa Penidikan anak Usia Dini Pada jalur pendidikan Non Formal berbentuk PAUD, Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lainnya yang sederajat, secara umum pengertian PAUD adalah salah satu bentuk kesejahteraan anak dengan mengutamakan kegiatan bermain. Yang juga menyelenggarakan pendidikan prasekolah bagi anak usia 0-6 tahun sampai memasuki pendidikan dasar.
Hasil identifikasi data yang ada di Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang sudah di analisis oleh kami selaku pengurus PAUD, akan tetapi dana yang tersedia belum memadai oleh karena itu kami megusulkan proposal pada Bapak Gubernur Jawa Barat dengan data pendukung terlampir
II. LANDASAN HUKUM
1. Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan pemerintah Nomor 27 Tahun 1991 tentang Prasekolah.
3. Peraturan pemrintah Nomor 27 Tahun 1991 tentang Pendidikn Luar Sekolah.
4. Keputusan materi Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 018/U/1997 tentang peraturan Penyelenggaraan Pendidikan pada keompok bermain.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Dapat mengelola dan membentuk tempat belajar PAUD/ KOBER secara baik, terencana dan terpadu sesuai dengan kondisi lokal sehinga dapat menumbuhkan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik juga.
b. Untuk mempersiapkan dasar- dasar bagi perkembangan lebih lanjut
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan keyakinan beragama.
b. Mengembangkan budi pekerti dalam kehidupan.
c. Mengembangkan sosialisasi dan kepekaan emosional.
d. Meningkatkan disiplin melalui hidup teratur.
e. Mengembangkan komunikasi dalam kehidupan berbahasa.
f. Meningkatkan pengetahuan dan atau pengalaman melalui kemampuan daya fikir.
g. Mengembangkan koordinasi motorik halus dan kreatifitas dalam keterampilan dan seni.
h. Meningkatkan kemampuan motorik kasar dalam rangka kesehatan jasmani.
3. Tujuan yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan PAUD/KOBER Al- Huda sebagai berikut:
a. Masyarakat sekitar termotivasi untuk mendidik anaknya melalui PAUD/KOBER Al-Huda.
b. Masyarakat mamahami akan pentingnya program PAUD/KOBER serta bisa memanfaatkannya sehingga dapat mempersiapkan anaknya untuk memasuki jenjang sekolah dasar.
c. Mengembangkan potensi anak yang tergabung dalam kelompok bermain sehingga mereka bisa tumbuh dan berkembang untuk menjadi anak yang terampil, cerdas dan mandiri dalam menghadapi usia sekolah.
d. Membantu meletakkan dasar pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan anak didik dalam menyesuaikan dengan lingkungannya agar siap memasuki pendidikan dasar untuk pertumbuhan perkembangan selanjutnya.
IV. LOKASI PELAKSANAAN
Tempat yang dijadikan lokasi PAUD/KOBER Al-huda adalah di kampung Bolang IV Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang. Ha ini merupakan tempat strategis baik kondisi lingkungan maupun sarana dan prasarana yang mendukung.
V. SASARAN
Yang menjadi sasaran PAUD/KOBER Al-huda adalah seluruh anak usia 0-6 tahun serta posyandu, ibu hamil yang ada dikampung Bolang IV Des Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang. Dengan rentang 0-6 tahun ini mudah-mudahan bisa memberkan kesempatan kepada mereka untuk menjadi peserta didik yang mandiri serta mempersiapkan peserta didik agar lebih siap memasuki jenjang persekolahan.
VI. SARANA YANG DIMILIKI
Tersedianya gedung yang telah dibangun masyarakat untuk dijadikan tempat belajar anak-anak, empat penimbangan posyandu loksinya di gedung PAUD AL-HUDA di kampug Bolang IV Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang.
VII. JADWAL PELAKSANAAN
Adapun jadwal pelaksanaannya :
a. Rencana persiapan
b. Identifikasi kebutuhan sarana lokasi PAUD/KOBER.
c. Warga belajarbeserta orang tua
d. Tenaga pendidik.
e. Lokasi pelaksaaan.
f. Analisis data hasil identifikasi sasaran.
g. Penetapan peserta didik dan tenaga pengajar berdasarkan hasil identifikasi.
h. Pembentuka tim penyelenggara PAUD/KOBER sebagai berikut:
Pelindung : Kepala Desa Cibuluh
Penasihat : Ketua LKMD Desa Cibuluh
Penanggungjawab : Ketua RW 05 Bolang IV
Penyelenggara : Aj. Dedeng Yusuf S
Sekretaris : Ade Sukaesih
Bendahara : Kurniasih
i. Rencana pelaksanaan.
j. Melakanakan kegiatan PAUD/KOBER mengacu kepada pedoman (kurikulum) Diknas dan Departemen Agama.
k. Pengelola kegiatan di laksanakan secara terpadu oleh berbagai unsur, dinas / lembaga terkait yang berada di lingkungan kecamatan dan kabupaten
l. Pemantauan kegiatan.
Pemantauan dilaksanakan melalui tahapan perencanaan\, pelaksanan dan tindak lanjut dengan uraian sebai berikut:
Tahapan | Unsur yang di pantau | Pemantau |
Persiapan/perencanaan | Identifkasi kebutuhan analisis dan penentuan sasaran, tenaga pendidik, sumber belajar, penentuan tenaga dan penylenggara. | Kepala Desa Cibuuh Ketua RW 05 Bolang IV |
Pelaksana | 1. Penyuluhan kepada orangtua melalui orientasi/ pembekalan / seminar PAUD/KOBER 2. Penilaian proses penyelenggaraan SPS | -Kepala Desa Cbuluh -Pengurus PKBM |
Tindak lanjut | Jenis upaya tindak lanjut pihak terkait memberikan dukungan baik moril maupn materil untuk kelangsungan PAUD/KOBER dengan cara bimbingan teknis. | -Tim penggerak PKK -Instansi terkait |
VIII. KETENAGAAN
No. | Peran | Pemeran | Rincian tugas |
1 | Pelindung | Kepala Desa Cibuluh | Memberikan perlindugan atas pelaksanaan PAUD/KOBER |
2 | Penasehat | Ketua RW 05 Bolang IV | Memerikan sarana untuk perkembangan PAUD/KOBER |
3 | Penangung jawab | Ketua PKBM | Bertanggung jawab atas penyelenggaraan PAUD/KOBER |
4 | Peyelenggara | | Bertanggung jawab secara penuh atas pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan pada PAUD/ KOBER |
5 | Tenaga pendidik | | Melaksanakan kegiatan mengajar anak didik dan mengadakan evaluasi atas perkembangan anak |
6 | Pesuruh | | Melaksanakan kebersihan disekitar lokasi tempat belajar |
7 | Pegawai tidak tetap | | Melaksanakan pemeriksaan kesehatan peserta, memberikan informasi tentang pengetahuan makanan bergizi dan keterampilan serta sikap. |
8 | Pemantau | Penilik PNF | Dalam rangka mitra kerja melaksanakan pemantauan atas pelaksanaan PAUD/ KOBER |
IX. DAYA DUKUNG
Dalam rangka melaksanakan PAUD/KOBER yang dilaksanakan di Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang Terdapat faktor pendukung, baik secara internal maupun Eksternal yang mendukung terhadap pelaksanaan PAUD/ KOBER diantaranya bangunan yang biasa di jadikan lokasi penyelenggaraan PAUD, disamping itu lokasi strategis dilihat dari sisi jangkauan peserta didik dan adanya tenaga pendidik yang sudah siap untuk mengabdikan dirinya dalam membantu dan membimbing peserta dengan latar belakang pendidikan yang bervariasi.
X. TINDAK LANJUT
- Setelah diadakan rintisan pembentukan kelompok bermain diharapkan penyelenggaraan PAUD/KOBER bisa berkelanjutan secara Kontinyu walaupun keadaan unsur penunjang masih dirasakan minim, akan tetapi dengan adanya rasa tanggung jawab untuk membantu pendidikan peserta secara optimal bisa terwujud.
- Bisa mengembangkan PAUD/KOBER baru di daerah lain dan komplek yang ada bisa dijadikan acuan bagi yang lainnya.
- Diharapkan adanya dukungan dan bantuan dari Bapak Gubernur Jawa Barat
- Keterlibatan dinas/ lembaga dan masyarakat dalam penyelenggaraan PAUD/ KOBER lebih optimal guna membenahi kekurangan yang ada serta perbaikan lebih lanjut.
XI. PENUTUP
Demikian proposal yang kami ajukan kepada Bapak Gubernur Jawa Barat dengan adanya PAUD/KOBER di Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang Mudah- mudahan ada motivasi untuk mendidik anak sejak usia dini. Kami menyadari bahwa pelaksanaan PAUD/ KOBER ini masih banyak kekurangan akan tetapi harapan kami mudah-mudahan Proposal ini dapat di terima dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Subang 28-11-2010
PAUD /KOBER Al- HUDA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
JADWAL PEMBELAJARAN
HARI | WAKTU | MATERI | KETERANGAN |
SENIN | 07.30-08.00 08.00-08.30 08.30-09.00 09.00-10.00 10.00-10.30 | - Pengenalan Hurup Latin - Bernyanyi - Istirahat - Melipat/ mewarnai - Berdo’a | |
SELASA | 07.30-08.00 08.00-08.30 08.30-09.00 09.00-10.00 10.00-10.30 | - Pengenalan Angka - Bernyanyi - Istirahat - Peraktek Ibadah - Berdo’a | |
RABU | 07.30-08.00 08.00-08.30 08.30-09.00 09.00-10.00 10.00-10.30 | - Pengenalan Hurup Arab - Bernyanyi - Istirahat - Menempel/Mencocokan - Berdo’a | |
KAMIS | 07.30-08.00 08.00-08.30 08.30-09.00 09.00-10.00 10.00-10.30 | - Pengenalan Angka - Bernyanyi - Istirahat - Olahraga - Berdo’a | |
Siubang 2010
Penyelenggara
PAUD /KOBER AL-HUDA
Aj. DEDENG YUSUF S
DAFTAR NAMA PENYELENGGARA
PROGRAM PAUD/KOBER AL-HUDA
NO | NAMA | L/P | Tempat/ Tgl lahir | Pekerjaan | Pendidikan | Alamat |
1 | Dedeng Yusuf S | L | Subang, 06-08-1978 | Wiraswasta | - | Bolang IV |
Subang, 28-11-2010
Penyelenggara
Aj. DEDENG YUSUF S
STRUKTUR ORGANIGRAM KEPENGURUSAN PAUD/KOBER
AL-HUDA
DESA CIBULUH
KEC. TANJUNGSIANG KAB SUBANG
1. Pembina | - Camat Tanjungsiang - Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Tanjungsiang - Penilik PNF Kecamatan Tanjungsiang - Kepala Desa Cibuluh |
2. Ketua 3. Sekretaris 4. Bendahara 5. Tutor | : Dedeng Yusuf S : Ade Sukaesih : Nina Siti Nuramalia |
NO | NAMA | TGL LAHIR | PENDIDIKAN | ALAMAT | JABATAN | TMT |
1 | NINA SITI NURAMALIA | 25-12-1988 | SLTA | BOLANG IV | TUTOR | 16-07-2007 |
2 | KURNIASIH | 14-04-1971 | SLTP | BOLANG IV | TUTOR | 16-07-2007 |
3 | ADE SUKAESIH | 03-10-1981 | SLTP | BOLANG IV | TUTOR | 13-07-2009 |
4 | IPIH WARYANIH | 02-05-1982 | SMEA | BOLANG IV | TUTOR | 13-07-2009 |
5 | SAHRU KURNIADI | 04-04-1970 | PGA | BOLANG IV | TUTOR | 13-07-2009 |
DAFTAR WARGA BELAJAR
PAUD/KOBER AL-HUDA
DESA CIBULUH KAC. TANJUNGSIANG KAB. SUBANG
KELOMPOK (1-2 Tahun)
NO | NAMA | TANGGAL LAHIR | NAMA ORANGTUA | ALAMAT |
1 | FAIRUZ SYIRFA F | 24-10-2008 | YANTI/AEF | BOLANG IV |
2 | KUSTIAN HADIWIJAYA | 21-09-2008 | ILAH/IDAS | BOLANG IV |
3 | SINTIA DEWI | 28-08-2008 | CARSITI/UJANG | BOLANG IV |
4 | YUNITA | 29-06-2008 | UNIH/MAHYA | BOLANG IV |
5 | WISNU MAULANA F | 28-06-2008 | SURYATI/SUMARYA | BOLANG IV |
6 | RIAN | 23-06-2008 | YUYUM/DAMIN | BOLANG IV |
7 | MISNA AMELIA | 19-06-2008 | RENI/YAYA | BOLANG IV |
8 | ATIN KOMALA | 07-06-2008 | ILAH/AMUD | BOLANG IV |
9 | IMELDA MUTIARA | 10-03-2008 | IPIH/ADE S | BOLANG IV |
10 | TONI GUNAWAN | 12-03-2008 | RUNAESIH/DIDIN | BOLANG IV |
11 | NOVA ARYANTO | 07-01-2008 | LILIS/RUKMAN | BOLANG IV |
12 | | | | |
KELOMPOK (2-3 Tahun)
NO | NAMA | TANGGAL LAHIR | NAMA ORANGTUA | ALAMAT |
1 | NITA NURBAETI | 27-07-2007 | IRUN/SARPIN | BOLANG IV |
2 | YOGI RISKI PERMANA | 31-08-2007 | KARYANI/DARMITA | BOLANG IV |
3 | FARID MUFTI M | 24-08-2007 | ST AISYAH/AHMAD | BOLANG IV |
4 | RIJAL ABD ROSYID | 23-07-2007 | NURYANI/KUSMAN | BOLANG IV |
5 | RAHMUDDIN | 11-03-2007 | NURAIDAH/SUNARDI | BOLANG IV |
KELOMPOK (3-4 Tahun)
NO | NAMA | TANGGAL LAHIR | NAMA ORANGTUA | ALAMAT |
1 | SYIFA SOFIYATUL M | 13-12-2006 | SITI SOLIHAT/CAHWAN | BOLANG IV |
2 | TALITA SYAFA F | 21-09-2006 | MARYATI/TEGUH | BOLANG IV |
3 | RISNA | 23-07-2006 | TARSIMAH/ADE S | BOLANG IV |
4 | WITA JUNITA | 17-06-2006 | MIMI/SAYUD | BOLANG IV |
5 | TITIN | 04-03-2006 | CARYATI/SUHMID | BOLANG IV |
6 | RIAN HANDAYANA | 01-02-2006 | NIH/MAHYA | BOLANG IV |
7 | SITI SUMANAH | 25-01-2006 | SARSIH/DOHEDI | BOLANG IV |
8 | NESSA NURULAINI N | 21-01-2006 | NURIKLIMA/NANANG | BOLANG IV |
| | | | |
KELOMPOK (4-5Tahun)
NO | NAMA | TANGGAL LAHIR | NAMA ORANGTUA | ALAMAT |
1 | ALI IRNAWAN | 12-04-2005 | ATIN/JEJE | BOLANG IV |
2 | CICA PURNAMASARI | 13-12-2005 | DARWATI/MASRIF | BOLANG IV |
3 | WULANDARI M | 12-11-2005 | MIMI/SAHRU | BOLANG IV |
4 | DADAN RAMDAN | 31-10-2005 | ADE S/SURYANA | BOLANG IV |
5 | SITI ZENAB | 20-07-2005 | NURJANNAH/NURYADIN | BOLANG IV |
6 | DENA | 15-07-2005 | EVI/AGUS | BOLANG IV |
7 | SALIS JAMILATUL H | 28-06-2005 | CICIH/JAJA | BOLANG IV |
8 | RIAN ROSADI | 02-02-2005 | ST MARYAM/MIFTAH | BOLANG IV |
9 | KARYA HIDAYAT | 21-04-2005 | LILIS/CAHRUDDIN | BOLANG IV |
10 | ROBI BANA JUNDANA | 02-04-2005 | DEDAH/ARIFIN | BOLANG IV |
11 | RIO | 12-01-2005 | TIA/NASWAT | BOLANG IV |
12 | SITI KHOLISOH | 05-06-2005 | AMINAH/CAHMAR | BOLANG IV |
13 | TRESNA NURLELI | 13-11-2005 | MARLIAH/DADI | BOLANG IV |
14 | NABILA AZAHRA | 24-08-2005 | IMAS/UDIN | BOLANG IV |
Subang, 28-11-2010
Penyelenggara
Dedeng Yusuf S
RAB
No | Nama barang | Banyaknya | Harga satuan | Total harga |
1 | Alat bermain | 8 buah | | 13.852.500 |
2 | Alat peraga | 38 buah | 53.000 | 2.014.000 |
3 | Cat tembok | 2 buah | 300.000 | 600.000 |
4 | Cat kayu | 8 buah | 45.000 | 360.000 |
5 | Konsumsi gizi anak | X38 anak x 16hari/bulan x 1tahun | | 45.600.000 |
6 | Alat tulis siswa | 38 buah | | 728.000 |
JUMLAH | 63.154.500 |
Subscribe to:
Posts (Atom)